Boyolali, NU Online Jateng
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengatakan, menjadi ulama atau kiai memiliki tugas yang sangat berat yakni membimbing umat. Apalagi kiai di sini yang dimakud ulama pewaris risalah Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
"Kiai itu harus alim yakni menguasai disiplin ilmu-ilmu agama lengkap, mempunyai rasa taqwa (takut) pada Allah dan punya sifat kasih sayang kepada umatnya meniru Nabi Muhammad SAW," tegasnya.
Hal itu disampaikan Kiai Ubaid panggilan akrabnya pada 'Pengajian Akbar' dalam rangka Haflah Akhirussanah Khatmil Qur'an ke 17 di Pesantren Tahfidzul Qur'an Jetis, Manggis, Mojosongo, Kabupaten Boyolali pada Sabtu (27/8/2022) pekan kemarin.
Lebih lanjut Mbah Ubaid menjelaskan, kiai harus memenuhi kriteria ulama bukan seenaknya sendiri mengaku kiai tapi tidak meniru kriteria ulama. Kiai atau ulama dengan kasih sayangnya memiliki tanggung jawab kepada umatnya harus mau mengajarkan ilmunya kepada umatnya dimanapun tempatnya.
"Para kiai atau alumni pesantren mesti hijrah ke daerah-daerah yang lebih membutuhkan ilmunya. Kiai harus membimbing, menuntun, menolong (beri syafaat) baik dunia dengan amaliah-amaliah NU," terang Kiai Ubaid yang juga Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen, Kota Semarang itu.
Tidak hanya itu lanjutnya, seorang kiai atau ulama arus bertanggung jawab untuk menyelamatkan umatnya di dunia dan akhirat. Tugas tanggung kiai atau ulama juga berbuat maslahah (kebaikan) terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
"Agar masyarakat lebih sejahtera dan mendapatkan keadilan dengan menjadikan para pejabat pemerintah dan legislatif yang amanah dan adil," ucapnya.
Menurutnya, kalau pemerintah dan legislatif dhalim maka tugas kiai dan ulama untuk turun gunung mengingatkan, memperbaikinya. Bagian dari tugas dan tanggung jawab itu para ulama yang disponsori KH Hasyim Asy'ari membentuk organisasi NU dengan program-programnya.
Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur'an Kiai Ahmad Zuhrufus Surur kepada NU Online Jateng, Selasa (30/8/2022) menjelaskan, dalam acara akhirussanah dirinya mengundang Rais PWNU Jateng untuk memberikan taushiyah.
"Alhamdulillah, Kiai Ubaid berkenan hadir dan acara pengajian akbar malam itu begitu meriah dihadiri jamaah tidak kurang 2.000 orang, dihadiri juga para kiai dan gus dari Pesantren di Boyolali dan Klaten, Pengurus NU Boyolali dan Klaten," terangnya.
Tampak hadir pula dari unsur pemerintahan berlangsung hidmat cahaya cahaya keberkahan menerangi majelis itu sambutan dari shahibul bait diwakili Kiai Abadurrohman, pembacaan maulid oleh Kiai Ikhsanudin dari Kota Semarang dan doa penutup oleh Mbah Kiai Hamid Dawar.
Pengirim: Agus T
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
Terkini
Lihat Semua