Internasional YERUSALEM IBU KOTA ISRAEL?

Liga Arab: Donald Trump Picu Kemarahan Dunia Arab dan Islam

NU Online  ·  Jumat, 8 Desember 2017 | 00:00 WIB

Liga Arab: Donald Trump Picu Kemarahan Dunia Arab dan Islam

Ilustrasi (Reuters)

Kairo, NU Online
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengkritik sikap Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan merelokasi kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Menurutnya, langkah ini mempertajam ketegangan dan memicu kemarahan di Palestina, dunia Arab, dan Islam.

Juru bicara Aboul Gheit, Mahmoud Afifi, mengatakan, Kamis (7/12) seperti dikutip kantor berita Palestina WAFA, menilai Israel berusaha memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperpamas situasi di Yerusalem Timur yang diduduki dengan melakukan kekerasan yang berlebihan terhadap para pemrotes. Ia mengingatkan, eskalasi kekerasan oleh Israel hanya akan menyumbang ketegangan yang lebih hebat.

Dia mengatakan, Liga Arab terus mengikuti perkembangan kondisi di lapangan dan menggelar sejumlah pertemuan tingkat tertinggi untuk menyatukan sikap dunia Arab atas keputusan AS yang dinilai tidak adil.

Afifi melanjutkan, para menteri luar negeri Arab diharapkan bertemu Sabtu depan untuk membahas langkah dan tindakan yang akan diambil untuk menghadapi keputusan Trump dan konsekuensi seriusnya.

Rabu kemarin, Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan pengakuan negaranya terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memerintahkan kedutaan besarnya pindah dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kebijakan ini menimbulkan kecaman regional dan internasional yang meluas.

Berbagai negara, termasuk di Eropa dan negara-negara berpenduduk Muslim, mengutuk keputusan yang dinilai melanggar HAM dan Resolusi Dewan Keamanan PBB itu.

Masyarakat internasional tidak mengakui klaim kepemilikan Israel di Yerusalem Timur, yang diduduki sejak Juni 1967.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)  dalam pernyataan resmi Kamis kemarin menganggap sikap Donald Trump tersebut sebagai tindakan yang akan mengacaukan dan merusak perdamaian dunia. Sikap tersebut akan membuat situasi dunia menjadi semakin panas dan mengarah pada konfliik yang tak berkesudahan. (Red: Mahbib)