Khutbah

Khutbah Jumat: Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun

NU Online  Ā·  Kamis, 8 Agustus 2024 | 17:00 WIB

Khutbah Jumat: Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun

Ilustrasi amal saleh. (Foto: NU Online)

Rasulullah saw mengabarkan bahwa keimanan itu ada banyak cabang atau bukti. Cabang yang tertinggi adalah kalimah thayyibah; Lailahaillallah, sedangkan cabang yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Tidak jarang kita lebih memperhatikan amal yang besar dan membiarkan amal kecil. Padahal, amal kecil seperti menyingkirkan duri jalanan, selama didasari keimanan, akan menjadi bukti keimanan itu sendiri bahkan dapat mengantarkan kepada rida dan ampunan Allah.

 

Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul, ā€œKhutbah Jumat: Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapunā€. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

؄ِنّ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁŽ لِلّٰهِ Ł†ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللهِ مِنْ Ų“ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ Ų³ŁŽŁŠŁ‘Ų¦ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ¶ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŲ¶Ł’Ł„ŁŁ„Ł’ ŁŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ł‡ŁŽŲ§ŲÆŁŁŠŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ، Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‰ آلِهِ Ā ŁˆŁŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŠŁ’Ł†

 

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ، ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ، Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł’ Ł…ŁŲ«Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų°ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁŠŁŽŲ±ŁŽŁ‡Ł ، ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł’ Ł…ŁŲ«Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų°ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų“ŁŽŲ±Ł‹Ł‘Ų§ ŁŠŁŽŲ±ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŲµŁŽŲÆŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒĀ 

 

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Alhamdulillah, berkat limpahan rahmat dan inayah-Nya, kita masih mendapatkan nikmat iman-Islam, nikmat sehat, panjang umur, dan nikmat kekuatan, sehingga hati kita masih terpanggil menjalankan perintah Allah, dan duduk bersimpuh di tempat yang insya Allah penuh berkah ini.Ā 

 

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Nabi Besar Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabatnya, hingga kepada kita yang senantiasa berharap rida dan syafaatnya pada hari Kiamat.Ā 

 

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib selalu berpesan kepada diri pribadi khususnya dan kepada jamaah Jumat umumnya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, hanya dan takwa yang menjadi benteng dan keselamatan diri kita kelak. Ā 

 

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Rasulullah mengabarkan kepada kita semua bahwa keimanan itu memiliki tujuh puluh cabang atau bukti. Cabang yang tertinggi adalah kalimat tauhid, yaitu Lâilâhaillallâh, sedangkan bagian terendah adalah menyingkirkan duri di jalanan. Hal itu sejalan dengan sabdanya: 

 

Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁŠŁ…ŁŽŲ§Ł†Ł ŲØŁŲ¶Ł’Ų¹ŁŒ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŁˆŁ†ŁŽŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŲØŁŲ¶Ł’Ų¹ŁŒ ŁˆŁŽŲ³ŁŲŖŁ‘ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų“ŁŲ¹Ł’ŲØŁŽŲ©Ł‹ŲŒ ŁŁŽŲ£ŁŽŁŁ’Ų¶ŁŽŁ„ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł : Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲÆŁ’Ł†ŁŽŲ§Ł‡ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ…ŁŽŲ§Ų·ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ°ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ±ŁŁŠŁ‚ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ų“ŁŲ¹Ł’ŲØŁŽŲ©ŁŒ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁŠŁ…ŁŽŲ§Ł†Ł

 

Artinya, ā€œIman itu lebih dari 70 atau 60 cabang. Cabang paling utama adalah perkataan LĆ¢ ilĆ¢ha illallĆ¢h, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu itu termasuk cabang dari iman.ā€ (HR Muslim)

 

Kaitan dengan cabang atau bukti iman yang terendah, Nabi saw. sudah mengisahkan, ada seorang pria yang dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya karena telah menyingkirkan sebuah dahan berduri di jalan yang biasa dilalui banyak orang.Ā Hadits yang mengisahkannya adalah sebagai berikut:

 

ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŒ ŁŠŁŽŁ…Ł’Ų“ŁŁŠ ŲØŁŲ·ŁŽŲ±ŁŁŠŁ‚Ł ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲÆŁŽ ŲŗŁŲµŁ’Ł†ŁŽ Ų“ŁŽŁˆŁ’ŁƒŁ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ±ŁŁŠŁ‚Ł ŁŁŽŲ£ŁŽŲ®Ł‘ŁŽŲ±ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁŁŽŲ“ŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŲŗŁŽŁŁŽŲ±ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł

 

Artinya: ā€œSaat seorang pria sedang berjalan, tiba-tiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Kemudian ia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya,ā€ (HR. Ahmad).

Ā 

Pada redaksi yang lain, disebutkan:

 

Ł…ŁŽŲ±Ł‘ŁŽ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŒ ŲØŁŲŗŁŲµŁ’Ł†Ł Ų“ŁŽŲ¬ŁŽŲ±ŁŽŲ©Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲøŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł Ų·ŁŽŲ±ŁŁŠŁ‚ŁŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŽŲ£ŁŁ†ŁŽŲ­Ł‘ŁŁŠŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ¤Ł’Ų°ŁŁŠŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŁŽŲ£ŁŲÆŁ’Ų®ŁŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ©ŁŽ

 

Artinya, ā€œDikisahkan ada seorang pria melewati dahan sebuah pohon di badan jalan. Ia lantas berkata, ā€˜Demi Allah, aku akan menyingkirkan dahan ini agar tidak menghalangi kaum Muslimin. Berkat amal itu, ia dimasukkan ke surga,ā€ (HR. Muslim).Ā 

 

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Dua hadits di atas mengisahkan kepada kita bahwa seorang pria mendapati dahan berduri di jalan yang menghalangi diri dan pengguna jalan lain. Ia kemudian segera memotong dahan tersebut dan menyingkirkannya dari badan jalan. Tujuannya agar tidak membahayakan orang-orang yang melintas, terutama sesama muslim. Maka Allah pun mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga. Berkat amalnya itu, Rasulullah saw. melihatnya sedang mendapatkan kenikmatan di dalam surga. Ā Ā 

 

Dari kisah di atas, kita mengetahui bahwa pria itu hanya mengerjakan amal kecil, namun dibalas Allah dengan balasan besar nan istimewa. Sungguh besar dan luasnya rahmat serta karunia Allah. Pantas Rasululullah saw. selalu mengingatkan, ā€œSingkirkanlah duri dari jalan kaum Muslimin.ā€ Ā Ā 

 

Di sisi lain, beliau juga memperingatkan kita agar jangan pernah mengganggu apalagi mencelakakan sesama muslim, sebagaimana yang terungkap dalam hadits berikut:

Ā 

Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų¶ŁŽŲ§Ų±Ł‘ŁŽ ، Ų¶ŁŽŲ§Ų±Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų“ŁŽŲ§Ł‚Ł‘ŁŽ ، Ų“ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł

 

Artinya, ā€œSiapa saja yang membahayakan (orang lain), maka Allah akan menimpakan bahaya padanya. Siapa saja yang menyusahkan orang lain, maka Allah akan menimpakan kesusahan padanya.ā€ (HR. Abu Dawud). Ā 

 

Dan masih banyak lagi kisah dan riwayat serupa yang berbicara soal ini, seperti halnya kisah yang dialami oleh Sahabat Umar bin Khathab yang meraih rida Allah karena melepaskan burung dari tangan anak-anak. Kemudian, kisah Imam al-Ghazali yang meraih rida Allah karena menyayangi seekor lalat yang menghisap tinta yang akan dituliskannya. Bahkan, ada pula kisah seorang wanita sundal yang berhasil mendapat ampunan Allah karena amalnya memberi minum kucing yang tengah kehausan. Dan masih banyak lagi kisah lainnya.Ā 

 

Intinya, semua menunjukkan betapa mulianya kaum Muslimin yang mengamalkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan selama didasari oleh keimanan kepada Allah. Sehingga sudah sepantasnya, kita selalu menebar kebaikan walaupun itu kecil. Ingatlah bahwa sekecil apa pun amal kebaikan kita, akan tampak terlihat kelak di hadapan Allah, sebagaimana termaktub dalam surat az-Zalzalah ayat 7-8. Ā Ā 

Alih-alih mengganggu dan menyusahkan orang lain, kita sudah saatnya banyak mempermudah orang lain. Alih-alih mengotori dan merusak jalan, maka sebaiknya kita menjaga kebersihannya. Sebab, itulah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.Ā 

 

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Dari uraian dan kisah hadits di atas dapat ditarik sejumlah pelajaran penting, antara lain adalah:

 
  1. Bagian atau bukti tertinggi keimanan adalah mengikrarkan kalimat tauhid Lailahaillallah, sedangkan bagian terendah adalah menyingkirkan duri atau gangguan di jalan. Ā Ā 
  2. Betapa besarnya keutamaan amal baik walau hanya menyingkirkan sebuah duri di jalanan. Ā 
  3. Betapa luasnya rahmat Allah. Betapa agungnya balasan dari-Nya. Dia telah memberikan balasan surga kepada seorang hamba-Nya yang takwa dan selalu berbuat kebaikan. Sekecil apapun amal kebaikan itu. Ā Ā 
  4. Orang yang kurang peduli dengan kebersihan jalan, bisa menjadi ciri lemahnya internalisasi dan implementasi nilai-nilai agama. Ā Ā 
  5. Pohon yang mengganggu boleh ditebang, dipotong, atau dirapikan. Sementara pohon yang memberikan manfaat, seperti pohon rindang dan menjadi pelindung, sebaiknya dipelihara.Ā 
  6. Jangan bertindak semena-mena terhadap alam dan tumbuhan. Sebab, dampak buruknya akan kembali kepada manusia itu sendiri, seperti bencana longsor, banjir, dan susah air bersih di musim kemarau.Ā 
  7. Orang yang semena-mena menebang pohon yang berguna juga diperingatkan Rasulullah saw. dalam haditsnya, ā€œOrang yang memotong sebuah pohon, yang dengannya Allah melindungi kepalanya, maka ia akan berada dalam siksa api neraka.ā€ (HR. al-Baihaqi). Ā 
  8. Jangan pernah menyepelekan kebaikan, sekecil apa pun, baik kepada sesama muslim, sesama manusia, maupun sesama makhluk Allah. Ā Sebab, Allah tidak melihat kecilnya seorang hamba selama amal yang dilakukannya didasari keimanan. Lagi pula, rida Allah itu dirahasiakan, bisa saja ada pada amal besar bisa juga amal kecil. Lebih jelasnya, dapat dilihat kitab Al-Qashash an-Nabawi, karya Umar Sulaiman, Terbitan Darun-Nafais, halaman 241.
 

Demikian uraian khutbah ini. Semoga kita senantiasa diberi kemudahan untuk menunaikan amal yang dapat mengundang rida dan ampunan Allah swt. Amin ya robbal alamin.

 

ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¢ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°ŁŁ‘ŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁŽŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„Ų§ŁŽŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų„ŁŁ†Ł‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…Ł

Khutbah II

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ  لِلّٰهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŲ­ŁŽŲ§ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŲ¹Ł’ŲŖŁŲµŁŽŲ§Ł…Ł ŲØŁŲ­ŁŽŲØŁ’Ł„Ł اللهِ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽŲ“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł‡Ł Ł†ŁŽŲ¹Ł’ŲØŁŲÆŁ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁŁ‡ Ł†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ł…ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ų«Ł Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł‹ Ł„ŁŁ„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ·ŁŽŲ¹Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų±ŁŲ¹ŁŁˆŁ’Ų§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŲŒ ŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡Ų§ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ، Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

 

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ’ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų³ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹ŁŒ Ł‚ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŲØŁŒ Ł…ŁŲ¬ŁŁŠŁ’ŲØŁ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ¹ŁŽŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŲ§Ų¶ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¬ŁŽŲ§ŲŖŁ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ā Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁ Ų¬ŁŽŁ‡ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲØŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ³ŁŁŠŲ­Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ¬Ł‘ŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ł‡ŁŽŁ…Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ²ŁŽŁ†Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ¬Ł’Ų²Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł ŁˆŁŽ Ł†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŲØŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŲ®Ł’Ł„Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŁƒŁŽ مِنْ ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲØŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŲ¬ŁŽŲ§Ł„Ł ، Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲØŁ’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ مِنْ Ų£ŁŽŲ²Ł’ŁˆŁŽŲ§Ų¬ŁŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ°ŁŲ±Ł‘ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‚ŁŲ±Ł‘ŁŽŲ©ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŁŠŁŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų„ŁŁ…ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ŲŒ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ فِي Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁŠ Ų§Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł

 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŲŖŁŽŲ¢Ų¦Ł ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§ŲÆŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ł‡Ł ŁŠŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¬ŁŲØŁ’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł

 

Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.