Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Evaluasi Capaian Ibadah di Bulan Ramadhan

Kam, 20 April 2023 | 04:00 WIB

Khutbah Idul Fitri: Evaluasi Capaian Ibadah di Bulan Ramadhan

Ilustrasi: Idul Fitri (NU Online).

Naskah khutbah Idul Fitri 1444 H berikut ini mengajak kepada para jamaah untuk kembali melakukan evaluasi dan koreksi terhadap ibadah-ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Sebab manusi terbaik adalah mereka yang hendak mengoreksi semua perbuatan-perbuatan yang pernah dia lakukan, untuk membenahi atau lebih menyempurnakan di hari-hari berikutnya.
 

Teks khutbah berikut ini dengan judul, “Khutbah Idul Fitri 1444 H: Evaluasi Capaian Ibadah di Bulan Ramadhan”. Untuk mencetak naskah khutbah Idul Fitri ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
 

 

Khutbah I
 

اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ شَهْرَ الصِّيَامَ غُزَّةَ وَجْهِ الْعَامِّ، وَأَجْزَلَ فِيْهِ الْفَضَائَلَ وَالْاِنْعَامِ، وَفَضَّلَ أَيَّامَهُ عَلَى سَائِرِ الْأَيَّامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ عَلَى جَمِيْعِ الْأَنَامِ، وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الْأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظَّلَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِلَهٌ تَفَرَّدَ بِالْكَمَالِ وَالتَّمَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْ شُبِّهُوْا بِالْأَنْجَامِ، فَمَنْ تَبِعَهُ فَقَدْ نَالَ سُبُلَ التَّامِّ

أَمَّا بَعْدُ، فَيآ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ رَحِمَكُمْ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا: وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهِ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat idul Fitri yang dirahmati Allah
Alhamdulillah merupakan kata kunci pertama yang harus kita tanamkan dalam jiwa kita sebagai bentuk syukur dan terimakasih kepada Allah swt, yang masih berkenan memberikan kita semua kenikmatan-kenikmatan yang tidak terhitung jumlahnya. Di antaranya adalah memberikan kita kesempatan untuk bisa berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah shalat sunnah hari raya bersama-sama. Shalawat dan salam mari kita mohonkan  agar terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta para sahabat dan pengikutnya.
 

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat idul fitri ini, untuk kembali melakukan evaluasi terkait ibadah-ibadah dan tanggungjawab di bulan Ramadhan. Sudahkah semua hak-hak bulan Ramadhan kita penuhi dengan tepat dan benar. Harapannya bisa menjadi perantara untuk kembali menyadarkan kita semua perihal pentingnya menjadi manusia bertakwa, yang selalu mengerjakan kewajiban dan tanggungjawabnya. 
 

Saat ini kita semua baru saja berpisah dengan bulan Ramadhan. Ia telah pergi, dan kita tidak tahu apakah masih diberi kesempatan oleh Allah untuk berjumpa kembali dengannya di tahun berikutnya atau tidak, sebab kematian tidak ada yang tahun kapan waktunya. Bisa saja, ia lebih dahulu menjemput kita semua sebelum datangnya bulan Ramadhan.
 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat idul Fitri yang dirahmati Allah
Dalam melakukan evaluasi capaian di bulan Ramadhan, setidaknya ada dua golongan yang bisa kita renungi.
 

Pertama, yaitu orang-orang yang mengerti dan memenuhi hak-hak Ramadhan sebagaimana mestinya. Orang-orang ini menjalankan puasa di siang harinya, beribadah di malam harinya, makan dari harta yang halal, menjauhi larangan-larangan Allah. Mereka melakukan ibadah dengan sungguh-sunguh untuk mendapatkan ridha dari Allah swt, dan tentu akan mendapatkan balasan dari-Nya.
 

Kelompok pertama ini merupakan golongan yang sangat beruntung. Mereka akan menjadi orang istimewa di sisi Allah dengan mendapatkan balasan dan pahala yang sangat banyak dari-Nya. Ibaratnya, mereka akan memanen hasilnya di akhirat dari tanaman yang pernah ia tanam di dunia. Peluh keringat ibadah yang mereka lakukan di dunia, akan dibayar gajinya dengan bayaran yang berlipat ganda oleh Allah swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firma-Nya, yaitu:
 

وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
 

Artinya, “Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan.” (QS Ali ‘Imran: 185).
 

Merujuk pendapat Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, puncak balasan atas ibadah yang dilakukan oleh setiap manusia adalah akhirat. Mereka akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah atas capaiannya selama di dunia, berupa surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Mereka akan mendapatkan kebahagiaan tanpa kesedihan, aman tanpa rasa takut, dan kesenangan tanpa rasa takut hilangnya nikmat tersebut.
 

Semua ini akan diberikan kepada kelompok pertama, yaitu orang-orang yang mengerti dan memenuhi hak-hak Ramadhan dengan tepat dan benar. Mereka menjalankan puasa di siang harinya, beribadah di malam harinya, makan dari harta yang halal, dan menjauhi larangan-larangan Allah.
 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat idul Fitri yang dirahmati Allah
Kedua adalah kelompok orang-orang yang tidak menghormati bulan Ramadhan dan tidak memenuhi hak-haknya. Mereka tidak memenuhi hak-haknya dan tidak mengindahkan perintah Allah karena sombong. Mereka tidak menunaikan puasa dan lain sebagainya karena tidak percaya kepada perintah-Nya dan faktor keangkuhan mereka. Kelompok seperti ini sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an, yaitu:
 

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

 

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat.” (QS Al-A’raf: 40).
 

Mengutip Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi dalam tafsirnya, Tafsir wa Khawatirul Umam, orang-orang yang tidak mengindahkan perintah Allah, tidak menjalankan perintah-Nya karena sombong dan tidak percaya pada ayat-ayat-Nya, maka mereka akan mendapatkan siksa yang sangat pedih. Mereka tidak akan merasakan surga dan segala kenikmatannya, bahkan dimasukkan ke dalam neraka yang penuh siksa.
 

Mudah-mudahan kita semua digolongkan oleh Allah swt sebagai golongan pertama, yaitu orang-orang yang benar-benar memenuhi semua hak-hak Ramadhan, sehingga bisa mendapatkan balasan yang istimewa dari-Nya, dan dihjauhkan dari golongan yang kedua, yaitu orang-orang yang tidak memenuhi kewajibannya dan menyombongkan diri pada ayat-ayat-Nya. 
 

Sebab, bulan Ramadhan merupakan madrasah bagi kita untuk memperbaiki diri sendiri. Jika pada bulan ini kita tidak berhasil memperbaiki diri, lantas di bulan manakah kita bisa melakukannya? Jika di bulan Ramadhan tidak kita dapatkan rahmat dan anugerah dari Allah, lantas di bulan manakah semua itu akan diberikan dengan mudah kepada kita semua? Jika di bulan Ramadhan tidak kita raih ampunan dari-Nya, lantas di bulan apakah ampunan itu bisa kita dapatkan dengan gampang?
 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah
Itulah dua golongan yang bisa kita jadikan cerminan dalam melakukan evaluasi capaian ibadah selama bulan Ramadhan. Lantas, kita ada di bagian yang mana? Jawaban dari pertanyaan tersebut ada dalam diri kita sendiri.
 

Demikian khutbah hari raya Idul Fitri pada pagi hari ini. Semoga bermanfaat dan membawa keberkahan kepada kita semua, serta menjadi penyebab diterimanya semua amal ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan.
 

جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلَّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
 

 

Khutbah II
 

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ. اَللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ
 

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
 

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


​​​​​​​

Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur