Khutbah

Khutbah Jumat: Jelang Pemilu, Hindari Caci Maki Sesama Anak Bangsa

NU Online  Ā·  Kamis, 25 Mei 2023 | 20:15 WIB

Khutbah Jumat: Jelang Pemilu, Hindari Caci Maki Sesama Anak Bangsa

Khutbah Jumat: Hindari Caci Maki Sesama Anak Bangsa Jelang Pemilu . (Foto: NU Online/Freepik)

Khutbah Jumat ini mengingatkan setiap elemen bangsa untuk menghindari caci maki jelang tahun politik. Sebagai pesta demokrasi, Pemilu harus dilakukan dengan riang gembira dan jauh dari hiruk pikuk ujaran kebencian dan sejenisnya.
Ā 

Teks khutbah Jumat ini berjudul ā€œKhutbah Jumat: Jelang Pemilu, Hindari Caci Maki Sesama Anak Bangsaā€. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I
Ā 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų£ŁŽŁ†Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ ŲØŁŲµŁŲ­Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’ŁˆŁŽŲ§Ų­Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł. Ų§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŲŒ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ ŲØŁŽŲ¹ŁŽŲ«ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲÆŁ‘ŁŁˆŁ’Ų³Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§Ł†Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¢Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…Ł. Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁŠŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³ŁŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’Ł†ŁŁŠŁ’ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ§ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. Ā Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ ŁŁŁŠŁ’ ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŁ’Ų§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ.Ā 


Ma’âsyiral hĆ¢dirin, hafidzakumullahĀ 

Pada kesempatan yang mulia ini dan di tempat yang mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhĆ¢nahu wa ta’âlĆ¢ dengan cara berusaha selalu mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.Ā 


Ma’âsyiral hĆ¢dirin, hafidzakumullahĀ 

Pada siang hari ini kita diberikan kenikmatan yang luar biasa oleh Allah berupa nikmat iman, islam, dan kesehatan jasmani, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah shalat Jum’at, Alhamdulillahi rabbil alamin. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke pangkuan Nabi agung Muhammad ļ·ŗ.Ā 
Ā 

Ma’âsyiral hĆ¢dirin, hafidzakumullahĀ 
Ā 

Agama Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur kehidupan manusia secara vertikal yang hanya mengurus hubungan manusia dengan Tuhan. Namun agama Islam juga mengatur hubungan horizontalĀ yakni dengan sesama manusia.


Allah mengatur bagaimana hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan Nabinya, dengan sahabat, dan semua penghuni alam semesta ini tetap terjalin harmonis. Manusia sebagai khalifah di muka bumi tidak diperbolehkan semena-mena bertindak dan berucap yang meliputi perkataan kotor, caci maki, umpatan-umpatan, hingga kekerasan fisik tanpa ada alasan yang legalkan oleh syariat.


Mengumpat bagi sebagian orang mungkin sudah menjadi sebuah kebiasaan. Mengumpat bisa berbentuk kata-kata yang kasar atau bisa juga dengan menyebut nama hewan tertentu dan sebagainya yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan misuh-misuh. Hal ini tidak baik untuk kesehatan mental seorang muslim.


Kita tidak mengetahui secara hakikat, orang yang kita umpat itu di mata Allah dia pasti lebih buruk dari kita, ataukah justru dia itu lebih baik di mata Allah dibanding kita yang mengumpat.Ā 


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Ā 


ŁŠŁŽŁ°Ł“Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ł±Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ŪŸ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ³Ł’Ų®ŁŽŲ±Ł’ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŒ مِّن Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰Ł°Ł“ Ų£ŁŽŁ† ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ†ŁŁˆŲ§ŪŸ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…Ł‘ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’Ā 


Artinya: ā€œHai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka."Ā 


ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ł“Ų”ŁŒ مِّن Ł†Ł‘ŁŲ³ŁŽŲ§Ł“Ų”Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰Ł°Ł“ Ų£ŁŽŁ† ŁŠŁŽŁƒŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…Ł‘ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ū–Ā 


"Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. "


ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ„Ł’Ł…ŁŲ²ŁŁˆŁ“Ų§ŪŸ Ų£ŁŽŁ†ŁŁŲ³ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ²ŁŁˆŲ§ŪŸ ŲØŁŁ±Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ„Ł’Ł‚ŁŽŁ°ŲØŁĀ 


"Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan."


ŲØŁŲ¦Ł’Ų³ŁŽ Ł±Ł„ŁŁ±Ų³Ł’Ł…Ł Ł±Ł„Ł’ŁŁŲ³ŁŁˆŁ‚Ł ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽ Ł±Ł„Ł’Ų„ŁŁŠŁ…ŁŽŁ°Ł†ŁĀ 


"Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman"


ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ† Ł„Ł‘ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁŲØŁ’ ŁŁŽŲ£ŁŁˆŪŸŁ„ŁŽŁ°Ł“Ų¦ŁŁƒŁŽ Ł‡ŁŁ…Ł Ł±Ł„ŲøŁ‘ŁŽŁ°Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ


"dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."Ā (QS. Al-Hujurat: 11)
Ā 

Ma’âsyiral hĆ¢dirin, hafidzakumullahĀ 


Suatu ketika, dalam sebuah hadits riwayat Jabir yang panjang, Nabi Muhammad ditanya oleh seorang laki-laki:Ā 


Ł‚ŁŁ„Ł’ŲŖŁ: Ų§Ų¹Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ’ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁŽŁ‘ŲŒ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ā«Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ³ŁŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŁ‘ Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁ‹Ų§Ā» Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: ŁŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲØŁŽŲØŁ’ŲŖŁ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ų­ŁŲ±Ł‹Ł‘Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁ‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹ŁŁŠŲ±Ł‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ§Ų©Ł‹ŲŒ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ā«ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ­Ł’Ł‚ŁŲ±ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŁˆŁŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŁƒŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŽ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŲ§ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ŲØŁŽŲ³ŁŲ·ŁŒ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ¬Ł’Ł‡ŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŁˆŁŁŲŒ


Artinya: ā€œNabi, berikan pesan wasiat kepadaku!. Nabi menjawab ā€˜Sungguh, jangan sekali-kali kamu mengumpat siapa pun!’ lalu Jabir mengatakan ā€˜setelah mendapat wasiat itu, aku tak pernah mengumpat, mencela siapa pun baik itu orang merdeka, hamba sahaya, onta, maupun sapi’, Lalu Nabi berpesan lagi ā€˜Jangan remehkan kebaikan sedikit pun. Bicaralah kepada saudaramu dengan wajah penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari kebaikan,ā€ (HR Abu Dawud)Ā 


Di antara hal yang dapat kita ambil pelajaran dari hadits ini adalah level larangan Nabi ini adalah larangan keras. Diksi larangan mengumpat yang beliau pakai ditambahi dengan nun taukid (لا تسبن) yang artinya ā€˜sungguh, jangan sekali-kali kamu mengumpat’. Ini adalah larangan keras. Larangan mengumpat ini mempunyai arti haram. Ibnu ā€˜Allan dalam kitabnya Dalilul Falihin menyatakan:Ā 


(قال: لا تسبن Ų£Ų­ŲÆŲ§Ł‹) السبّ الؓتم ŁˆŁ‡Łˆ Ų­Ų±Ų§Ł…ŲŒ


Artinya: ā€œYang namanya as-sabbu adalah mengumpat (misuh-misuh: Jawa). Hal itu hukumnya haram,ā€ (Muhammad Ali bin Muhammad bin, Dalilul Falihin, [Beirut: Darul Ma’rifah, 2004], juz 5, hlm. 273)


Terlebih menjelang tahun politik, semua masyarakat harus bisa menahan diri supaya tidak sampai ada kata-kata kotor dari mulutnya atau mengata-ngatai orang hanya karena beda pilihan pasangan calon presiden-wakil presiden atau beda partai. Hati-hati dalam komentar baik secara langsung maupun melalui media sosial.Ā 


Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Nabi Muhammad bersabda:Ā 


Ų³ŁŲØŲ§ŲØŁ المسلم ŁŲ³ŁˆŁ‚ŲŒ ŁˆŁ‚ŲŖŲ§Ł„Ł‡ كفر


Artinya: ā€œMengumpat orang muslim merupakan tindakan fasik (dosa besar). Ā Membunuhnya sama berarti kafir,ā€ (Muttafaq alaih)


Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin-Nawawi mengungkapkan:Ā 


ŁŠŁŽŲ­Ł’Ų±ŁŁ…Ł Ų³ŁŽŲØŁ‘ المسلم من غير Ų³ŲØŲØ ؓرعي ŁŠŲ¬ŁˆŁŁ‘Ų² Ų°Ł„Łƒ.


Artinya: ā€œHaram mengumpat orang muslim dengan tanpa sebab yang dilegalkan oleh syariat,ā€ (Imam Nawawi, Al-Adzkar lin-Nawawi, [Dar Ibnu Hazm: 2004], hlm. 577)


Bagi orang Islam yang mengumpat muslim lain, maka bagi pemerintah diperbolehkan mentakzir atau menghukum mereka.Ā 


Hadirin….Ā 

Keharaman mengumpat tidak hanya bagi saudara kita yang muslim saja, namun juga kepada non-muslim. Sesama warga Indonesia, kita semua harus menampilkan akhlak luhur Nabi Muhammad. Jangan sampai kita mengumpat, memberikan sumpah serapah kepada orang lain.Ā 


Ų³ŁŽŲØŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…Ł Ł„ŁŁ„Ų°ŁŁ‘Ł…ŁŁ‘ŁŠŁŁ‘ Ł…ŁŽŲ¹Ł’ŲµŁŁŠŁŽŲ©ŲŒ ، ŁˆŁŽŁŠŁŲ¹ŁŽŲ²ŁŽŁ‘Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…Ł ؄ِنْ Ų³ŁŽŲØŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ§ŁŁŲ±ŁŽ


Artinya: ā€œUmpatan orang muslim kepada kafir dzimmi adalah sebuah tindakan durhaka. Orang muslim dihukum jika mengumpat orang kafir,ā€Ā 


Ł‚ŁŽŲ§Ł„ Ų§Ł„Ų“ŁŽŁ‘Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŠŁŽŁ‘Ų©Ł: Ų³ŁŽŁˆŁŽŲ§Ų”ŁŒ Ų£ŁŽŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų­ŁŽŁŠŁ‹Ł‘Ų§ŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ł…ŁŽŁŠŁŁ‘ŲŖŁ‹Ų§ŲŒ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ł…ŁŽŁˆŁ’ŲŖŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŁŁ’Ų±Ł.


"Syafiiyyah mengatakan: baik orang kafir yang diumpat tersebut masih hidup atau sudah mati yang jelas-jelas orang yang mengumpat tersebut mati dalam keadaan kafir."Ā (Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, [Mesir: Darus Shafwah: 1427 H), juz 24, hlm. 141)


Dengan demikian, mengata-ngatai siapa pun, baik muslimĀ maupun non muslim, hukumnya tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, dalam suasana menjelang pemilu 2024 mendatang, marilah kita ciptakan kedamaian, ketenangan bersama-sama. Hindari berkata kotor baik secara lisan maupun tulisan di media sosial. Hindari politik identitas. Jangan buat agama sebagai tameng untuk memenuhi keinginan nafsu berkuasa dan mendapatkan nilai-nilai duniawi. Sebagai pemilih, marilah kita siapkan diri sebagai pemilih yang bijak dan cerdas dengan tanpa caci maki.Ā 


Semoga dunia yang kita huni ini selalu damai, dilindungi oleh Allah dari segala macam pertikaian sehingga kita hidup damai, bisa beribadah kepada Allah dengan baik, dan pada saatnya nanti kita dipanggil oleh Allah, akan mati dalam keadaan husnul khatimah, amin ya Rabbal alamin.Ā 


ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŁŠŁ’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ§ŁŁŠŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁƒŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲÆŁŽŁ‚ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲŖŁŁ„ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§ŁŽŁ†Ł ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŁ‘ŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ Ų¬ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł


Khutbah II


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلهِ Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ‹Ų§ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ الله ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŒ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ²ŁŽŁ„Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł ŁˆŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł„Ł‹Ų§. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ­ŁŽŲØŁŁŠŁ’ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ®ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų£ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŽŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ®ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ł…ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ų«Ł Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł‹ Ł„ŁŁ„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. اللهم ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų£ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł‹ ŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…ŁŽŲ©Ł‹ ŲØŁŲÆŁŽŁˆŁŽŲ§Ł…Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ: ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŁˆŁŽŲ§Ų­ŁŲ“ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ. ŁˆŁŽŲ­ŁŽŲ§ŁŁŲøŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ­ŁŲ¶ŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ…Ł’Ų¹ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŁˆŁ’Ų±ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲ§Ų¬ŁŲØŁŽŲ§ŲŖŁ. ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³ŁŽŲØŁŁ‘Ų­ŁŽŲ©Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł. اللهم اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ. اللهم Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŁŠŁŁˆŁ’ŁŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŁ„ŁŁŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽŲŒ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽŲŒ مِنْ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł‹ŲŒ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁŠŁ’ŲŖŁŽŲ§Ų”Ł Ų°ŁŁŠŁ’ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŲŒ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł


Ust. Ahmad Mundzir, Pengajar di Pesantren Raudhatul Qur’an an-Nasimiyyah, Kota Semarang
Ā