Jakarta, NU Online
Turki menjadi salah satu negara dengan penduduknya yang menganut Islam pada masa awal. Karenanya, tak aneh jika di sana banyak ditemukan makam para sahabat Nabi, seperti Amru bin Ash, Abu Dzar Al-Ghifari, Abu Darda, dan Abu Ayub al-Anshari.
Abdussami' Makarim kali pertama menziarahi dua sahabat Nabi yang terakhir disebut di atas. Ia berangkat dari pondoknya yang terletak di Istanbul Asia ke Istanbul bagian Eropa.
"Kita naik kapal 'vapur' untuk melintasi Selat Bosphorus," kata pelajar Ulucami Arifiye Kuran Kursu, Umraniye, Istanbul, Turki itu, kepada NU Online pada Ahad (12/5).
Biaya menaiki kapal tersebut cukup terjangkau, yakni hanya 2 Lira Turki atau sekitar kurang dari lima ribu Rupiah. Dari tempat pemberhentian kapal, alumnus Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan bus yang dekat dengan makam tersebut. Dari situ, ia turun dan berjalan sebentar menuju ke makam Sahabat Abu Darda RA.
"Teman Turki yang nganter kita tiba-tiba belok ke kanan ke bangunan kecil berwarna hijau. Eh ternyata itu lah letaknya makam sahabi kiram Abu Darda RA.," ujarnya.
Sami, sapaan akrabnya, menceritakan bahwa bangunan makam Sahabat Abu Darda sangatlah sederhana, tanpa halaman, dan penjagaan. "Cuma bangunan biasa di dalamnya ada makam dan ada satu kursi panjang untuk peziarah," jelasnya.
Saat ia dan rekan-rekannya datang, ada sepasang kakek dan nenek sedang berdoa disitu. Sepi nan sunyi suasananya. "Tapi jadi khidmat," ujarnya.
Setelah itu, ia melangkahkan kakinya sekitar 15 menit melewati pasar. Sampailah di makam Abu Ayub al-Anshari. Di tempat tersebut, ramai dengan para peziarah yang datang dari berbagai penjuru daerah dan dunia itu.
"Kita ziarah di sini nggak bisa duduk, kita berdiri dan sambil jalan pelan-pelan menyamping, karena orang ramai pada ngantri dan penuh," jelas pria yang merampungkan studi tsanawiyah dan aliyahnya di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat itu.
Pelancong juga, katanya, banyak mengingat tempatnya yang bagus, masjidnya megah nan antik, di depannya ada kolam air mancur besar yang bagus buat foto-foto. Beda Makam Sahabat Abu Ayub al-Anshari dan Makam Sahabat Lainnya
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki, Ahmad Munji menjelaskan bahwa makam Abu Dzar Al-Ghiffari, Abu Darda, Amr bin Ash, tidak begitu banyak dikunjungi peziarah karena otentisitasnya diragukan. Bahkan menurut kaul yang rajih, makam Amr bin Ash, katanya, berlokasi di tanah Firaun, Mesir.
"Kebenarannya kurang kuat sehingga makamnya tidak terlalu besar dan mewah," kata ujarnya kepada NU Online pada Senin (13/5).
Sementara makam Abu Ayub al-Anshari sendiri dibangun dengan cukup mewah. Hal tersebut tentu saja bukan tanpa alasan. Sosok sahabat yang berusia sepuh itu konon dianggap sebagai sultan pertama kekhalifahan Ottoman, mereka menyebutnya Eyup Sultan. "Jadi perlakukan pemerintah kepada pengelolaan makam Abu Ayub sangat istimewa," ucapnya.
Bahkan, Munji mengungkapkan bahwa makam Abu Ayub al-Anshari itu tak jauh berbeda dengan makam Wali Songo di Indonesia. "Itu persis kayak makam Wali Songo, ada penjual tasbih, peci, dan oleh-oleh lain khas ziarah," kata pria yang pernah mondok di Pesantren Benda, Sirampog, Brebes, Jawa Tengah itu.
Yang tak kalah ramai karena ada pasarnya juga, jelasnya, itu makam Nabi Yusa yang berlokasi di Istanbul bagian Asia. "Itu juga sama, banyak penjual oleh-oleh," jelasnya.
Sebagaimana di Indonesia, kata Munji, tradisi ziarah begitu kuat di Turki. Tak ayal jika makam tokoh di sana ramai dikunjungi para peziarah.
"Tradisi ziarah di Turki itu sangat kuat sehingga ketika ada seorang wali yang mendapat mimpi petunjuk bahwa sahabat a makamnya berada di tempat ini, mereka akan rajin berziarah ke situ," pungkas mahasiswa doktoral Universitas Marmara, Istanbul, Turki itu. (Syakir NF/Muiz)