Kesehatan

Ini Beda Anemia dan Hipotensi Beserta Penyebabnya

Ahad, 31 Desember 2023 | 11:30 WIB

Ini Beda Anemia dan Hipotensi Beserta Penyebabnya

Dokter Ita Fajria Tamim dalam sebuah tayangan video di Kanal Youtube NU Online. (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, NU Online

Dokter Ita Fajria Tamim menjelaskan perbedaan antara hipotensi (darah rendah) dengan anemia (kurang darah). Ia menyebut, darah rendah atau hipotensi seringkali diidentifikasi sebagai hal yang sama dengan kurang darah atau anemia, padahal keduanya berbeda. 


“Meskipun memiliki gejala yang sama, pastikan kita paham apa perbedaan dari keduanya,” sebut dr Ita dalam video berjudul Penyebab Orang Bisa Terkena Anemia dan Hipotensi yang diunggah oleh NU Online pada Jumat (29/12/2023).


Ia kemudian memberikan penjelasan tentang hipotensi. Ia mengatakan bahwa hipotensi atau darah rendah merupakan kondisi di mana tekanan darah kita kurang dari 90/60 milimeter hydragyrum (mmHg). 


“Angka yang di depan, 90 adalah kondisi saat jantung kita sedang kontraksi, sedangkan angka 60 adalah angka saat kita relaksasi,” ucapnya.


Ia menjelaskan, penyakit darah rendah atau hipotensi bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, misalnya dehidrasi atau kekurangan cairan, kehamilan, pendarahan, penyakit jantung, gangguan hormon tiroid, dan diabetes.


Gejala dari hipotensi atau tekanan darah rendah ini juga tidak spesifik dan mirip sekali dengan kurang darah atau anemia. Di antaranya pusing, pandangan kabur, lemas, sulit konsentrasi, dan pucat.


“Karena gejala tadi sangat tidak spesifik, maka kita perlu memeriksakan diri ke dokter kalau ternyata gejala yang kita rasakan sangat mengganggu aktivitas kita. Nanti dokter akan mengukur kita dengan alat sphygmomanometer untuk mengetahui berapa tekanan darah kita,” ujarnya.


Sementara anemia, dr Ita kembali menegaskan, sangat berbeda dengan hipotensi. Anemia adalah penyakit kurang darah. Saat terkena penyakit anemia, seseorang akan kekurangan sel darah merah. 


“Anemia adalah kondisi di mana tubuh kita kekurangan sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen mengikat oksigen dan mengantarkannya ke seluruh organ tubuh, sehingga kalau terjadi anemia maka tubuh kita secara keseluruhan kekurangan oksigen,” ungkapnya.


Ia juga menjelaskan, kadar hemoglobin yang normal pada setiap orang berbeda. Biasanya kalau pada laki-laki normalnya di atas 13 gram per desiliter (g/dL), sedangkan pada wanita di atas 12 g/dL. Pada anak-anak maupun ibu hamil kondisinya biasanya sekitar 11 g/dL.


Penyebab anemia ada sangat banyak, sehingga menurut dr Ita, seseorang yang terkena anemia membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. 


“Biasanya anemia disebabkan karena kurang zat besi atau bisa disebut dengan anemia defisiensi besi, bisa juga karena kekurangan asam folat atau vitamin B12. Anemia juga bisa disebabkan karena terjadi pendarahan, kemudian sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah, penyakit ginjal kronis dan sebagainya,” jelas dr Ita.


Ia kemudian mengajak siapa pun, apabila mengalami anemia dalam jangka panjang untuk bisa memastikannya dengan memeriksakan diri ke dokter sehingga bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.


“Untuk pengobatannya, anemia tergantung pada penyebabnya. Kalau anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi, maka kita obati dengan tablet besi dan sebagainya, sekali lagi tergantung penyebabnya. Kalau kita mengalami gejala anemia atau hipotensi juga, kita pastikan penyebabnya apa dan kita obati sesuai dengan penyebabnya,” pungkasnya.