Internasional HAJI 2022

Tahallul, Jamaah Haji Indonesia Bawa Mesin Cukur dan Saling Mencukur Demi Hemat Biaya

Sel, 12 Juli 2022 | 18:41 WIB

Tahallul, Jamaah Haji Indonesia Bawa Mesin Cukur dan Saling Mencukur Demi Hemat Biaya

Tahallul. Sebagian jamaah membawa alat cukur elektrik digunakan beramai-ramai tanpa mengeluarkan ongkos. (Foto:MCH)

Makkah, NU Online
Salah satu rangkaian ibadah haji adalah melakukan tahallul atau memotong rambut. Memotong atau mencukur rambut kepala menjadi salah satu bagian penting dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah. Jamaah haji tidak dapat tahallul (tuntas/ selesai dari haji atau umrah) sebelum melakukannya.

 

Syekh Zakariya al-Anshari, dalam kitab Asna al-Mathalib, menjelaskan tidak ada tahallul dari haji dan umrah tanpa menghilangkan rambut kepala sebagaimana rukun-rukun yang lain.

 

Menurut pendapat yang kuat dalam mazhab Syafi’i, aktivitas ini merupakan rukun haji dan umrah yang tidak dapat ditinggalkan dan tidak bisa diganti dengan fidyah (denda), sebagian pendapat mengatakan statusnya adalah kewajiban haji yang berkonsekuensi fidyah bila ditinggalkan, sebagian pendapat menyebut bukan bagian dari manasik haji.
 

Standar minimal menghilangkan rambut kepala yakni tiga helai rambut dengan berbagai cara, bisa dengan mencukur habis, memotong sebagian, mencabut, atau bahkan membakar. Namun demikian, sebagian jamaah haji asal Indonesia lebih memilih mencukur gundul rambutnya sampai licin alias plontos. Bagi yang terbiasa dengan rambut gondrong, ketiadaan rambut ini bisa terlihat berbeda dari biasanya, bahkan terlihat pangling.


Bukan tanpa alasan, sebagian jamaah haji mencukur habis seluruh rambutnya tanpa sisa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah ditanya oleh sahabat soal pilihan memendekkan rambut atau cukur gundul. Para sahabat bertanya sampai tiga kali, jawabannya tetap saja, “Ya Allah, ampunilah mereka yang menggundul habis.” Baru ketika ditanya untuk yang keempat kalinya, Rasulullah menjawab, “Dan juga bagi yang memendekkan.”
 
Untuk cukur gundul, butuh keberanian mental mengingat selama ini ada semacam stigma tertentu pada orang yang rambutnya digundul. Di pesantren misalnya, santri yang melakukan pelanggaran biasanya akan digunduli sebagai bentuk hukuman. Di komunitas tertentu, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) pun digunduli. Tahallul sampai gundul habis di Makkah yang dilakukan oleh banyak orang secara bersamaan menghilangkan stigma atau pertanyaan tidak penting “Mengapa gundul?”
 
Senin (11/07/2022) sore waktu setempat, sejumlah anggota tim Media Center Haji (MCH) yang telah menyelesaikan lempar jumrah nafar awal berangkat ke tukang cukur untuk tahallul. Sebagian tetap memotong rambut sangat pendek, namun banyak pula yang memilih plontos.
 
“Bersamaan dengan rambut yang dibuang, ini merupakan simbol untuk menghilangkan dosa-dosa masa lalu dan menatap masa depan yang lebih baik, yang lebih berkemajuan,” ujar David, jurnalis media daring yang menjawab secara filosofis.
 
Di Makkah, banyak kios potong rambut yang menawarkan jasa untuk tahallul yang menjadi syarat bagi jamaah haji atau umrah. Ongkosnya berkisar 15 riyal atau sekitar 60 ribu rupiah. Ini merupakan peluang bisnis yang besar karena ada satu juta jamaah haji. Belum lagi mereka yang menjalankan ibadah umrah berulang kali selama musim haji.
 
Bagi tukang cukur, jasa cukur gundul cukup menguntungkan karena mereka bisa melakukannya dengan lebih cepat, tanpa perlu memperhatikan soal model potongan yang rumit. Dengan demikian, mereka dapat melayani konsumen lebih banyak. Hanya sekitar 5 menit untuk cukur gundul.
 
Meski demikian, ada sebagian jamaah yang membawa alat cukur elektrik dan digunakan beramai-ramai tanpa perlu mengeluarkan ongkos. Seperti yang dilakukan oleh jamaah haji Indonesia di tenda Mina, mereka secara bergantian memotong rambut secara bergantian.
 
Bagi jamaah haji Indonesia yang datang belakangan, rambutnya sudah akan tumbuh memanjang karena mereka masih berada di Arab Saudi sekitar sebulanan lagi, sementara jamaah haji gelombang pertama yang mulai berangkat pada 4 Juni 2022, mereka akan mulai pulang pada 15 Juli 2022. Rambut plontos akan menyertai ke tanah air, namun akan dipahami, itu adalah plontos sebagai tanda sudah haji.
 

Pewarta: Achmad Mukafi Niam

Editor: Zunus Muhammad