Internasional

Ketika Bendera Palestina Muncul dalam Acara Musik di Israel

NU Online  ·  Senin, 20 Mei 2019 | 12:00 WIB

Ketika Bendera Palestina Muncul dalam Acara Musik di Israel

Saat Madonna tampil di Eurovision 2019 (Orit Pnini/AFP)

Tel Aviv, NU Online
Ada ‘pemandangan menarik’ ketika acara final kompetisi musik Eurovision 2019 dihelat di Tel Aviv, Israel pada Sabtu (18/5) malam waktu setempat. Pasalnya, banyak muncul bendera-bendera Palestina dalam acara tersebut. Salah satunya adalah kemunculan bendera Palestina ketika saat bintang pop dunia, Madonna, tampil sebagai bintang tamu di final Eurovision 2019 itu.

Pada kesempatan itu, Madonna bersama rapper Amerika Serikat (AS), Quavo, menyanyikan lagu terbarunya berjudul ’Future’. Mereka berdua bernyanyi diiringi dengan para penari. Sepasang penari yang bergandengan tangan dan membelakangi penonton terlihat dengan jelas mengenakan kostum dengan atribut bendera Palestina dan Israel di punggungnya. 

Hal itu dinilai sebagai seruan untuk persatuan. Kendati demikian, Madonna belum menyeluarkan pernyataan resminya. 

Tidak sampai di situ, salah satu kontestan dari Islandia, Hatari, juga membentangkan selendang dengan motif bendera Palestina. Mereka tersorot kamera melakukan itu ketika hasil kontes diumumkan. 


Hatari membentangkan selendang dengan motif bendera Palestina

Menteri Kebudayaan Israel, Miri Regev, mengkritik kemunculan bendera-bendera Palestina di acara Eurovision 2019 tersebut. Menurutnya, politik dan kebudayaan tidak seharusnya dicampur-adukkan. 

“Itu sebuah kesalahan,” kata menteri sayap kanan yang dikenal berpendirian provokatif tersebut, dikutip AFP, Senin (20/5).

Eurovision merupakan kontes lagu internasional tahunan yang diikuti 50 negara, termasuk diantaranya adalah Israel. Kebetulan tahun ini Israel ditunjuk menjadi tuan rumahnya. Sayangnya, tempat diselenggarakannya Eurovision 2019 diselenggarakan di Taman Yarkon di Tanah-Al-Shaykh Muwannis, permukimam Palestina yang terkena dampak pendudukan Israel dan hancur pada 71 tahun yang lalu.

Sebelumnya, Zochrot, sebuah LSM Israel yang mengadvokasi agar orang-orang Palestina mendapatkan hak-haknya kembali setelah terusir dari tanah mereka, menggelar aksi protes menjelang festival dan kompetisi musik Eurovision 2019. 

Seorang pemandu wisata, Umar al-Ghubari, mengatakan, para penggemar Eurovision tahun ini akan merayakan gelaran mereka di lokasi yang dulunya adalah permukiman warga Palestina. Namun, 71 tahun lalu Israel menduduki dan mengusir semua warga Palestina dari sana.

"Tentunya Israel tak ingin menceritakan kisah ini. Mereka hanya ingin menunjukkan segalanya berjalan normal," kata Ghubari, dikutip Reuters, Sabtu (19/5).

Madonna diketahui menolak seruan pro-Palestina untuk memboikot acara tersebut. Sebelum tampil, Madonna sempat melontarkan pernyataan bahwa dirinya tidak akan berhenti melawan pelanggaran hak asasi manusia.

"Saya tidak akan pernah berhenti bermusik untuk memuaskan agenda politik seseorang, saya juga tidak akan berhenti berbicara melawan pelanggaran HAM di belahan dunia manapun itu terjadi," kata Madonna. (Red: Muchlishon)