Internasional

Persatuan Pelajar Indonesia Serahkan Bantuan Kepada Warga Syiria

NU Online  ·  Kamis, 21 April 2016 | 16:00 WIB

Damaskus, NU Online
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Damaskus menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Syrian Arab Red Crescent (SARC) di Kantor Pusat SARC di Damaskus Rabu, (20/4). Bantuan dari PPI ini langsung diterima Presiden SARC, Dr Abdul Rahman Attar, dan disaksikan Duta Besar RI Damaskus, Djoko Harjanto, didampingi Plh Pensosbud KBRI Damaskus.

Bantuan senilai 3.565.000 (tiga juta lima ratus enam puluh lima Lira Suriah) atau sekitar US$7000 dan 6 (enam) kardus berisi pakaian dan kebutuhan anak-anak berasal dari Perhimpunan Pelajar Indonesia sedunia yang dimediasi oleh KBRI Damaskus.
Dubes Djoko Harjanto mengungkapkan rasa keprihatinannya atas krisis yang terjadi di Suriah dan berharap konflik akan segera berakhir di masa mendatang.

“Pemerintah Indonesia telah menyampaikan bantuan resmi senilai US$ 500,000 melalui organisasi PBB UN-OCHA,” ujarnya. 

“Sementara bantuan melalui SARC ini sebagai bentuk solidaritas para pelajar dan rakyat Indonesia terhadap penderitaan rakyat Suriah,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua SARC menyampaikan terima kasih atas kunjungan Dubes Djoko dan rombongan yang merupakan bukti solidaritas rakyat Indonesia dalam krisis yang dihadapi di Suriah. Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia terutama ke Jakarta dan Bali, terkait dengan organisasi kemanusiaan. 

Organisasi Bulan Sabit Merah Arab Suriah (Syrian Arab Red Crescent) memiliki 14 cabang di propinsi-propinsi Suriah dan 75 subcabang hingga ke pelosok Suriah. SARC juga merupakan organisasi kemanusiaan independen yang anggotanya terdiri dari Konfederasi Bulan Sabit dan Palang Merah Internasional. Presiden SARC juga merupakan salah satu anggota presidium konfederasi dimaksud.

Misi yang dilakukan SARC adalah misi independen dan kemanusiaan, jauh dari ranah politik dan keberpihakan. Misi yang dijalankan SARC benar-benar penuh resiko, dimana mereka harus menjadi penengah antara pemerintah dan oposisi serta kelompok bersenjata lainnya. SARC bisa masuk ke wilayah-wilayah hot area yang dikuasai kelompok-kelompok bersenjata untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan baik melalui darat maupun udara.

Sejak lebih dari 5 tahun terjadinya konflik bersenjata, tercatat sebanyak 65 korban jiwa dari pihak relawan SARC yang berada di garis terdepan penyaluran bantuan kemanusiaan.

“Uang tunai bantuan tersebut akan dibelikan susu yang saat ini sangat dibutuhkan oleh para balita dan anak-anak yang berada di penampungan di bawah pengawasan The Syrian Arab Red Crescent (SARC),” ujar Dr Abdul Rahman Attar seraya mengucapkan banyak terima kepada para pelajar. Ia mengungkapkan bahwa bantuan PBB selama ini tidak pernah ada komponen susu untuk anak-anak yang sangat memerlukan. (Red-Zunus)