Internasional

Rashida Tlaib, Muslimah Pertama di Kongres Amerika Serikat

NU Online  ·  Kamis, 9 Agustus 2018 | 06:30 WIB

Rashida Tlaib, Muslimah Pertama di Kongres Amerika Serikat

Foto: aboutislam.net

Washington, NU Online
Seorang warga Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina, Rashida Tlaib (42), menjadi Muslimah pertama di Kongres AS. Ia terpilih setelah memenangkan nominasi Demokrat untuk kursi Distrik ke-13 yang sebelumnya dipegang John Conyers Jr (89).

Tlaib yang mewakili Partai Demokrat memenangkan pemilihan pendahuluan di Detroit. Ia berhasil mengalahkan lima kandidat Partai Demokrat lainnya dengan suara 33,2 persen. Sebagaimana dilansir laman The Washington Post, Rabu (8/8).

Di sisi lain, Partai Republik tidak memiliki calon di wilayah itu. Sehingga Tlaib akan mulai bertugas di Kongres AS (House of Representative) usai pemilihan sela pada November nanti.

Tlaib yang merupakan penduduk Detroit barat daya juga menjadi Muslimah pertama yang terpilih di legislatif Michigan pada 2008 silam. 

Dia menjadi anak pertama dari 14 anak seorang imigran Palestina. Ia juga menjadi pertama yang mencicipi bangku kuliah. Bapak dan ibunya tidak sampai studi di jenjang universitas. Tlaib lulus dari Universitas Negeri Wayne dan Sekolah Hukum Thomas Cooley. Ia bekerja di sektor nirlaba sebelum memasuki dunia politik.

“Terima kasih banyak karena membuat momen tak dibayangkan ini terwujud. Saya tak bisa berkata-kata. Saya tidak sabar melayani Anda di Kongres,” tulis Tlaib dalam komentar atas kemenangannya melalui akun Twitternya.

Tlaib akan menggantikan John Conyers yang mengundurkan diri Kongres karena tuduhan pelecehan seksual. Tlaib akan mulai bekerja pada Januari 2019 dan masa jabatannya berlangsung dua tahun ke depan.

Menyela pidato Trump

Pada Agustus 2016, Tlaib bersama dengan puluhan pemrotes yang lainnya menjadi berita utama setelah mereka menyela pidato Donald Trump saat kampanye di Detroit. Saat Trump berpidato, Tlaib mengatakan kalau yang terlintas di pikirannya adalah “orang Amerika, orang tua, Muslim, Arab-Amerika, dan wanita.”

Dia menyela Trump dan mengatakan bahwa anak-anaknya berhak mendapatkan perlakuan yang lebih baik. Ini diungkapkan Tlaib setelah melihat putranya yang berusia 11 tahun menjadi semakin cemas setelah mendengar dari teman-teman tentang komentar Trump selama kampanye.

Akibat ulahnya itu, Tlaib langsung diamankan penjaga keamanan. Ia dibawa keluar dari tempat pidato sebelumnya akhirnya ditahan otoritas setempat. (Red: Muchlishon)