Internasional

Presiden Palestina: Perang Israel di Gaza adalah Genosida

Rab, 15 November 2023 | 20:30 WIB

Presiden Palestina: Perang Israel di Gaza adalah Genosida

Ilustrasi: Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat berbincang dengan Presiden RI Joko Widodo dalam KTT OKI dan Liga Arab. (Foto: BPMI Setpres)

Jakarta, NU Online

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan pernyataannya mengenai perang di Gaza, Palestina yang telah berkecamuk sejak 7 Oktober 2023.


Dalam pidato peringatan 35 tahun deklarasi kemerdekaan Palestina di Ramallah, Presiden Abbas mengatakan bahwa agresi militer Israel merupakan aksi genosida barbar.


"Kita menghadapi bersama perang agresi barbar dan perang genosida terbuka terhadap orang-orang kita di Jalur Gaza dan di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, ibu kota abadi kita," ungkap dia dalam pernyataannya dikutip dari kantor berita Palestina, WAFA, Rabu (15/11/2023).


"Ini adalah perang melawan keberadaan Palestina, melawan identitas nasional Palestina, identitas tanah dan identitas penduduk," ujar dia.


Dia melanjutkan bahwa warga Palestina yang terbunuh di Gaza akan menjadi kutukan bagi pendudukan dan bagi mereka yang berdiri di belakangnya atau tetap diam tentang kejahatan perang yang dilakukannya terhadap warga Palestina.


"Orang-orang kami, yang harapan dan nyawanya dibunuh oleh rudal tentara agresi," ucapnya.


"Palestina adalah satu-satunya tanah air kami dan kami tidak akan menerima alternatif dan jika ada orang yang harus meninggalkan tanah kami, itu adalah pendudukan - dan hanya pendudukan."


Ia mengungkapkan, prioritasnya saat ini yang sedang dikerjakan dengan semua energi, adalah untuk menghentikan agresi barbar Israel terhadap warga Palestina, dan untuk melindungi warga dari pertumpahan darah yang lebih lanjut.


"Tetesan darah dari seorang anak Palestina, atau dari seorang wanita atau pria di antara orang-orang kita, lebih berharga bagi kita daripada dunia dan tidak ada yang lain," jabarnya.


Ia menegaskan bahwa pihaknya telah menolak dengan segala kekuatan semua rencana untuk menggusur dan mendeportasi rakyat Palestina dari tanah airnya sendiri.


"Kami menginginkan kehidupan yang aman, bermartabat, dan bebas bagi rakyat kami di tanah air mereka dan di negara mereka yang bebas, mandiri, dan berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Ini adalah strategi kami, ini adalah tujuan kami, dan kami akan terus berjuang untuk itu sampai tercapai, insya Allah," paparnya.


"Satu bendera nasional, satu negara Palestina, dan satu masa depan politik. Ini adalah keputusan kami dan ini adalah pilihan kami," tutupnya.