Internasional

Jemaah Haji Indonesia Diimbau Hindari Waktu Larangan Lontar Jamarat

Sen, 5 Agustus 2019 | 09:45 WIB

Jemaah Haji Indonesia Diimbau Hindari Waktu Larangan Lontar Jamarat

Lempar Jamarat (Net)

Makkah, NU Online
Kantor Urusan Haji Republik Indonesia Daerah Kerja (Daker) Makkah mengeluarkan edaran imbauan kepada jemaah tentang kegiatan ibadah bagi jemaah haji saat berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dalam edaran tersebut Kepala Daker Makkah H Subhan Cholid menekankan bahwa imbauan tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan ibadah Armuzna.

Imbauan tersebut berdasarkan surat ketua Muassasah Asia Tenggara tertanggal 2 Agustus 2019 perihal perubahan waktu larangan melontar jamarat untuk jemaah haji Indonesia. Jemaah haji Indonesia diimbau menghindari atau tidak melontar jamarat pada waktu yang dilarang.

Waktu larangan tersebut yakni pada tanggal 10 Dzulhijah dimulai dari pukul 04.00 WAS sampai pukul 10.00 WAS. Sementara tanggal 11 Dzulhijah tidak ada larangan waktu melontar jamarat dan tanggal 12 Dzulhijah dilarang melontar jamarat dari pukul 10.00 WAS sampai pukul 14.00 WAS.

Saat Armuzna, para jemaah juga diimbau mempersiapkan barang bawaan terkait dengan perlengkapan seperti sajadah, Al Quran, buku panduan do'a dan manasik haji. Para jemaah juga diingatkan memulai niat ihram di pemondokan atau hotel masing-masing dan tetap menjaga Iarangan-larangan.

"Membaca talbiyah selama dalam perjalanan menuju Arafah, perbanyak dzikir, doa, dan membaca AI Quran. Bersabar ketika berada di muzdalifah dan jangan berdesakan menuju bus taraddud," imbaunya, Ahad (4/8).

Bagi yang tergabung dalam kloter awal, para jemaah diharapkan melaksanakan mabit di Mina dengan nafar Awal, dan segera melaksanakan tawaf ifadhah setelah berada di pemondokan/hotel.

Berdasarkan pantauan NU Online di Arafah dan Mina, sejumlah Maktab dan para petugas kloter sudah melakukan survey ke lokasi tenda, baik di Arafah maupun di Mina. Survey ini dilakukan untuk mempersiapkan segala keperluan selama Armuzna.

"Setelah kunjungan ke lokasi Armuzna kita akan sampaikan kepada para jemaah tentang situasi dan kondisi tenda dan hal-hal apa saja yang perlu dibawa dan dipersiapkan," kata Hilal salah satu ketua kloter dari Lampung.

Hilal mengatakan Kloter JKG 51 yang ia pimpin berada di maktab 21. Di Arafah, JKG 51 mendapat 3 tenda yang masing-masing memuat 167 jemaah di tenda 1, 125 jemaah di tenda 2, dan 118 jemaah di tenda 3. Sementara untuk di Mina JKG 51 mendapat lokasi di dekat Masjid Kuwaity yang berjarak kurang lebih 7 kilometer dari jamarat.

Untuk lancarnya proses Armuzna, koordinasi dengan ketua rombongan dan ketua regu juga akan terus ditingkatkan. (Muhammad Faizin)