Tradisi dan Semangat Berburu Berkah Lailatul Qadar di Tunisia
NU Online · Kamis, 16 Juli 2015 | 08:00 WIB
Kairouan, NU Online
Momentum lailatul qadar merupakan saat yang dinantikan warga Kairouan dan sekitarnya. Umat Islam di kota yang terletak di Tunisia bagian utara ini antisias meningkatkan kualitas ibadah, berlomba berburu berkah pada malam seribu bulan tersebut.
<>
Ada tradisi unik di Kairouan, di antaranya adalah pelaksanaan tarawih yang hanya sampai pada 27 Ramadhan. "Sebab, menurut hadits sahih, lailatul qadar tepat pada tanggal 27," ujar Amohamed, mantan pengurus takmir Masjid 'Uqbah Ben Nafi di kota setempat memberi alasan.
Masjid 'Uqbah Ben Nafi pun kuwalahan menampung jamaah yang membludak. Dalam pantauan NU Online, jamaah sudah mulai berdatangan semenjak Ashar, Selasa (14/7).
Mereka tidak hanya warga Kairouan, tapi ada yang datang dari luar kota. Sebut saja Mahdia, Sousse, Monastir, bahkan ada warga Kairouan yang sudah lama di Perancis hampir tiap akhir Ramadhan mudik ke kampung halaman, untuk ikut tarawih malam 27 di Masjid Uqbah. Ada yang datang sendirian, bersama keluarga, bahkan rombongan naik bus.
"Saya sempatkan mudik sebelum tanggal 27 Ramadhan," kata seorang dosen linguistik Arab di Paris kelahiran Kairouan.
Jamaah yang tidak tertampung di dalam Masjid terpaksa harus meluber ke halaman masjid hingga luar pagar masjid yang tercatat sebagai cagar budaya internasional di bawah payung UNIESCO ini.
Masjid Uqbah sendiri memiliki sejarah panjang. Para ulama Kairouan mengklaim bahwa Masjid Uqbah merupakan masjid pertama di benua hitam, jauh sebelum al-Azhar dan Kurouwiyin (Maroko).
"(Justru) Kurouwiyyin itu nisbat ke Kairouan," ujar imam besar masjid Uqbah, Shaikh Toyyib.
Masjid ini, menurut Toyyib, dibangun oleh sahabat Uqbah bin Nafi pada tahun 50 H. "Ia sahabat yang turut membaiat nabi di Baiaturridlwan dan mendampinginya saat (peristiwa) Hudaibiyah," lanjut ulama yang kagum pada umat Islam Indonesia ini.
Ditemui ditempat yang berbeda, Mokhtar, pengurus pesantren Alquran, Dar al-Quran, mengatakan, tradisi ini (berburu lailatul qadar) sudah berlangsung semenjak lama. Bahkan, jamaah hampir utuh sampai rakaat kedua puluh. Berbeda dari hari-hari biasanya, banyak jamaah yang "mengundurkan diri", terutama setelah rakaat ke delapan dan sepuluh. Rupanya mereka juga berbuburu barokah di maqbaroh Abi Zam'ah di malam puncak bulan suci Ramadhan, lailatul qadar. (A. Muntaja AfandieMahbib)
Terpopuler
1
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
2
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
3
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
4
Negara G7 Dukung Israel, Dubes Iran Tegaskan Hindari Perluasan Wilayah Konflik
5
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
6
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
Terkini
Lihat Semua