Khutbah

Khutbah Jumat: Agar Pekerjaan Halal, Berkah, dan Manfaat

NU Online  Ā·  Kamis, 7 November 2019 | 23:30 WIB

Khutbah I

Ā 

Ų„Ł†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų­Ł…ŲÆŁŽ Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ł†ŁŽŲ­Ł…ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁ†ŁŽŲ³ŲŖŲ¹ŁŠŁ†ŁŁ‡Ł ŁˆŁ†ŁŽŲ³ŲŖŲŗŁŁŲ±ŁŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁ†Ų¹ŁˆŲ°Ł باللهِ – تعالى - من Ų“ŁŲ±ŁˆŲ±Ł Ų£Ł†ŁŁŲ³ŁŁ†Ų§ ŁˆŲ³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲ¦Ų§ŲŖŁ Ų£Ų¹Ł…Ų§Ł„ŁŁ†Ų§ŲŒ Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł فلا Ł…ŁŲ¶ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŽ ŁŠŁŲ¶Ł’Ł„ŁŁ„Ł’ ŁŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł‡Ų§ŲÆŁŁŠŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„Ł„Ł‡ŁŽ ؄لّا Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŲ­ŲÆŁŽŁ‡Ł لا Ų“Ų±ŁŠŁƒŁŽ له Ų¬ŁŽŁ„Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ† Ų§Ł„Ų“ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŲ§Ł„Ł€Ł…ŁŽŲ«ŁŠŁ„Ł ŁˆŲ§Ł„ŁƒŁŁŁ’Ų”Ł ŁˆŲ§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ų±ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ł…Ų­Ł…ŲÆŲ§Ł‹ Ų¹ŲØŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŲ±Ų³ŁˆŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŲµŁŽŁŁŁŠŁ‘ŁŁ‡Ł ŁˆŲ®Ł„ŁŠŁ„ŁŁ‡ ŁˆŲ®ŁŠŲ±ŁŽŲŖŁŁ‡Ł من خلقِهِ ŁˆŲ£Ł…ŁŠŁ†ŁŁ‡ على ŁˆŁŽŲ­Ł’ŁŠŁ‡ŁŲŒ ŁŲµŁ„ŁˆŲ§ŲŖŁ اللهِ ŁˆŲ³Ł„Ų§Ł…ŁŁ‡Ł Ų¹Ł„ŁŠŁ‡Ł ŁˆŲ¹Ł„Ł‰ آلهِ Ų§Ł„Ų·ŁŠŁ‘ŁŲØŁŠŁ† ŁˆŲ£ŲµŲ­Ų§ŲØŁ‡Ł Ų§Ł„ŲŗŁŲ±Ł‘Ł Ų§Ł„Ł€Ł…ŁŽŁŠŲ§Ł…ŁŠŁ† Ł…Ų§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŲµŁŽŁ„ŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŽŁŠŁ†ŁŒ ŲØŁŁ†ŁŽŲøŁŽŲ±ŲŒ و ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŲŖŁ’ Ų£ŁŲ°ŁŁ†ŁŒ ŲØŁŲ®ŁŽŲØŁŽŲ±ŲŒ ŁˆŲ³Ł„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŲŖŲ³Ł„ŁŠŁ…Ų§Ł‹ ŁƒŲ«ŁŠŲ±Ų§Ł‹.

Ā 

Hadirin sidang jamaah Jumat yang dirahmati Allah!

Dalam kesempatan Jumat pernuh berkah ini, marilah kita senantiasa saling berwasiat dengan sesama, untuk meningkatkan rasa takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan rasa kehambaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala adalah dengan saling menganjurkan untuk bekerja. Dengan bekerja, sifat tamak kita pada pemberian orang lain, dan minta dibelaskasihi oleh orang lain, dapat menjadi berkurang.

Ā 

ā€œBerkurangā€ dalam hal ini bukan berarti kita tidak membutuhkan uluran dan bantuan sesama, sehingga kita layaknya manusia yang dikuasai oleh ego diri. Tidak demikian. Kita sebagai seorang individu, tidak akan pernah hidup sendiri. Kita senantiasa tetap membutuhkan uluran pertolongan dan kerjasama dari sejawat kita, saudara kita, teman kita, dan lain sebagainya. Sebagaimana ini diteladankan oleh Baginda Nabi shallallahu ā€˜alaihi wasallam, saat beliau hendak melakukan dan memulai dakwah di masyarakat, beliau pertama kalinya mencari sahabat. Sahabat untuk berbagi suka dan duka dan saling mendukung demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi.

Ā 

Hadirin jama’ah sholat Jumat yang dirahmati Allah!

Dengan bekerja, hati kita menjadi tenang. Fikiran kita menjadi tenang. Tenang karena tidak diliputi oleh pernik rintangan keduniaan yang menghijab seorang hamba dari melakukan penghambaan (ubudiyah) kepada Allah subhanahu wata’ala. Beliau Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Anas ibn Malik radliyallahu ā€˜anhu:

Ā 

ŁƒŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ³ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŗŁ’Ł„ŁŲØŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁŲ± ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„ŁŁŽŁ‚Ł’Ų±Ł Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁƒŁŁŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ā 

"Hampir-hampir, penyakit hasud (iri hati) mengalahkan derajat/pangkat yang dimiliki seseorang. Dan hampir-hampir, kefakiran menghantarkan pada kekufuran.ā€

Ā 

Kekufuran merupakan buah dari terhijabnya seseorang dari menghamba kepada Allah disebabkan mementingkan kehidupan duniawi. Seolah dunia bagaikan tuhan yang kedua baginya. Itulah sebabnya disebutkan sebagai ā€œhampir-hampirā€ oleh Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam. Untungnya, ada kejadian dunia yang tidak mampu ditahan oleh seorang hamba. Penyakit, menurunnya daya penglihatan, pendengaran, kekuatan, adalah bagian dari dunia yang tidak mampu dihalangi oleh seorang hamba. Sehingga karenanya, Allah subhanahu wata’ala tetap menjadi yang paling utama dan diutamakan dalam penghambaan.

Ā 

Sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Dalam sebuah hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Muflih daam Kitab al-Adab al-Syar’iyyah, dan disandarkan pada sahabat Abu Hurairah radliyallahu ā€˜anhu, Rasulullah shllallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda:

Ā 

من Ų·Ł„ŲØŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†ŁŠŲ§ Ų­ŁŽŁ„Ų§Ł„Ł‹Ų§ ، Ų§ŁŲ³Ł’ŲŖŁŲ¹Ł’ŁŁŽŲ§ŁŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŽŲ©Ł ، ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ¹Ł’ŁŠŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ·Ł‘ŁŁŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¬ŁŽŲ§Ų±ŁŁ‡Ł Ų¬ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŁˆŁŽŲ¬Ł’Ł‡ŁŁ‡Ł ŁƒŁŽŲ§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŁ…ŁŽŲ±Ł Ł„ŁŽŁŠŁ’Ł„ŁŽŲ©ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲÆŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų·ŁŽŁ„ŁŽŲØŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†ŁŠŲ§ حلالًا Ł…ŁŁƒŲ§Ų«ŁŲ±Ł‹Ų§ Ł„ŁŽŁ‚ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŠŁ’Ł‡Ł ŲŗŁŽŲ¶Ł’ŲØŁŽŲ§Ł†Ł

Ā 

ā€œBarangsiapa mencari kehidupan dunia dengan jalan halal, karena niat menjaga kehormatannya dari suatu masalah, dan niat usaha menafkahi keluarganya, menyantuni tetangganya yang kekurangan, maka kelak ia akan datang di hari kiamat dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama. Dan barangsiapa mencari dunia dengan jalan halal, namun karena niat menumpuk-numpuknya, maka kelak ia akan bertemu dengan Allah dengan kondisi dibenci oleh-Nya.ā€

Ā 

Dalam hadits, Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam menganjurkan bagi orang yang bekerja, yaitu agar ia meniatkan diri untuk mencari rezeki yang halal. Meski demikian, kita tidak boleh lupa agar membagusi niat bahwa kerjanya tersebut adalah semata untuk menjaga kehormatan diri dan agamanya, menafkahi keluarganya dari hasil kerja yang baik, serta tidak lupa untuk berderma kepada sesama.

Ā 

Ini semua berlaku untuk rezeki yang halal. Masih ada ancaman, yaitu bahwa bagi seseorang yang bekerja hanya karena niat menumpuk harta, maka kelak akan bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala dengan kondisi dibenci. Barangsiapa dibenci Allah subhanahu wata’ala, maka sudah pasti neraka tempatnya kembali.

Ā 

Sidang Jumat hafidhakumullah!

Alkisah, Nabi Dawud alaihissalam suatu ketika pergi meninggalkan kerajaannya. Kemudian, salah satu dari pelayannya, yang dengan setia mendampinginya, ditanya mengenai kisah perjalanan beliau itu.

Ā 

ŁŠŁŽŲ§ ŁŁŽŲŖŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł فِى ŲÆŁŽŲ§ŁˆŁŲÆŁŽŲŸ

Ā 

ā€œWahai pemuda! Bagaimana pendapatmu tentang Dawud?ā€

Ā 

Lantas orang yang dipanggil pemuda itu menjawab:

Ā 

Ł†ŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆ Ł‡ŁŁˆŁŽ ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ų®ŁŽŲµŁ’Ł„ŁŽŲ©Ł‹

Ā 

"Sebaik-baik hamba. Dia memiliki sebuah pekerti yang belum pernah diketahui selama ini.ā€

Ā 

Orang itu lalu bertanya:

Ā 

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł‡ŁŁŠŁŽŲŸ

Ā 

"Apa itu?ā€

Ā 

Pemuda itu menjawab: ā€œSuatu ketika, ia memakan harta dari baitu al-mal-nya kaum muslimin. Karena sebagai raja, ia boleh mendapatkan gaji darinya. Namun, ketika itu ia menerima wahyu bahwa ā€˜betapa Allah subhanahu wata’ala mencintai seorang hamba yang makan dari hasil jerih payahnya sendiri, dari buah tangannya sendiri (مِنْ ŁƒŁŽŲÆŁ‘Ł ŁŠŁŽŲÆŁŁ‡Ł)!’ Selepas menerima wahyu itu, beliau bersegera beranjak menuju mihrab tempat ia bersujud, sembari menangis tersedu, sembari merenung dan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala:

Ā 

ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’Ł†ŁŁŠ ŲµŁŽŁ†Ł’Ų¹ŁŽŲ©Ł‹ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁ‡ŁŽŲ§ ŲØŁŁŠŁŽŲÆŁŽŁŠŁ‘ŁŽ ŲŖŁŲŗŁ’Ł†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŁŠ ŲØŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ł…ŁŽŲ§Ł„Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ!

Ā 

ā€œWahai Tuhanku! Ajarkanlah kepadaku sebuah pekerti yang bisa aku kerjakan dengan tanganku dan mampu menghindarikan aku dari harta baitu al-malnya kaum muslimin!ā€

Ā 

ā€œLantas doa Nabiyullah Dawud alaihissalam dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala mengilhamkan kepadanya untuk membikin baju besi dan menundukkan besi. Bahkan, di tangannya, besi yang keras dapat menjadi bubur yang siap dibentuk sesuai keinginannya. Sejak saat itu, setiap kali ia selesai melaksanakan tugas-tugas pemerintahannya, ia bekerja membikin baju besi, lalu dijualnya ke pasar. hasilnya , ia pergunakan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.ā€

Ā 

Kisah Dawud ini kemudian diabadikan oleh Allah subhanahu wata’ala di dalam Al-Qur’an al-Karim, Surat al-Saba [34] ayat 10-11. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

Ā 

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų§Ł°ŲŖŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ ŲÆŁŽŲ§ŁˆŁ—ŲÆŁŽ Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„Ł‹Ų§Ū— ŁŠŁ°Ų¬ŁŲØŁŽŲ§Ł„Ł Ų§ŁŽŁˆŁ‘ŁŲØŁŁŠŁ’ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡Ł— ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ„ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲÆŁŁŠŁ’ŲÆŁŽŪ™

Ā 

ā€œDan sungguh, telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. (Kami berfirman), ā€˜Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud,’ dan Kami telah melunakkan besi untuknya.ā€

Ā 

Ų§ŁŽŁ†Ł Ų§Ų¹Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł’ Ų³Ł°ŲØŁŲŗŁ°ŲŖŁ ŁˆŁ‘ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ‘ŁŲ±Ł’ فِى Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŲ±Ł’ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŲ§Ł„ŁŲ­Ł‹Ų§Ū— Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŁ’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŲØŁŽŲµŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ

Ā 

ā€œ(Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.ā€

Ā 

Di dalam Al-Qur’an Surat al-Anbiya’ [21] ayat 80, Allah subhanahu wata’ala juga mengisahkan tentang pekerjaan Nabi Dawud ā€˜alaihi al-salam, dengan firman-Nya:

Ā 

ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…Ł’Ł†Ł°Ł‡Ł ŲµŁŽŁ†Ł’Ų¹ŁŽŲ©ŁŽ Ł„ŁŽŲØŁŁˆŁ’Ų³Ł Ł„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŲŖŁŲ­Ł’ŲµŁŁ†ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ مِّنْۢ ŲØŁŽŲ£Ł’Ų³ŁŁƒŁŁ…Ł’Ūš ŁŁŽŁ‡ŁŽŁ„Ł’ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ų“ŁŽŲ§ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

Ā 

ā€œDan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperangan. Sudahkah kamu bersyukur (kepada Allah)?ā€

Ā 

Gambaran dari kisah ini, menjadi penjelas bagi tema khutbah di Jumat mubarakah ini, yaitu hendaknya kita berburu rezeki yang halal. Jangan hanya yang halal, tapi yang lebih menyelamatkan. Jangan sekadar yang menyelamatkan, tapi juga harus yang membawa manfaat, untuk diri, keluarga, dan masyarakat.

Ā 

Apalah artinya rezeki yang halal, jika tidak menyelamatkan diri kita, di dunia dan akhirat! Apalah artinya rezeki yang halal, jika tidak mampu membawa manfaat! Sungguh, sebaik-baik diri seorang hamba adalah yang paling bermanfaat buat manusia lainnya!

Ā 

Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ اللهِ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁŁŽŲ¹ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł„ŁŁ„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł

Ā 

"Sebaik-baik hamba di sisi Allah, adalah yang paling bermanfaat buat sesamanya.ā€

Ā 

Demikian itu merupakan teladan dari Nabi. Maka sebagai umatnya, hendaknya kita meneladani kisah-kisah mulia di atas, supaya kita tercatat sebagai sebaik-baik hamba.

Ā 

أعوذ بالله من Ų§Ł„Ų“ŁŠŲ·Ų§Ł† Ų§Ł„Ų±Ų¬ŁŠŁ…ŲŒ بسم الله الرحمن Ų§Ł„Ų±Ų­ŁŠŁ…ŲŒ Ł„Ł‘ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų£ŁŲ³Ł’ŁˆŁŽŲ©ŁŒ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©ŁŒ Ł„Ł‘ŁŁ…ŁŽŁ† ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų¬ŁŁˆ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ°ŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŲ±Ł‹Ų§.Ā ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł’Ł„ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¢ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…

Ā 

Khutbah II


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų„Ł„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ± ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ų„Ł†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’

Ā 

Ā 

Ustadz Muhammad Syamsudin, Pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jatim