Mustasyar PBNU Kisahkan Akhlak Khalid bin Walid saat Dicopot sebagai Panglima Perang
NU Online · Jumat, 16 Desember 2022 | 10:30 WIB
Garut, NU Jabar Online
Mustasyar PBNU KH Muhammad Nuh Addawami sampaikan kisah sahabat Nabi yang bersama Sayidina Khalid bin Walid dicopot dari jabatan Panglima Perang. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Halaqah Fiqih Peradaban yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Huda Kampung Cibojong, Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut Jawa Barat, pada Rabu (15/12/2022).
Kiai yang akrab disapa Ceng Nuh tersebut mengingatkan kepada umat Islam khususnya agar tidak pernah "nepak dada" di kala sukses menyelesaikan semua tanggung jawabnya dengan baik. Hal tersebut diilustrasikan oleh Ceng Nuh dalam sebuah kisah pelepasan jabatan Sayidina Khalid bin Walid yang dikenal sebagai panglima perang tak terkalahkan.
Sebagai sahabat Nabi yang juga keponakan dari Sayidina Khalid, Sayidina Abu Bakar yang kala itu adalah Amirul Mukminin menyampaikan pelepasan jabatan panglima perang sayidina Khalid dengan begitu sopan dan ramah. Ceng Nuh menyampaikan dengan bahasa sunda yang begitu lugas.
"Paman, jabatan paman ku abi badé di kurebkeun tina jabatan amir perang, lain karna teu sae, lain karena kalepatan, lain karena teu diperyogikeun dina perang, namung kumargi nyaah ka paman, bilih paman takabur, (Paman, jabatan paman saya lepas dari amir perang. Bukan karena paman tidak bagja, bukan punya kewalahan, dan juga bukan karena tidak dibutuhkan dalam perang, namun saya lepas karena dikhawatirkan nanti paman takabur)," tutur Ceng Nuh saat memperagakan perkataan Amirul Mukminin kepada sayidina Khalid dengan bahasa Sunda.
Dengan lapang dada dan penuh rasa hormat kepada Amirul Mukminin, walau sebagai Panglima Perang, Sayidina Khalid menerima keputusan Amirul Mukminin dengan lapang dada dan jiwa ksatria. Seraya mengucapkankan terima kasih dan memeluk Amirul Mukminin.
"Pun Alo, nuhun tos merhatoskeun kaula, (Keponakan ku, terima kasih karena telah memperhatikan ku)," ujar sayidina Khalid.
Selain itu, Ceng Nuh sampaikan pesan penting bahwa sebagai manusia, hanya diberi tugas untuk beribadah seperti halnya diamanahi mengurusi NU. Namun menurutnya tetap kita harus meniatkan diri mengurusi NU untuk beribadah.
Sebagai informasi, hadir dalam kesempatan tersebut sebagai pemateri dari Mustasyar PBNU sekaligus sesepuh Pondok Pesantren Nurul Huda Cibojong KH Muhammad Nuh Addawami, Katib PBNU KH Hasan Nuri Hidayatullah dan Rektor IAI Latifah Mubarokiyah Suryalaya Kabupaten Tasikmalaya KH Asep Salahudin. Selain itu tamu undangan yang hadir yakni Ketua MUI Garutan KH Sirojul Munir, Wakil Ketua PCNU Garut H. Abdusy Syakur Amin, jajaran MWC NU Cisurupan, Camat Cisurupan, Dandim, Kapolsek Cisurupan dan ratusan santri lainnya.
Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
4
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
5
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Prabowo Serukan Solusi Dua Negara agar Konflik Israel-Palestina Reda
Terkini
Lihat Semua