Perlindungan Sosial Mampu Jaga Kesehatan Mental Pekerja Berupah Rendah
NU Online · Senin, 10 Oktober 2022 | 18:00 WIB
Syifa Arrahmah
Penulis
Jakarta, NU Online
Kirsi Ahola dari Finnish Institute of Occupational Health dalam penelitianya menyebutkan, dukungan meningkatkan kebijakan sosial untuk melindungi pekerja berupah rendah akan sangat bermanfaat bagi kesehatan kognitif pekerja.
Pasalnya, banyak penelitian menyebutkan bahwa pekerja berupah rendah mengalami kira-kira satu tahun tambahan penuaan kognitif selama periode 10 tahun. Karenanya, ia beranggapan peningkatan kesejahteraan finansial mungkin jadi solusinya.
“Hasil penelitian ini harus menjadi pertimbangan terhadap undang-undang yang mengatur pekerjan terkait bahayanya bagi kesehatan pekerja,” terang dia, dilansir dari Journal of Affective Disorder vol 104 (2007), Senin (10/10/2022).
Sebuah riset terbaru dari Kezios, dkk (2022) juga menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki penghasilan rendah bisa membuat otaknya menua lebih cepat dibandingkan seseorang yang memiliki penghasilan lebih tingi.
“Penghasilan gaji rendah berpotensi membuat otak menua lebih cepat,” tulis Kezios dalam risetnya, dilansir dari American Journal of Epidemiology.
Studi tersebut melaporkan, bekerja dengan penghasilan gaji rendah mungkin lebih berbahaya dampaknya bagi otak manusia daripada isi dompet. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa terus bekerja dengan penghasilan rendah menyebabkan penurunan memori secara signifikan lebih cepat.
“Artinya, ketika seseorang melakukan pekerjaan bergaji rendah, otak mereka menua lebih cepat daripada seseorang yang berpenghasilan tinggi,” demikian bunyi artikel tersebut.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Kemuliaan Pekerja Keras
Studi lain yang terbit pada Juli 2022 dalam jurnal PLoS One menyebutkan, gaji kecil ternyata berdampak negatif untuk kesehatan otak dan memicu demensia.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pekerja yang mengalami kelelahan mental yang parah dan stres karena pekerjaan mengalami pemendekan telomer leukosit (gen yang memainkan peranan penting yang signifikan pada proses penuaan) yang lebih pendek daripada pekerja yang tidak lelah karena stres.
“Pemendekan telomer juga telah dikaitkan dengan penyakit parkinson, diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kanker. Singkatnya, pekerjaan yang terus-menerus menghadapkan diri Anda terhadap stres bisa membuat Anda tua sebelum waktunya,” sebut peneliti dalam jurnal tersebut.
Namun tak hanya pekerjaan, studi itu juga menyebutkan sejumlah penyebab stres lain di antaranya, masalah perkawinan, kemiskinan, pengalaman anak usia dini, genetik, dan perilaku kesehatan seperti merokok dan diet.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua