Internasional

LAZISNU Turut Galang Dana Bangun Rumah Sakit di Palestina

NU Online  ·  Kamis, 2 Mei 2019 | 18:15 WIB

LAZISNU Turut Galang Dana Bangun Rumah Sakit di Palestina

Ketua NU Care-LAZISNU Achmad Sudrajat menandatangani penggalangan dana RS Hebron, Kamis (2/5)

Jakarta, NU Online
NU Care-LAZISNU bakal terlibat dalam penggalangan dana dalam pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron, Palestina. 

Hal itu terungkap dalam Peluncuran Program Penggalangan Dana dan Penandatanganan Kesepakatan untuk Pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron (RSIH), yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (2/5) malam.

Ketua NU Care-LAZISNU, Achmad Sudrajat, menyatakan kesiapannya membantu penggalangan dana untuk membangun rumah sakit di Hebron.

"Tentu kami siap. Saudara-saudara di Palestina adalah saudara dekat kita. Kita, Nahdlatul Ulama, punya hubungan emosional yang erat dengan Palestina," kata Ajat, biasa disapa.

Keterlibatan NU Care-LAZISNU ini bermula dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sengaja menggandeng lima lembaga filantropi di Indonesia untuk merealisasikan program pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron, Palestina.

Selain NU Care-LAZISNU, lembaga filantropi lainnya adalah Baznas, Lazis Muhammadiyah, Dompet Dhuafa, dan LAZ Al-Azhar.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, yang hadir pada kesempatan itu mengatakan bahwa program tersebut dapat terealisasi jika semuanya bekerjasama.

"Ini semua awal. Bisa (terealisasi) jika kita semua bekerjasama. Mengenai pembangunannya, pemerintah sendiri pasti akan membantu. Insyaaallah tercapai. Saya apresiasi," ujarnya, sebelum secara resmi meluncurkan program tersebut, dengan pemukulan gong.

Ketua Panitia Pembangunan RSIH, Muhyidin Junaidi, mengungkapkan latar belakang program tersebut adalah karena kunjungan Walikota Hebron ke Indonesia.

"Awalnya Walikota Hebron berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan pimpinan MUI. Kami sepakat membantu dengan membangun rumah sakit di sana. RSIH dibangun khusus untuk mereka yang mengalami trauma. Karena memang belum ada rumah sakit semacam itu di sana," ungkap Muhyidin.

Dirinya juga menjelaskan, pembangunan ditargetkan selesai dalam kurun waktu dua tahun dengan biaya 7 juta US Dolar atau setara 98 miliar rupiah. (Wahyu Noerhadi/Kendi Setiawan)