Ketenagakerjaan

Pengawas Ketenagakerjaan ASEAN Berbagai Pengalaman Hadapi Kekerasan dan Pelecahan

Rab, 24 November 2021 | 11:43 WIB

Pengawas Ketenagakerjaan ASEAN Berbagai Pengalaman Hadapi Kekerasan dan Pelecahan

​​​​​​​Dirjen Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang.

Jakarta, NU Online

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang, menegaskan fenomena kekerasan dan pelecehan mengakibatkan kerugian terhadap pekerja secara individu maupun perusahaan, yang pada akhirnya membentuk lingkungan kerja tidak aman, publisitas negatif perusahaan yang berdampak pada hilangnya kepercayaan publik, dan memburuknya hubungan antara perusahaan dan pembeli internasional. 

 

Beberapa kelompok di dunia kerja yang diakui sangat rentan terhadap kekerasan dan pelecehan adalah mereka yang bekerja sendiri di malam hari, orang yang bekerja dengan berkontak dengan publik, bekerja di sektor perbankan dan barang-barang berharga, serta bekerja di lokasi terpencil pada sore dan/atau malam hari. 

 

"Workshop ini digelar sebagai salah satu upaya untuk bertukar informasi dan pengalaman di antara Negara ASEAN mengenai bagaimana peran pengawas ketenagakerjaan dalam menangani kasus-kasus kekerasan dan pelecehan di tempat kerja, dan dapat mengambil manfaat positif untuk best practices yang dilakukan oleh negara-negara Asean lain," kata Haiyani dalam dalam acara Workshop for Labour Inspector on Violence and Harassment at Work Place, di Jakarta, Selasa (23/11/2021). 

 

Untuk menjawab tantangan sektor yang rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual tersebut, Haiyani mengatakan ILO telah menerbitkan suatu instrument terkait dengan penanganan kekerasan dan pelecehan di tempat kerja, melalui Konvensi ILO No. 190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Tempat Kerja, dilengkapi dengan Rekomendasi No. 206 tentang Kekerasan dan Pelecehan. 

 

Workshop penanganan kekerasan dan pelecehan di tempat kerja ini merupakan salah satu kegiatan di bawah ASEAN OSHNET Work Plan tahun 2021-2025 dan merupakan salah satu program dalam mendukung keketuaan Menteri Ketenagakerjaan Indonesia pada ASEAN Labour Ministerial Meeting. 

 

"Indonesia dapat mencontoh (penanganan) mana yang bisa dipraktekan, dan  bisa sama baiknya untuk Indonesia. Peran Pengawas Ketenagaakerjaan sangat penting karena itu workshop ini diharapkan mampu berikan manfaat sebaik-baiknya bagi negara-negara ASEAN," lanjut Haiyani Rumondang. 

 

Sementara itu, Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, mengajak seluruh peserta workshop untuk lebih memperkuat koordinasi di bawah ASEAN OSHNET dan bekerja sama untuk mempromosikan kerja layak bagi pekerja, dengan menghapus kekerasan dan pelecehan di tempat kerja.  

 

"Saya juga berharap workshop ini dapat ditindaklanjuti dengan aksi nyata untuk menciptakan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan lingkungan kerja bagi pekerja," ujar Anwar Sanusi saat menutup workshop.