Internasional

Kaleidoskop 2019: Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi Tewas Ledakkan Diri

Jum, 27 Desember 2019 | 08:00 WIB

Kaleidoskop 2019: Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi Tewas Ledakkan Diri

Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi. (Foto: Islamic State Group/Al Furqan Media Network/Reuters TV via REUTERS)

Jakarta, NU Online
Pemimpin kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar Al-Baghdadi tewas dalam sebuah serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) di Provinsi Idlib, Suriah pada Sabtu, 26 Oktober lalu. Ketika itu, kematian Al-Baghdadi dibenarkan oleh dua pejabat keamanan Irak yang tidak bersedia disebutkan namanya. 

Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi kematian pemimpin tertinggi ISIS tersebut sehari setelahnya. Menurut Trump, Al-Baghdadi tewas setelah meledakkan diri dengan rompi yang dilengkapi dengan bahan peledak setelah mengetahui kesempatannya untuk kabur kecil. Disebutkan, ulah Al-Baghdadi itu juga menewaskan ketiga anaknya.

“Dia (al-Baghdadi) meledakkan rompinya, yang membunuh dirinya sendiri dan tiga anak," kata Trump diberitakan AFP, Ahad (27/10). 

Menurut Trump, ledakan tersebut membuat tubuh Al-Baghdadi terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Dari laporan yang diterimanya, Trump memastikan bahwa Al-Baghdadi telah meninggal dunia.   “Tubuhnya termutilasi akibat ledakan,” sebut Trump.

Mayat Al-Baghdadi dibuang ke laut

Otoritas Amerika Serikat (AS) mengatakan, jasad Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi dibuang ke laut beberapa saat setelah kematiannya dalam operasi militer yang dilancarkan pasukan AS di Suriah.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Mark Milley mengatakan, tidak ada pasukannya yang terluka dalam operasi militer yang menargetkan Al-Baghdadi tersebut. Setelah dikalahkan, pasukan AS membawa tubuh Al-Baghdadi ke sebuah fasilitas yang aman untuk dites DNA-nya.  

“Pembuangan jasadnya telah dilakukan, lengkap dan ditangani dengan tepat," kata Milley, dikutip laman AFP, Selasa (29/10).  Dia menyebut, pembuangan jasad Al-Baghdadi ditangani ‘sesuai dengan hukum konflik bersenjata.’

Sementara seorang pejabat Pentagon lainnya mengatakan, jasad al-Baghdadi dibuang ke laut. Tidak ada informasi detail mengenai lokasi laut dan waktu yang dibutuhkan dalam proses ‘pemakaman’ jenazah al-Baghdadi. Hany disebutkan bahwa jasad al-Baghdadi dibawa dengan menggunakan pesawat ke laut tersebut. 

AS rilis video dan foto penyerangan Al-Baghdadi
 
Sepekan setelah kabar tewasnya Al-Baghdadi, Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) akhirnya merilis foto dan video operasi militer pasukan AS di Suriah yang menewaskan pemimpin ISIS itu.

Dalam video yang dirilis terlihat bagaimana pasukan AS berjalan kaki mendekati tempat persembunyian al-Baghdadi, di sebuah wilayah perumahan berdinding tinggi di Provinsi Idlib, barat laut Suriah.   

Pada detik-detik penyerangan, sebuah helikopter yang membawa pasukan militer AS menembaki lokasi persembunyian al-Baghdadi dengan rentetan peluru. Foto-foto before-after menunjukkan bagaimana kondisi tempat persembunyian al-Baghdadi sebelum dan setelah penyerbuan.   

“Terlihat mirip seperti area parkir, dengan banyak lubang besar,” kata Komandan Komando Pusat AS yang mengawasi pasukan militer AS di Timur Tengah, Jenderal Marinir Kenneth McKenzie, diberitakan AFP, Kamis (31/10).   

McKenzie meralat keterangan yang disampaikan Presiden AS Donald Trump sebelumnya. Menurutnya, ada dua anak al-Baghdadi yang tewas ketika sang ayah meledakkan rompi bunuh diri setelah kecil kemungkinan untuk kabur, bukan tiga seperti yang disebut Trump. Di samping itu, ada empat wanita dan seorang laki-laki yang terbunuh dalam operasi tersebut.   

“Tentang saat-saat terakhir Baghdadi, saya bisa memberitahu soal ini. Dia merangkak di terowongan bersama dua anak kecil dan meledakkan diri sendiri,” jelasnya.   

Dia menyebut, tempat persembunyian al-Baghdadi sengaja diratakan dengan tanah untuk memastikan agar nantinya itu tidak dibangun menjadi kuil atau tempat kenangan oleh pengikut ISIS. Baginya, itu hanyalah sebidang tanah. 

Pembocor persembunyian Al-Baghdadi dapat ratusan miliar
 
Informan yang membocorkan lokasi persembunyian Al-Baghdadi dilaporkan mendapatkan imbalan uang sebesar 25 juta dolar AS atau sekitar Rp351 miliar. Informan yang memberikan informasi perihal pergerakan al-Baghdadi kepada AS diduga merupakan orang kepercayaan pimpinan ISIS tersebut. 

Diberitakan AFP, Kamis (31/10), orang tersebut membantu setiap pergerakan al-Baghdadi di sekitar Suriah. Dia juga bertugas mengawasi pembangunan tempat persembunyian al-Baghdadi.

Belum ada informasi detail mengenai siapa informan yang dimaksud tersebut, namun laman The Independent, Selasa (29/10), melaporkan bahwa salah satu informan yang membocorkan lokasi al-Baghdadi adalah Muhammad Ali Sajid al-Zobaie, ipar dari pemimpin ISIS itu. Sumber intelijen Irak dan pakar pergerakan radikal dari Wasatiyyah Centre, Fadel Abo Raghif, menyebut, kebanyakan informasi tentang al-Baghdadi berasal dari Sajid.

Pemimpin baru ISIS, Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Quraishi
 
ISIS menunjuk Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Quraishi sebagai pemimpin baru kelompok tersebut, sepekan setelah kematian Al-Baghdadi. Juru bicara baru ISIS, Abu Hamza al-Qarshi, sebagaimana disiarkan media ISIS, al-Furqan, meminta para militan ISIS yang tersisa untuk bersumpah setia kepada Al-Hashimi.

Lantas siapa Al-Hashimi? Di kalangan lembaga anti-terorisme dunia nama Al-Hashimi tidak begitu dikenal. Di akun Twitternya, Paul Cruickshank, editor CTC Sentinel di Combating Terrorism Center, menulis bahwa tidak ada yang mengenal Al-Hashimi.

“Tidak ada - dan maksud saya tidak ada orang di luar lingkaran yang sangat kecil di dalam ISIS - memiliki gagasan siapa pemimpin baru mereka 'Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi,” tulisnya. 

Menurut laporan BBC, Jumat (1/11), al-Hashimi diyakini merupakan nama perang (nom de guerre), bukan nama asli. ISIS memang belum merilis detail profil dan foto al-Hashimi, namun pemimpin baru ISIS itu digambarkan sebagai ‘figure terkemuka dalam berjihad’.  

Disebutkan juga, al-Hashimi adalah seorang veteran yang ikut dalam beberapa pertempuran melawan pasukan AS pada waktu lalu. Meski demikian, tidak ada informasi lebih lanjut dia terlibat dalam perang apa saja. 

ISIS mengklaim pemimpin barunya berasal dari Suku Quraish, suku yang sama dengan Nabi Muhammad. Oleh karenanya, ia diberi gelar al-Quraishi. Ini penting bagi ISIS sebagai bentuk legilitimasi sebagai khalifah. Karena kaum Sunni pra modern menganggap kalau Suku Quraish menjadi kualifikasi utama untuk menjadi seorang khalifah.

Dikutip laman Time, Jumat, (1/11), Dewan Syura atau Dewan Pemerintahan ISIS menyetujui Al-Hashimi menjadi Pemimpin ISIS. Hal ini menyiratkan hierarki ISIS dan birokrasi tetap beroperasi. Dalam pengumuman yang disampaikan juru bicara baru ISIS, Abu Hamza, al-Baghdadi telah menunjuk penggantinya sebelum dia meninggal. 

Para syekh mujahidin ISIS disebutkan setuju, setelah berkonsultasi dengan yang lainnya dan bertindak atas rekomendasi al-Baghdadi, untuk berjanji setia kepada Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi. 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad