Internasional

Muslim Myanmar di Thailand Hidup Tanpa Status Kewarganegaraan

NU Online  ·  Rabu, 27 Juni 2018 | 10:45 WIB

Muslim Myanmar di Thailand Hidup Tanpa Status Kewarganegaraan

Ilustrasi (Reuters)

Ankara, NU Online
Burma Human Rights Network (BHRN) merilis data bahwa setidaknya 80 persen dari 10.000 Muslim Myanmar yang tinggal di dekat perbatasan dengan Thailand hidup tanpa status kewarganegaraan (stateless).

Organisasi HAM yang berpusat di London ini mewawancarai 36 Muslim Myanmar tentang perjuangan mereka bertahan hidup di wilayah perbatasan antara dua negara dari Maret sampai Mei di Kota Mae Sot, Thailand.

BHRN mengatakan, mayoritas pengungsi tak memiliki surat-surat kewarganegaraan, dan hasilnya, mereka tidak bisa mendapatkan surat izin bekerja sehingga terpaksa bekerja secara ilegal.

"Ini adalah pelanggaran jelas pada Pasal 15 dari Universal Declaration of Human Rights -- di mana Burma (Myanmar) turut menandatanganinya -- yang menyatakan semua orang berhak memiliki kewarganegaraan dan tidak boleh ditolak secara sewenang-wenang...untuk memiliki status kewarganegaraan," ujar organisasi tersebut melalui laporannya, Selasa (26/6), sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu.

Pemerintahan Thailand memberikan tenggat waktu untuk Muslim Myanmar mendaftarkan status pekerja sampai 30 Juni. Salah satu syarat pendaftaran ini adalah bukti identitas diri dari Myanmar. Namun karena Muslim Myanmar menghadapi diskriminasi sistematis dari otoritas negaranya, mereka tidak bisa mendapatkan verifikasi ini.

Laporan ini juga menambahkan bahwa Muslim Myanmar yang tak memiliki dokumen resmi tak hanya akan menghadapi ancaman denda, namun juga deportasi dan pelarangan untuk mendaftar izin kerja di Thailand selama dua tahun.

"Tanpa penerapan skema kewarganegaraan berdasarkan norma-norma hak asasi dan Konstitusi federal yang baru dan demokratis yang menghilangkan peran militer dalam politik di negara tersebut, warga Burma (Myanmar) yang termarginalisasi akan susah mendapatkan kehidupan yang penuh harga diri di dalam atau di luar perbatasan negara," imbuh laporan itu.

Muslim Myanmar di Mae Sot

Terletak di Sungai Moei di perbatasan sebelah barat Thailand dengan Myanmar, Mae Shot adalah titik transit dan tujuan bagi Muslim Myanmar yang melarikan diri dari persekusi dan kemiskinan di negara mereka.

Menurut laporan BHRN, tidak ada data resmi berapa banyak Muslim Myanmar yang tinggal di Thailand, namun beberapa sumber menyebutkan setidaknya ada lebih dari 10.000 orang di sana.

Laporan ini berkata mayoritas bekerja sebagai pekerja harian dengan bayaran USD6 per hari.

Muslim Myanmar yang diwawancarai oleh BHRN bukanlah pendatang baru, namun rata-rata telah tinggal di perbatasan ini selama 17-20 tahun, sebut laporan itu. (Red: Mahbib)