Khutbah

Khutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diri

NU Online  Ā·  Jumat, 25 April 2025 | 08:00 WIB

Khutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diri

Khutbah Jumat tentang anjuran menghindari ikut campur urusan orang (freepik)

Mencampuri urusan orang lain tanpa izin bukan hanya berpotensi menimbulkan konflik, tetapi juga dapat merusak hubungan sosial, mengganggu privasi, dan mencoreng citra diri sendiri. Meskipun terkadang dilandasi niat baik atau rasa peduli, tindakan ini sering kali disalahartikan dan membawa dampak negatif bagi semua pihak yang terlibat. Karena itu, penting bagi setiap individu untuk belajar menahan diri, menghormati batasan pribadi orang lain, dan fokus memperbaiki urusan sendiri agar tercipta lingkungan sosial yang lebih sehat, saling menghargai, dan harmonis.

 

Khutbah Jumat ini berjudul: ā€œKhutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diriā€. Untuk mencetak, silahkan klik fitur download warna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠ Ų§ŁŽŁ”Ł†Ł’Ų²ŁŽŁ„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŁˆŁŽŲ¬Ł‹Ų§ŲŒ ŁŁŽŲµŁŽŁ‘Ł„ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŁŠŁŽŁ‘Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ų±ŁŽ ŲµŁŲ±ŁŽŲ§Ų·Ł‹Ų§ Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ¬Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ”Ų“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ”Ł†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų§Ł•Ł„Ł°Ł‡ŁŽ Ų§ŁŁ•Ł„ŁŽŁ‘Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ”Ų“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ”Ł†ŁŽŁ‘ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ”ŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ”Ł†ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ų§ŁŽŁ”Ł…ŁŽŁ‘Ų§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­Ł’Ł…Ł°Ł†ŁŲŒ ŁŁŽŲ§Ł•Ł†ŁŁ‘ŁŠ Ų§ŁŁ”ŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł…ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų§Ł†ŁŲŒ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł“Ł†Ł: ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§Ų¬Ł’ŲŖŁŽŁ†ŁŲØŁŁˆŁ’Ų§ ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…Ł‘ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲøŁ‘ŁŽŁ†Ł‘ŁŪ– Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„ŲøŁ‘ŁŽŁ†Ł‘Ł Ų§ŁŲ«Ł’Ł…ŁŒ ŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ¬ŁŽŲ³Ł‘ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų§ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲŗŁ’ŲŖŁŽŲØŁ’ ŲØŁ‘ŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶Ł‹Ų§Ū— Ų§ŁŽŁŠŁŲ­ŁŲØŁ‘Ł Ų§ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų§ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁ„ŁŽ Ł„ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽ Ų§ŁŽŲ®ŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ‹Ų§ ŁŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŁ‡Ł’ŲŖŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŪ— ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽŪ— Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŒ Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullahĀ 

Menjadi kewajiban bagi kita untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur biqauli: "Alhamdulillah", sebagai wujud terimakasih kepada Allah swt yang telah menganugerahkan nikmat yang tak bisa kita hitung satu persatu. Semoga kita senantiasa mendapatkan tambahan nikmat dari nikmat-nikmat yang kita syukuri ini dan menjadikan kita orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman tentang hubungan antara ketakwaan dan syukur:

 

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł ŲØŁŲØŁŽŲÆŁ’Ų±Ł ŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ų§ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ©ŁŒŪš ŁŁŽŲ§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽĀ 

 

Artinya: ā€œSungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu (pada saat itu) adalah orang-orang lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur.ā€ (Surat Ali Imran: 123)

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullahĀ 

Kita adalah makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat dengan berbagai ragam karakter dan sifat yang ada. Interaksi sosial dalam bermasyarakat adalah keniscayaan. Agar terwujud kebaikan, Islam mengajarkan batasan dan etika dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
Ā 

Jangan sampai keingintahuan kita berubah menjadi ghibah, namimah, atau bahkan fitnah. Jangan sampai komentar kita terhadap kehidupan orang lain justru menyakiti dan menambah dosa bagi kita. Sudah seharusnya sebagai umat Islam kita selalu menjalankan nilai-nilai yang diajar dalam Islam dan meninggalkan hal-hal yang membawa madlarat bagi kita. Rasulullah bersabda:

 

مِنْ Ų­ŁŲ³Ł’Ł†Ł Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ±Ł’Ų”Ł ŲŖŁŽŲ±Ł’ŁƒŁŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ§ Ł„Ų§ŁŽ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŁŠŁ‡ŁĀ 

 

Artinya: ā€œDi antara keindahan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat.ā€ (RiwayatĀ Imam At-Tirmidzi)

 

Di antara hal-hal yang bisa membawa madharat adalah mencampuri urusan orang lain tanpa diminta. Suka campur pada urusan orang lain bisa membawa banyak dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang yang dicampuri urusannya. Di antaranya adalah bisa merusak hubungan sosial karena orang yang merasa dicampuri urusannya bisa merasa tidak nyaman, tersinggung, atau marah. Hal ini bisa merusak hubungan pertemanan dan kekeluargaan

 

Campur tangan yang tidak pada tempatnya juga bisa memicu kesalahpahaman atau bahkan pertengkaran. Apalagi jika disertai dengan penilaian, prasangka buruk, atau kritik yang tidak diminta. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12:

 

ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§Ų¬Ł’ŲŖŁŽŁ†ŁŲØŁŁˆŁ’Ų§ ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…Ł‘ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲøŁ‘ŁŽŁ†Ł‘ŁŪ– Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„ŲøŁ‘ŁŽŁ†Ł‘Ł Ų§ŁŲ«Ł’Ł…ŁŒ ŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ¬ŁŽŲ³Ł‘ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų§ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲŗŁ’ŲŖŁŽŲØŁ’ ŲØŁ‘ŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶Ł‹Ų§Ū— Ų§ŁŽŁŠŁŲ­ŁŲØŁ‘Ł Ų§ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų§ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁ„ŁŽ Ł„ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽ Ų§ŁŽŲ®ŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ‹Ų§ ŁŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŁ‡Ł’ŲŖŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŪ— ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽŪ— Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŒ Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒĀ 

 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang."

 

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mencari kesalahan orang lain sekaligus menekankan pentingnya introspeksi diri dan fokus pada memperbaiki diri daripada menghakimi dan mencampuri urusan orang lain.

Dalam kitab Marah Labib, jilid II, halaman 439, Syekh Nawawi Banten menjelaskan bahwa ayat ini menjelaskan pentingnya menjauhi banyak prasangka buruk dan mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan setiap prasangka yang muncul dalam hati.Ā 

 

Mencampuri urusan orang lain juga dilandasi dengan prasangka-prasangka sehingga memunculkan keinginan untuk lebih dalam mengetahuinya. Sikap inilah yang kemudian dapat merusak hubungan sosial dan mendatangkan dosa.Ā 

 

Kita perlu menyadari bahwa setiap orang punya batas privasi. Mencampuri urusan pribadi bisa melanggar ruang pribadi seseorang dan membuat mereka merasa tidak dihargai. Orang yang suka sering ikut campur urusan orang lain juga bisa dipandang negatif karena dianggap suka gosip, kepo, atau tidak tahu situasi dan kondisi. Sikap ini bisa membuat orang lain menjauh. Alih-alih memperbaiki atau menyelesaikan masalah pribadi, energi kita malah bisa habis karena ikut campur urusan orang lain.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullahĀ 

Sikap yang identik dengan suka ikut campur urusan orang lain adalah sikap senang mencari-cari kesalahan orang lain.
Ā 

Dalam Tafsir Jami'ul Bayan, Imam At-Thabari menjelaskan makna dari "Wa laaĀ tajassasu" yang artinya "Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain" adalah sebuah larangan keras Allah pada perbuatan saling mengintip dan mencari aib orang lain. Perbuatan ini dikategorikan sebagai dosa, karena menunjukkan sikap tidak hormat dan mencampuri urusan pribadi yang tidak seharusnya.Ā 

 

Kata "tajassas"Ā dalam Al-Hujurat ayat 12 juga bermakna tindakan mencari-cari informasi tersembunyi tentang seseorang, baik dengan cara memata-matai, menyelidiki, ataupun mendengarkan pembicaraan mereka secara diam-diam. Tujuannya biasanya untuk mengetahui aib atau kekurangan mereka, agar bisa digunakan untuk menjatuhkan atau merendahkan mereka.

 

Imam Al-Ghazali menyebut bahwa larangan tajassus ini bertujuan untuk menghormati hak privasi setiap individu. Setiap orang berhak untuk menjaga kerahasiaannya, dan tidak boleh dipaksa untuk membuka apa yang ingin dirahasiakan. Upaya mencari-cari kesalahan orang lain biasanya berawal dari prasangka buruk dan dapat memicu kesalahpahaman dan perselisihan.

 

Karena itu, Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullahĀ 

Mari kita hindari, jauhi, dan tinggalkan sikap senang ikut campur urusan orang lain dan mencari-cari kesalahan orang lain. Perlu kita ketahui, jika kita memakai kacamata kebencian dan suudzan pada orang lain, maka kebaikan yang dilakukannya pun akan terlihat buruk di mata kita. Sehingga mari kita pakai kacamata husnudzan dalam memandang orang lain. Insya Allah kebaikan dan kemaslahatan akan tercipta dalam hubungan dan interaksi kehidupan kita di tengah-tengah masyarakat. Amin

 

ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł“Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ§ŁŁ•ŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų§Ł“ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°ŁŁ‘ŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŁ‘ŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„Ų§ŁŽŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŁ•Ł†ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³ŁŽŁ‘Ł…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ”Ł‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ”Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ³ŁŽŲ§ŁŠŁŁ”Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų§ŁŁ•Ł†Ł‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…Ł

 

Khutbah II

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’ Ų§ŁŽŁ”Ł…ŁŽŲ±ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŲŖŁŁ‘Ų­ŁŽŲ§ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŲ¹Ł’ŲŖŁŲµŁŽŲ§Ł…Ł ŲØŁŲ­ŁŽŲØŁ’Ł„Ł اللهِ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§ŁŽŁ”Ų“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ”Ł†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų§Ł•Ł„Ł°Ł‡ŁŽ Ų§ŁŁ•Ł„ŁŽŁ‘Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŁ•ŁŠŁŽŁ‘Ų§Ł‡Ł Ł†ŁŽŲ¹Ł’ŲØŁŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§ŁŁ•ŁŠŁŽŁ‘Ų§Ł‡Ł Ł†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†Ł. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ”Ų“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ”Ł†ŁŽŁ‘ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ł…ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ų«Ł Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł‹ Ł„ŁŁ„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ”ŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§ŁŽŁ”Ų¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ·ŁŽŲ¹Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų±ŁŲ¹ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŁŁ•Ł„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų±ŁŽŲØŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŁ•Ł†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų§ŁŽŁŠŁŁ”ŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘ŲØŁŁŠŁŁ‘ŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ”ŁŠŁŁ‘Ł‡Ų§ŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų§ŁŽŁ”Ų¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŁˆŁ’Ł”Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁˆŁ’Ł”Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁ•Ł†ŁŽŁ‘ŁƒŁŽ Ų³ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹ŁŒ Ł‚ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŲØŁŒ Ł…ŁŲ¬ŁŁŠŁ’ŲØŁ Ų§Ł„ŲÆŁŽŁ‘Ų¹ŁŽŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŲ§Ų¶ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¬ŁŽŲ§ŲŖŁ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų§ŁŁ•Ł†ŁŽŁ‘Ų§ Ł†ŁŽŲ³Ł’Ų§ŁŽŁ”Ł„ŁŁƒŁŽ Ų§ŁŁ•ŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ ŁƒŁŽŲ§Ł…ŁŁ„Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł†Ł‹Ų§ ŲµŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ²Ł’Ł‚Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų³ŁŲ¹Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁ‹Ų§ Ų®ŁŽŲ§Ų“ŁŲ¹Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ³ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ Ų°ŁŽŲ§ŁƒŁŲ±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ­ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł‹Ų§ Ų·ŁŽŁŠŁŁ‘ŲØŁ‹Ų§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁ’ŲØŁŽŲ©Ł‹ Ł†ŁŽŲµŁŁˆŁ’Ų­Ł‹Ų§ŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų·ŁŽŁˆŁŁ‘Ł„Ł’ Ų¹ŁŁ…ŁŁˆŲ±ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­ŁŁ‘Ų­Ł’ Ų§ŁŽŁ”Ų¬Ł’Ų³ŁŽŲ§ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁˆŁŁ‘Ų±Ł’ Ł‚ŁŁ„ŁŁˆŁ’ŲØŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ«ŁŽŲØŁŁ‘ŲŖŁ’ Ų§ŁŁ•ŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ”Ų­Ł’Ų³ŁŁ†Ł’ Ų§ŁŽŁ”Ų¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ†Ų§ ، Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł“ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ فِي Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘Ł†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁŠ Ų§Ł„Ų§Ł“Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł

 

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŁ•Ł†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ§Ł’Ł”Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŁ•Ų­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ•ŁŠŲŖŁŽŲ§Ł“ŁŠŁŁ” ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ł“Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁŽŁ‘Ų±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§ŲÆŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ł‡Ł ŁŠŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¬ŁŲØŁ’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų§ŁŽŁ”ŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł

 

Ustadz H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung.