Blitar, NU Online Jatim
Di Indonesia pada 28 Juni diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Peringatan ini digagas oleh ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto, yaitu Haryono Suyono. Gagasan ini disambut baik oleh pemerintahan kala itu dan mulai diperingati sejak 1993. Kemudian Harganas diperingati sebagai hari besar Nasional RI ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI No 39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional.
Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kabupaten Blitar, Muashomah mengungkapkan keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam membentuk keluarga di masyarakat. Keluarga adalah tempat mendidik pertama bagi anak-anak, sehingga dalam keluarga itu harus aman, nyaman dan mendukung tumbuh kembang anak.
"Oleh karena itu keluarga yang sehat, aman dan kondusif akan membuat lingkungan juga akan berdampak baik dan sehat," ungkap Muashomah kepada NU Online Jatim.
Menurutnya, terbentuknya keluarga yang ideal sangat relatif, karena masing-masing orang akan mempunyai perspektif yang berbeda-beda, akan tetapi keluarga yang ideal adalah ketika siapapun yang ada di dalamnya merasa ada kesalingan, saling mendukung, saling menghormati, ada peran -peran yang setara dan ini akan berdampak pada situasi keluarga yang harmonis. Kemudian menciptakan komunikasi yang aktif antar anggota keluarga juga akan membentuk keluarga yang harmonis.
"Sehingga dalam keluarga yang ideal dan harmonis ini akan menciptakan budaya baik, dan ini tentu akan memberikan efek domino pada lingkungan masyarakat sekitar," tuturnya.
Dirinya juga menambahkan, tips untuk membentuk keluarga yang ideal dan harmonis, kuncinya ada pada dua tokoh yaitu, ayah dan ibu. Bila dua orang ini masih memiliki kemauan untuk belajar, dapat mengatur ego, menjaga kewarasan dengan komunikasi yang setara dan ada kesalingan yang terbangun baik, maka keluarga yang ideal dan harmonis akan terwujud.
"Memang bukan hal yang mudah untuk membuat situasi keluarga mendukung kita sepenuhnya, apalagi untuk kaum ibu atau perempuan, perlu banyak belajar dan meningkatkan kemampuan disituasi apapun," imbuhnya.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Kanigoro ini juga memberikan arahan untuk para pasangan muda. Baginya, pasangan baru merupakan sosok yang baru saja memasuki dunia nyata dalam kehidupan. Maka dari itu, perlu dibangun pemahaman bahwa perjuangan hidup baru dimulai, karena merekalah penentu akan lahirnya generasi-generasi yang hebat, atau sebaliknya.
Kemudian juga perlu menumbuhkan semangat kepada pasangan muda agar terus belajar, terus memperbaiki diri dan menghormati satu sama lain, bahkan pada saat kondisi atau situasi yang kurang menyenangkan harus segera dikomunikasikan agar cepat mendapat solusi.
"Karena kita tidak hidup dalam kondisi yang akan terus baik-baik saja, dan jangan lelah untuk terus merawat cinta dengan kesalingan,jangan lupa, langitkan doa sebanyak banyaknya, karena hanya Allah yang bisa menuntun kita menjadi keluarga yang bahagia, yang harmonis dan membawa keberkahan," terangnya.
Sementara itu, LKKNU Kabupaten Blitar saat ini berusaha untuk ikut andil dalam menuntaskan masalah stunting di tengah masyarakat. Lagi-lagi yang paling resah adalah para ibu, tapi ini sebenarnya adalah tanggung jawab bersama, baik keluarga maupun pemerintah. LKKNU juga mengimbau agar masyarakat terus mengedukasi diri untuk melakukan pencegahan terhadap stunting.
"Secara khusus ada kader-kader NU yang terjun langsung menjadi edukator stunting di masyarakat, hal ini sesuai dengan tema Harganas tahun 2022, yaitu mencegah keluarga dari stunting," jelasnya.
Pada momen Harganas tahun 2022 dan saat pandemi beranjak usai, LKKNU mengajak masyarakat nahdliyin untuk bersama menjaga keberlangsungan hidup dengan peduli stunting, karena masa depan generasi selanjutnya tergantung kualitas kesehatan anak-anak hari ini. Stunting sangat mungkin terjadi pada siapapun, akan tetapi kita terus bergandengan tangan mengedukasi masyarakat.
"Maka dari itu, mari awali dalam keluarga untuk menjaga kesalingan agar terwujud keluarga yang bahagia , sehat dan berkah," pungkas Muashomah.
Terpopuler
1
Arus Komunikasi di Indonesia Terdampak Badai Magnet Kuat yang Terjang Bumi
2
PBNU Nonaktifkan Pengurus di Semua Tingkatan yang Jadi Peserta Aktif Pilkada 2024
3
Pergunu: Literasi di Medsos Perlu Diimbangi Narasi Positif tentang Pesantren
4
Kopdarnas 7 AIS Nusantara Berdayakan Peran Santri di Era Digital
5
Cerita Muhammad, Santri Programmer yang Raih Beasiswa Global dari Oracle
6
BWI Kelola Wakaf untuk Bantu Realisasi Program Pemerintah
Terkini
Lihat Semua