Daerah

Imam Mushala Brebes Selatan Ikuti Pelatihan Khutbah

Kam, 31 Oktober 2019 | 00:15 WIB

Imam Mushala Brebes Selatan Ikuti Pelatihan Khutbah

Para imam mushala Brebes Selatan ikuti pelatihan khutbah yang diadakan di KIC, Ahad (27/10) (Foto: NU Online/Lili Hidayati)

Brebes, NU Online
Untuk membekali para pendakwah dengan kemampuan berkhutbah baik secara teknis maupun muatan konten, Kanzul Ilmi Center (KIC) Brebes, Jawa Tengah menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Imam dan Khatib.
 
Kegiatan yang diselenggarakan Ahad (27/10) mendapat sambutan hangat masyarakat Brebes Selatan dan sekitarnya. Hal ini terlihat dari membludaknya peserta yang mengikuti pelatihan.
 
Ketua Panitia, Imam Tolhah, dalam sambutannya menjelaskan bahwa, espektasi panitia yang mengikuti acara ini hanyalah sekitar 300  peserta. Namun sampai acara dibuka peserta yang hadir mencapai 450 peserta.
 
Karenanya, Imam Tolhah  menyampaikan banyak terimakasih atas atensi yang diberikan oleh peserta atas kehadiran dan minatnya yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pelatihan.  
   
Acara yang diselenggarakan di Kanzul Ilmi Center, Jalan Talok Bumiayu Brebes ini antara lain dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab Brebes, Camat Bumiayu, Danramil dan Kapolsek Bumiayu, para Kepala Kantor Urusan Agama serta para Tokoh masyarakat dan agama sekitar Brebes Selatan.
 
Dalam sambutannya, Direktur Kanzul Ilmi Center menyampaikan apresiasi atas banyaknya peserta yang mengikuti acara tersebut. Bahkan KH Ahmad Najib Affandi menyebutkan bahwa acara pelatihan ini merupakan acara pertama yang diadakan di Kabupaten Brebes dan penyelenggaranya adalan KIC. Karenanya dengan melihat besarnya animo masyarakat itulah, diharapkan kedepan akan ada acara serupa diikuti oleh para imam mushala.
 
Besarnya animo masyarakat dalam mengikuti kegiatan pelatihan ini juga disambut dengan rasa haru oleh Kasi PD Pontren Kantor Kementrian Agama Kabupaten Brebes, H Akrom Jangka Daosat. Ia mengatakan bahwa dirinya sangat terharu dan senang melihat wajah-wajah polos para imam dan khatib masjid yang ada di desa-desa. Mereka rela meninggalkan warungnya, sawah, kebun dan pekerjaannya selama sehari untuk mengikuti kegitan pelatihan ini dengan tujuan mendapatkan ilmu untuk  meningkatkan kemampuannya dalam masalah imam dan khatib Jumat.  
 
Akrom juga menjelaskan bahwa saat ini sangat perlu untuk semua pihak memahami tentang gerakan  radikalisme, apalagi para imam dan khatib yang ada di daerah. Mereka adalah garda terdepan dalam upaya menanggulangi berkembangnya terorisme dan radikalisme di Indonesia. "Apalagi KIC mengusung konsep wawasan Islam Nusantara, ini harus kita dukung," sambung Akrom.
 
Menurutnya, saat ini banyak yang tidak memahami konsep Islam Nusantara tetapi langsung saja menolak konsep yang ditawarkan oleh NU tersebut. Padahal bagi orang-orang pesantren yang biasa ngaji pasti akan 
mudah memahami bahwa Islam nusantara bukanlah faham, aliran ataupun ajaran baru apalagi agama baru. Ini hanya merupakan penjelasan bahwa Islam yang dianut di Indonesia adalah Islam yang menghargai kearifan lokal, seperti yang pernah dilakukan oleh para walisongo dan ulama-ulama pendahulu.
 
"Karenanya, kita harus bersyukur sebagai jamaah Nahdlatul Ulama, karena NU adalah garda terdepan yang membentengi Indonesia," pungkas Akrom.
 
 Kegiatan pelatihan yang dimulai dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 WIB ini diisi dengan tiga materi yakni Fiqh Shalat yang disampaikan oleh KH Ahmad Najib Affandi, Fiqh Jumaat disampaikan oleh KH Aminudin Abdurrasyid, dan Fiqh Khutbah dipaparkan oleh KH Ahmad Sururi.
 
KH Najib mengupas tuntas tentang hal-hal yang berkaitan dengan shalat, mulai dari syarat, tempat, waktu, tujuan dan ketentuan shalat. Selain itu, kiai yang juga menjadi pengasuh Pesantren Al-Hikmah 2 ini juga menjelaskan tentang syarat wajib, syarat syah, rukun, sunah shalat, serta aurat di dalam pelaksanaan shalat.
 
Permasalahan seputar shalat ini walaupun sudah banyak dipahami oleh sebagian besar peserta namun tetap saja mendapat perhatian intensif. Hal ini nampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta saat sesi tanya jawab. Sebagian peserta menanyakan tentang hal-hal yang sering ditemui dan dihadapi saat menjadi imam dan tokoh agama di desa.  
       
Sedangkan pemateri kedua yang mengusung tema tentang Retorika Khutbah Jumat banyak menjelaskan tentang pengertian khutbah, dasar khutbah Jumat, syarat khatib, fungsi khutbah, tata cara, sunah-sunah, hingga juga membahas tentang persiapan dan materi khutbah.
 
Sedangkan pada sesi ketiga, peserta disuguhi materi tentang Fiqh Jumat. Pemateri kedua dan ketiga ini juga mendapatkan perhatian yang besar dari peserta. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan hingga waktu penutupannyapun mundur sampai pukul 16.30 WIB. Bahkan banyak dari peserta yang mengingingkan acara serupa agar diadakan lagi, khususnya untuk para imam mushala yang ada di desa-desa. Banyak pula para imam yang belum bisa mengikuti kegiatan pelatihan ini ingin bisa mengikuti pelatihan serupa dilain waktu.
 
Acara pun diakhiri dengan pembagian kenang-kenangan dari KIC kepada para narasumber yang berasal dari alumni pesantren Lirboyo di Brebes. Suksesnya acara inipun tidak lepas dari kerja sama yang baik antara KIC dengan Himpunan Alumni Santri Lirboyo di Brebes (Himasal).
 
Kontributor: Lili Hidayati
Editor: Kendi Setiawan