Internasional

PCINU Mesir Gelar Lokakarya Internasional Deradikalisasi

Jumat, 28 April 2017 | 07:00 WIB

Kairo, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir bekerja sama dengan Pusdiklat Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, serta KBRI Kairo menyelenggarakan Workshop Internasional di Kairo Mesir.

Acara yang bertajuk “Peran Manhaj al-Azhar dalam Deradikalisasi Pemahaman Agama yang Intoleran” itu dilaksanakan pada 26-28 April 2017. Lokakarya yang diikuti 200 mahasiwa Indonesia di Mesir ini berupaya menelaah peran sistem pendidikan dan kurikulum al-Azhar di dalam mengajarkan pemikiran dan paham Islam yang damai, paham Islam yang toleran, dan saling mengasihi sesama umat manusia.

Rais Syuriyah PCINU Mesir Muhlashon Jalaluddin mengatakan bahwa tema yang diangkat dalam lokakarya sejalan dengan kondisi yang dihadapi oleh umat saat ini. Menurutnya, umat Islam kini pada posisi tertuduh sebagai pelaku tindak terorisme, akibat maraknya pemahaman agama yang radikal.

"Umat Islam selalu tertuduh sebagai pelaku tindakan teror, bukan hanya di negara-negara mayoritas Muslim, tetapi juga di negara-negara (mayoritas) non-Muslim. Padahal tindakan terorisme itu tidak mengenal agama, tidak mengenal kebangsaan, dan tidak ada agama yang memerintahkan tindakan terorisme," ujar Muhlashon dalam sambutannya.

Sementara itu, mencermati suasana pilkada DKI Jakarta baru-baru ini, Muchlis Muhammad Hanafi, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI yang mewakili Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Abdurrahman Mas'ud sepakat bahwa para ulama di Indonesia saat ini memiliki tugas berat di dalam mengembalikan paham-paham keagamaan yang sempat menjadi polemik selama masa kampanye. Sebab tidak sedikit statemen-statemen yang terlontar selama kampanye memengaruhi pemahaman agama yang perlu diluruskan.

“Umat Islam saat ini menemukan momentumnya untuk mengembalikan semangat persatuan, merajut kembali tali-tali kebangsaan yang belakangan ini ada indikasi memudar. Selanjutnya mari kita menunggu langkah-langkah konkret dari wasathiyatul Islam dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat,” pungkas salah satu narasumber.

Wakil Kepala Perwakilan RI di Kairo Kemal Haripurwanto dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan workshop yang diselenggarakan PCINU Mesir kerja sama dengan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan dan KBRI Kairo. Kemal menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian Agama RI yang secara konkret turut berkontribusi di dalam pembinaan pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir. “Kegiatan seperti ini perlu dilanjutkan bahkan ditingkatkan,” tandas Kamal.

Selain dari pihak Kementrian Agama RI, acara workshop dijadwalkan menghadirkan pula Prof. Dr. Abdel Fattah Abdel Ghani al-Awwary, Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar Kairo; dan Dr. KH. Yahya Cholil Tsaquf, Katib ‘Aam PBNU. Tampak hadir dalam acara pembukaan, para narasumber, Minister Counsellor Politik, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretaris II Politik, Perbinlu KBRI Kairo, jajaran Suriah PCINU Mesir dan juga pengurus Tanfidziah. (Kenzie/Mahbib)