Internasional

Tahun Ini, 48 Ribu Bayi Pengungsi Rohingya Lahir

NU Online  ·  Jumat, 5 Januari 2018 | 15:00 WIB

Tahun Ini, 48 Ribu Bayi Pengungsi Rohingya Lahir

(Foto: NU Online/A Muchlishon Rochmat)

Cox’s Bazar, NU Online
Sebuah lembaga bantuan kesehatan Save the Children’s memperkirakan 48 ribu bayi akan lahir di kamp-kamp pengungsian etnis Rohingya tahun ini. Bayi-bayi tersebut akan lahir di tenda dalam keadaan yang tidak sehat dan memiliki resiko tinggi terkena penyakit dan kekurangan gizi, bahkan rentan meninggal sebelum usia lima tahun. 

“Kamp-kamp tersebut memiliki sanitasi yang buruk dan merupakan tempat berkembang biak bagi penyakit seperti difteri, campak dan kolera, dimana bayi yang baru lahir sangat rentan,” kata Rachael Cummings, Penasihat Save the Children’s di Cox's Bazar, kota terdekat ke kamp, seperti dikutip The Indian Express, Jumat (5/1).

Anak-anak yang akan lahir tersebut tidak memiliki tempat yang layak saat proses kelahirannya. Salah satu tantang terbesar lainnya di kamp pengungsian adalah kesehatan ibu. Sejak migrasi ke wilayah Bangladesh, pengungsi Rohingya termasuk ibu-ibu yang sedang mengandung tinggal di tenda-tenda kecil yang kumuh. Satu tenda berukuran 2,5 x 6 meter biasa ditempati 10 hingga 15 orang.

Cummings menuturkan, lima persen dari total 870 pengungsi Rohingya yang tinggal di tenda darurat adalah wanita hamil. Setiap harinya, diperkirakan sekitar 130 kelahiran hidup terjadi pada 2018 ini. Dua pertiga ibu hamil tidak memiliki akses ke layanan ginekologi dan kebidanan, sementara banyak wanita tidak dapat menyusui karena gizi buruk, atau karena tidak ada ruang pribadi untuk melakukannya. Hanya 22% kelahiran di daerah tersebut yang berlangsung di fasilitas kesehatan.

Pengungsi Rohingya selalu pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu yang begitu cepat. Sehingga mereka membangun rumah dimana-mana dengan keadaan yang seadanya. Tanpa ada toilet, drainase yang buruk, dan sanitasi yang amburadul. Dengan sanitasi yang buruk, maka resiko terkena penyakit sangat tinggi.

Berdasarkan kesepakatan pemerintah Myanmar dan Bangladesh pada November tahun lalu, Myanmar akan menerima kembali pengungsi Rohingya yang ada di wilayah Bangladesh pada 22 Januari nanti. (Red: Muchlishon Rochmat)