Internasional

Kasus Islamofobia di Inggris Naik Signfikan

NU Online  ·  Senin, 23 Juli 2018 | 16:30 WIB

London, NU Online
Tell Mama,sebuah kelompok pemantauan yang berbasis di London merilis laporan tahunan tentang perkembangan Islamofobia di Inggris selama 2017. Hasilnya, tercatat 1.201 laporan terverifikasi terkait serangan terhadap umat Islam di sana.

Jumlah ini meningkat 26 persen dari tahun 2016 dan termasuk angka tertinggi sejak Tell Mama merekam insiden-insiden serupa. Mayoritas sasaran serangan dan pelecehan adalah kaum perempuan.

Enam dari sepuluh korban adalah perempuan, sementara delapan dari sepuluh pelaku adalah laki-laki. "Kami sangat prihatin pada generasi muda, terutama pria remaja dan dewasa, yang menjadi lebih agresif terhadap Muslim," kata Iman Atta, direktur Tell Mama, seperti dikutip portal berita Timur Tengah Al Bawaba, Sabtu (22/7).

Tell Mama melihat ada tren kenaikan insiden fisik yang lebih serius, seperti serangan, ancaman, dan pelecehan, dibanding kasus di media daring selama ini. Menurutnya, vandalisme menggantikan posisi perilaku mengancam sebagai kategori paling umum ketiga dari insiden anti-Muslim lainnya selama 2017, dengan peningkatan 56 persen dibandingkan tahun 2016.

Lebih dari dua pertiga serangan dan pelecehan, yakni 839 kasus, terjadi secara offline, atau di jalanan. Jumlah ini naik 31 persen dari 642 kasus tahun sebelumnya. 

Para pakar di Inggris mencatat, kenaikan gejala Islamofobia ini dipengaruhi oleh menguatnya gerakan sayap kanan di negara setempat, juga sejumlah serangan teroris tahun lalu seperti di London dan Manchester.

Lebih dari 70 laporan prasangka Islamofobik, termasuk pidato kebencian dan perilaku kasar, diterima setelah serangan bom di Manchester Arena menewaskan 23 jiwa.

Akeela Ahmed, seorang aktivis kesetaraan, mengaku terkejut dengan peningkatan laporan ini. Ia yakin jumlahnya bisa lebih mengingat korban perempuan yang bisa jadi enggan melaporkan. (Red: Mahbib)