Khutbah

Belajar dari Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikhah

NU Online  Ā·  Kamis, 4 Mei 2017 | 06:15 WIB

Khutbah I

Ų§Ł’Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł’Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł‘Ų°ŁŠ Ł‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ų³ŁŲØŁŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁŁ’Ł‡ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ų¹ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ Ų§Ł„ŁƒŁŽŲ±ŁŠŁ…ŁŲŒ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ الله ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł لا Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒ Ł„ŁŽŁ‡ŲŒ Ų°ŁŁˆ Ų§Ł’Ł„Ų¬ŁŽŁ„Ų§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų„ŁƒŁ’Ų±Ų§Ł…ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁˆŁ„ŁŁ‡ŲŒ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł و Ų³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲØŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŲÆŁ ŁˆŲ¹Ł„Ł‰ اله ŁˆŲ£ŲµŁ’Ų­Ų§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŠŁ†ŁŽ بِ؄حْسانِ Ų„Ł„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ†ŲŒ أما ŲØŲ¹ŲÆ: ŁŁŠŲ§ŁŠŁ‡Ų§ Ų§Ł„Ų„Ų®ŁˆŲ§Ł†ŲŒ Ų£ŁˆŲµŁŠŁƒŁ… و Ł†ŁŲ³ŁŠ ŲØŲŖŁ‚ŁˆŁ‰ الله ŁˆŲ·Ų§Ų¹ŲŖŁ‡ Ł„Ų¹Ł„ŁƒŁ… ŲŖŁŁ„Ų­ŁˆŁ†ŲŒ قال الله تعالى في القران Ų§Ł„ŁƒŲ±ŁŠŁ…: أعوذ بالله من Ų§Ł„Ų“ŁŠŲ·Ų§Ł† Ų§Ł„Ų±Ų¬ŁŠŁ…ŲŒ بسم الله الرحمان Ų§Ł„Ų±Ų­ŁŠŁ…: ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ الله ŁˆŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŲ§ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł‹Ų§ Ų³ŁŽŲÆŁŁŠŲÆŁ‹Ų§ŲŒ ŁŠŁŲµŁ’Ł„ŁŲ­Ł’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų°ŁŁ†ŁŁˆŲØŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŲ·ŁŲ¹Ł الله ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ ŁŁŽŁˆŁ’Ų²Ł‹Ų§ Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ…Ł‹Ų§ ŁˆŁ‚Ų§Ł„ تعالى ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ.
ŲµŲÆŁ‚ الله
Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah radliyallahu anh bahwa kelak pada hari Kiamat Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada tujuh (golongan) orang. Salah satunya adalah golongan laki-lakiĀ  yang ketikaĀ  diajak berbuat maksiat oleh seorang perempuan terhormat danĀ  cantik, dia menolaknya sebagaimana disebutkan dalam cuplikan hadits berikut:

ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŒ Ų·ŁŽŁ„ŁŽŲØŁŽŲŖŁ’Ł‡Ł Ų§Ł…Ł’Ų±ŁŽŲ£ŁŽŲ©ŁŒ Ų°ŁŽŲ§ŲŖŁ Ł…ŁŽŁ†Ł’ŲµŁŲØŁ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł„Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų„ŁŁ†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŲ§ŁŁ الله

Artinya: ā€œSeorang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita yang cantik dan terpandang lalu menolaknya dengan mengatakan: ā€Aku takut kepada Allahā€

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Apabila ada seorang laki-laki seperti digambarkan dalam hadits tersebut, pastilah ia adalah seorang laki-laki yang luar biasa. Disebut luar biasa sebab pasti ia memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Secara fisik, pastilah ia sangat menarik sehingga seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan berwajah cantik pun merasa tergiur dengan ketampanan dan kegagahannya. Tetapi dengan kuatnya iman di dada laki-laki itu, ia menolak ajakan tersebut karena merasa takut kepada Allah SWT.

Apa yang digambarkan dalam hadits itu, mengingatkan kita kepada kisah YusufĀ  yang kelak menjadi seorang nabi dan rasul. Waktu itu YusufĀ  masih muda beliaĀ  dimana beliau digoda oleh Zulaikhah, istri Kepala Kepolisian Negara Mesir pada jaman itu. Sebagai istri pejabat, Zulaikhah tidak saja terhormat dan berharta tetapi juga sangat cantik. Ia sanggup memberikan apa saja kepada Nabi Yusuf dengan segala kelebihan, kewenangan dan fasilitas yang dimilikinya. Namun demikian, meskipun posisi Yusuf cukup lemah karena statusnya sebagai pembantu rumah tangga bagi keluarga Zulaikhah,Ā  beliau sanggup dan mampu menolak godaan-godaan dari sangĀ  majikan itu hingga akhirnyaĀ  selamat dari jebakan kemaksiatan karena senantiasa ingat kepada Allah SWT.

Penolakan Nabi Yusuf atas ajakan Zulaikhah untuk melakukan perzinaan di atas diungkapkan oleh Zulaikhah sebagaimana dapat kita temukan dalam Al Qur’an Surah Yusuf, ayat 32:

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų±ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲÆŁ’ŲŖŁŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ¹Ł’ŲµŁŽŁ…ŁŽ

Artinya: ā€œDan sesungguhnya aku (Zulaikhah)Ā  telah menggoda dia (Yusuf)untuk aku tundukkan dirinya, akan tetapi dia menolakku.ā€

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Kisah penolakan Nabi Yusuf atas ajakan Zulaikhah untuk berselingkuh dapat dijadikan pelajaran berharga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat kita sekarang dimana nilai-nilai moral dan ketaatan kepada Allah SWT terus mengalami penurunan, perselingkuhan semakin sering terjadi di mana-mana seiring dengan meningkatnya kemajuan dalam segala bidang. Terlebih sekarang dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan-kemudahan yang luar biasa kepada semua orang. Maka kesadaran kita untuk selalu waspada terhadap godaan-godaan perselingkuhan harus terus ditingkatkan.Ā  Ā 

Namun dalam kasus Nabi Yusuf dan Zulaikhah tersebut, ajakan perselingkuhan barangkali tidak ada kaitannya dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Ajakan itu lebih disebabkan karena mereka hidup dalam satu rumah dimana kedudukan Zulaikah di rumah itu lebih tinggi, yakni sebagai istri majikan yang bernama Tuan Futhifar. Sebagai majikan, Zulaikhah tentu sering berinteraksi dengan Nabi Yusuf dalam kehidupan sehari-hari di rumah itu. Kepribadian Nabi Yusuf yang sangat santun dengan wajah yang sangat tampan inilahĀ  yang membuat hati Zulaikhah secara diam-diam jatuh hati padanya.

Ketika ada kesempatan untuk menggoda Nabi Yusuf, yakni ketika sang suami tak ada di rumah, Zulaikhah benar-benar tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, lalu secara terbuka menggoda Nabi Yusuf. Beruntunglah dan selamatlah mereka berdua karena Nabi Yusuf menolak untuk berzina. Untuk menghindar dari godaan-godaan perzinaan, Nabi Yusuf kemudian berdoa kepada Allah SWT agar beliau dimasukkanĀ  ke dalam penjara sebagaimana termaktub dalam Surah Yusuf, ayat 33:

ŁŽŁ‚Ų§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŲ¬Ł’Ł†Ł Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲØŁ‘Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ‘ŁŽ Ł…ŁŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲÆŁ’Ų¹ŁŁˆŁ†ŁŽŁ†ŁŁŠ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ū– ŁˆŁŽŲ„ŁŁ„Ų§ ŲŖŁŽŲµŁ’Ų±ŁŁŁ’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŁŠ ŁƒŁŽŁŠŁ’ŲÆŁŽŁ‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲµŁ’ŲØŁ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁƒŁŁ†Ł’ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ„ŁŁŠŁ†ŁŽ

Artinya: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."

SetelahĀ  berdoa seperti itu, Nabi Yusuf dipenjarakan atas perintah suami Zulaikhah meski beliau tidak bersalah. Tapi memang begitulah doa Nabi Yusuf kepada Allah agar dijauhkan dari Zulaikhah. Dengan dimasukkannya Nabi YusufĀ  ke dalam penjara, maka terbentuklah opini publik bahwa dalam kasus percobaan perzinaan antara Zulaikhah dan Nabi Yusuf, Nabi Yusuflah yang bersalah.Ā  Beliau tidak keberatan dengan opini publik seperti itu meski beliau jelas-jelas tidak bersalah. Bagi Nabi Yusuf menghindari perzinaan itu lebih penting dari pada sekedar mempertahankan nama baik beliau. Kesediaan beliau untuk dipenjara juga beliau maksudkan untuk menjaga nama baik dan kehormatan keluarga majikannya.Ā  Beliau meyakini bagaimanapun Allah lebih tahu tentang hal yang sebenarnya terjadi.

Allah benar-benar mengabulkan doa Nabi Yusuf dengan memasukkannya ke dalam penjara sebagaimana dikisahkan dalamĀ  Surah Yusuf, ayat 34:

ŁŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ¬ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁ‡Ł ŁŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽŁŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł ŁƒŁŽŁŠŁ’ŲÆŁŽŁ‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ ۚ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŲ¹Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ…Ł

Artinya: ā€œMaka Tuhannya memperkenankan do`a Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Banyak hal bisa kita ambil pelajaran dari kasus Nabi Yusuf dan Zulaikhah ini.Ā  Pertama,Ā  setan akan selalu menggoda kepada laki-laki maupun perempuan untuk melakukan perzinaan. Maka sepatutnya kita berhati-hati dalam mempekerjakan seorang pembantu dalam keluarga kita. Sebaiknya kita pilih seorang pembantu, atau apalah namanya,Ā  yang secara fisik tidak cukup menarik; bisa karena faktor usia yang sudah agak lanjut; atau faktor penampilan fisik yang tidak mempesona karena tidak cukup tampan ataupun cantik.Ā  Seorang suami tidak sebaiknya mencarikan pembantu laki-laki yang cukup tampan bagi istrinya. Demikian pula tidak sebaiknya seorang istri mencarikan pembantu yang cukup cantik untuk suaminya. Semuanya itu untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan karena setan selalu menggoda manusia setiap saat.

Kedua, pihak yang mengawali dalam menggoda lawan jenis untuk melakukan perzinaan tidak selalu laki-laki. Bisa saja yang memulai menggoda adalah pihak perempuan sebagaimana Zulaikhah. Hal ini bisa terjadi karena pihak perempuan berada dalam posisi yang lebih kuat baik secara sosial maupun ekonomi. Dengan kata lain, seorang perempuan yang memiliki kedudukanĀ  lebih tinggiĀ Ā  dari pada seorang laki-laki yang tampan dan muda serta berada dibawah kekuasaannya, akanĀ  menghadapi kemungkinan lebih besar untuk tergoda. Maka kewaspadaan diri dengan selalu mengingat Allah SWT menjadi sangat penting sebagai benteng iman.

Kemaksiatan sesungguhnya tidak akan terjadi begitu saja tanpa adanya niat dan kesempatan untuk melakukannya. Jika niat ada, tetapi tidak ada kesempatan, maka suatu kemaksiatan sulit terlaksana. Sebaliknya,Ā  jika kesempatan ada, tetapi tidak ada niat, maka suatu kemaksiatan juga sulit terjadi. Oleh karena itu, usaha kita untuk tidak menciptakan kesempatan demi menghindari terjadinya perzinaan dalam rumah tangga kita menjadi hal penting yang secara terus menerus harus selalu kita lakukan.

Dalam kaitan itu, para orang tua hendaknya juga memperhatikan kamar-kamar bagi anak-anaknya. Kamar bagi anak laki-laki dan anak perempuan harus terpisah dengan dilengkapi pintu yang cukup menjamin kenyamanan dan keamanan. Ini semua untuk menghidari terciptanya kesempatan terjadinya hal-hal yang tak diinginkan sebab setan selalu menggoda manusia kapan saja dan di mana saja.

Ketiga, terkait dengan hadits tersebut bahwa Allah SWT akan memberikan perlindungan di hari Kiamat kepada siapa sajaĀ  yang menolak berzina, makaĀ  siapa pun, baik perempuan maupun laki-laki, yang menolak berzina sebagaimana Nabi Yusuf dengan alasan takut kepada Allah SWT, akanĀ  mendapat perlindungan dari Allah SWT. Mereka dijamin keselamatan dan kenyamanannya oleh Allah SWT sebagaimana seorang pemimpin yang adil; seorang pemuda yang menyibukkan diri dengan ibadah kepada Allah SWT; seseorang yang hatinya selalu bergantung atau terikatĀ  pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT lalu berkumpul dan berpisah kerana Allah; orang-orang yang selalu ikhlas dalam bersedekah; dan seseorang yang ketika berdzikir kepada Allah dalam kesendiriannya selalu meneteskan air matanya.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Semoga apa yang telah saya uraikan di atas dapat mengingatkan kita semua untuk selalu waspada terhadap kemungkinan adanya godaan-godaan perzinaan dalam lingkungan kita masing-masing.Ā  Banyak kasus perzinaan terjadi di tengah-tengah masyarakatĀ  karena kurangnya kewaspadaan dan lemahnya iman kepada Allah SWT. Maka iman dan kewaspadaan harus selalu kita jaga dan kita tingkatkan terus menerus agar kita mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akherat. Amin... amin... ya rabbal alamain.

Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ†Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁ… Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŁŁŽŲ§Ų¦ŁŲ²ŁŁŠŁ† Ų§Ł„Ų¢Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ†ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŲÆŁ’Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁ… فِي Ų²ŁŁ…Ł’Ų±ŁŽŲ©Ł Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ : أعوذ بالله من Ų§Ł„Ų“ŁŠŲ·Ų§Ł† Ų§Ł„Ų±Ų¬ŁŠŁ…ŲŒ بسم الله الرحمن Ų§Ł„Ų±Ų­ŁŠŁ…: ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŲ§ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł‹Ų§ Ų³ŁŽŲÆŁŁŠŲÆŁ‹Ų§

ŲØŲ§ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁƒŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ų¢ŁŠŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł.Ā  Ų„Ł†Ł‘Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¬ŁŽŁˆŁ‘Ų§ŲÆŁŒ ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁŒ ŲØŁŽŲ±Ł‘ŁŒ Ų±ŁŽŲ¤ŁŁˆŁ’ŁŁŒ Ų±ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ

Khutbah II


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų„Ł„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ± ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ų„Ł†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta