Internasional

Sebelum Jadi Muallaf, Pria Bulgaria Ditanya 3 Hal

NU Online  ·  Senin, 9 April 2018 | 23:45 WIB

Sebelum Jadi Muallaf, Pria Bulgaria Ditanya 3 Hal

Ivan P Krumov (ketiga dari kiri)

Amsterdam, NU Online
Selang sehari rombongan Ki Ageng Ganjur meninggalkan Eropa (7/4), Ketua PCINU Belanda, Ibnu Fikri, kembali mendapat amanah membimbing seorang pria untuk masuk Islam. Ia bernama Ivan P Krumov (30 tahun), kelahiran Bulgaria, yang saat ini sudah 9 tahun tinggal di Diemen (sekitar 6 km dari Amsterdam) Belanda. Prosesi sakral tersebut dilakukan di sela-sela pengajian mingguan di Masjid PPME Al-Ikhlash Amsterdam, Ahad (8/4), pukul 14.30 waktu setempat.

Didampingi pengurus PCINU Belanda dan Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME) Al-Ikhlash, pengucapan dua kalimat syahadat Ivan berjalan lancar. Sejumlah jamaah pengajian yang hadir juga turut menyaksikan. Sebelum prosesi pengislaman, Fikri menyampaikan tiga pertanyaan kepada Krumov. 

Pertama, apakah ia mengakui bahwa Islam adalah sebuah jalan kebenaran? Ivan menjawab, "Ya saya mengakui."  Kedua, apakah sesorang telah memaksa Ivan masuk Islam? Ia mengatakan dengan tegas, "Tidak ada yang memaksa saya masuk Islam."

Kemudian pertanyaan terakhir, apakah Ivan mau belajar tentang Islam setelah mengucapkan syahadat? Ivan pun menjawab, "Saya akan mendalami Islam dengan berbagai cara." 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk meluruskan niat yang bersangkutan masuk Islam. Selain itu juga untuk mempertimbangkan aspek kesadaran atas pilihannya masuk Islam tanpa ada unsur tekanan.

"Karena pada dasarnya seseorang masuk agama (Islam) adalah hidayah dan tidak perlu ada paksaan, laa ikraha fiddin, tak ada paksaan dalam memeluk Islam," tegas Fikri.

Fikri menambahkan pilihan Ivan masuk Islam barangkali adalah berkah Ki Ageng Ganjur yang beberapa hari sebelumnya melakukan roadshow di beberapa kota di Eropa. Selama sekitar dua minggu lalu, kehadiran grup musik religi pimpinan Zastrouw al-Ngatawi tampil di Brussels, Belgia; Hamburg, Jerman; Amsterdam, dan Den Haag, Belanda. Mereka adalah duta budaya yang dikirim PBNU untuk menguatkan posisi Islam Nusantara di bumi Eropa.

Pendekatan dakwah Islam melalui budaya ini menjadi penting, karena konstruksi dakwah yang santun dan menyejukkan semakin memberi peluang bagi warga sekitar, khususnya yang berada di luar negeri, bersimpati terhadap Islam. Konsep ini sesuai dengan platform PCINU Belanda dan PPME Al-Ikhlash Amsterdam yang lebih mengedepankan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin melalui aspek budaya, dialog, dan toleransi dalam berdakwah. (Muhammad Rodlin Billah/Kendi Setiawan)