Internasional

Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar, Sekjen ASEAN: Terima Kasih Indonesia

Jum, 17 September 2021 | 04:45 WIB

Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar, Sekjen ASEAN: Terima Kasih Indonesia

Ilustrasi: Gedung ASEAN. (Foto: bisnis.com)

Jakarta, NU Online

Komitmen dan upaya-upaya perdamaian terus dilakukan oleh organisasi negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) untuk masyarakat Myanmar pasca-kudeta militer. Termasuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar yang saat ini sedang didera krisis.


Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi berterima kasih kepada Indonesia dan penyumbang pertama lainnya yakni Turki, Filipina, Thailand, dan Yayasan Temasek milik pemerintah Singapura.


Dikutip dari kantor berita Anadolu, Indonesia menyumbangkan masker KN95, alat pelindung diri (APD), serta sarung tangan medis dengan total senilai USD200.000 atau sekitar Rp2,85 miliar.


ASEAN telah resmi menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar yang berupa alat kesehatan dan obat-obatan senilai lebih dari USD1,1 juta atau Rp15,7 miliar, pada Rabu.


Berdasarkan keterangan KBRI Yangon, Kamis, bantuan tersebut merupakan implementasi konsensus lima poin yang disepakati para pemimpin ASEAN atas krisis di Myanmar pada April lalu, dan akan ditujukan untuk penanganan pandemi Covid-19.

 

 

Dalam mendistribusikan bantuan kepada pihak paling terdampak di Myanmar, ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) selaku koordinator akan bekerja sama dengan Myanmar Red Cross Society (MRCS).


KBRI Yangon ditunjuk sebagai salah satu anggota ASEAN Monitoring Team (AMT) dan bertugas mengawasi hingga mengevaluasi proses penyaluran bantuan tersebut.


Pemberian bantuan ini terbagi ke dalam dua fase yakni, bantuan untuk menyelamatkan hidup (life saving) dan bantuan menopang hidup (life sustaining). Fase pertama live saving terdiri dari bantuan terkait penanganan Covid-19 yang sangat dibutuhkan saat ini, kemudian fase kedua berupa bantuan yang lebih luas lagi.

 


Myanmar diguncang kudeta sejak 1 Februari 2021 di mana militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.


Kelompok pemantau sipil melaporkan sebanyak 1.093 orang tewas sejak militer melakukan kudeta dan 6.533 orang masih ditahan hingga 15 September 2021.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon