Internasional

Hadiri Pengajian Akbar NU Taiwan, Ini Pesan Gus Iqdam untuk Para Pekerja Migran Indonesia di Negeri Formosa

Sel, 16 Januari 2024 | 19:30 WIB

Hadiri Pengajian Akbar NU Taiwan, Ini Pesan Gus Iqdam untuk Para Pekerja Migran Indonesia di Negeri Formosa

Pendakwah Muda NU Gus Iqdam saat sedang menyampaikan ceramah di Changhua, Taiwan, Ahad (14/2/2024). (Foto: Ranting NU Changhua)

Changhua, NU Online

Pendakwah Muda Nahdlatul Ulama (NU) Ustadz Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam menghadiri Pengajian Akbar dalam rangka Hari Lahir Ke-7 Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan Ranting Changhua, pada Ahad (14/1/2024). Acara ini dipadati oleh ribuan jamaah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan.  


Dalam ceramahnya, Gus Iqdam menyampaikan pesan untuk para PMI di Negeri Formosa itu agar menjadi seperti lebah madu. Ia menjelaskan filosofi yang melekat dalam diri lebah. Menurut Gus Iqdam, manusia yang beriman itu laksana lebah madu. 


“Jika dia (lebah madu) makan, hanya memakan makanan yang baik. Jika mengeluarkan sesuatu adalah sesuatu yang baik pula dan bila hinggap di atas ranting pohon tidak mematahkannya dan merusaknya,” jelas Gus Iqdam. 


Pertama, ia menjelaskan bahwa para PMI sebagai perantau yang jauh dari keluarga di sebuah negara yang bukan mayoritas Muslim harus mampu memilih dan memilah makanan untuk dimakan. Hal itu sebagaimana lebah yang selalu memakan sari bunga yang terbaik, meskipun dalam bunga terdapat putik maupun benang sari yang cantik. 


“Begitu pun seharusnya kita harus berusaha untuk menghadirkan makanan yang halal dan menghindarkan dari hal-hal yang mengandung syubhat,” jelas Gus Iqdam.


Ia kemudian mengutip Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah ayat 168 yang menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk memakan makanan yang halal dan baik. Namun, kata Gus Iqdam, makanan yang halal belum tentu baik untuk kesehatan tubuh.


Kedua, nilai filosofi yang dapat diambil adalah bahwa lebah pasti meninggalkan yang baik. Gus Iqdam menjelaskan, madu adalah peninggalan lebah yang memiliki khasiat bagus bagi kesehatan. 


“Seperti halnya lebah, kita seharusnya juga dapat memberikan manfaat di mana pun kita menginjakkan kaki. Bukan malah sebaliknya, membuat kekacauan sehingga meninggalkan kesan dan efek yang kurang baik bagi orang sekitarnya,” terang Pendiri Majelis Sabilu Taubah, Blitar, Jawa Timur ini.


Ketiga, lanjut Gus Iqdam, lebah ketika hinggap di tempat tertentu tidak akan membuat dan meninggalkan kerusakan. Saat lebah bersarang di pepohonan maka tidak akan merusak pohon. Jadi di mana pun berada tidak akan meninggalkan apa pun kecuali kebaikan.


"Selain itu, lebah termasuk hewan yang suka menyerang secara bersama-sama, tetapi hal tersebut bukanlah tanpa sebab karena lebah tidak akan menyerang kecuali diserang terlebih dahulu," lanjut Gus Iqdam. 


"Sejatinya seorang mukmin tidak akan menyakiti saudara lainnya dengan lisan dan tangannya, serta juga tidak akan mungkin menyalahkan saudaranya ketika salah dengan lisan dan tangannya, kecuali menyampaikan nasihat atau teguran dengan cara yang hikmah," pungkas Gus Iqdam yang viral dengan anekdot Dekengan Pusat itu. 


Ribuan jamaah hadiri pengajian akbar

Jamaah NU di Taiwan memadati Pengajian Akbar bersama Gus Iqdam
Jamaah NU di Taiwan memadati lokasi acara Pengajian Akbar bersama Gus Iqdam

Ribuan jamaah yang sebagian besar adalah PMI di Taiwan menghadiri pengajian akbar tersebut. Ketua Panitia Pelaksana Raden Wahyudi mengatakan bahwa berdasarkan dari data bus yang masuk dalam daftar panitia tercatat, ada 127 bus dari seluruh penjuru Taiwan mengantarkan jamaah. Sementara panitia menyediakan 4 bus gratis dari stasiun Changhua menuju lokasi.


"Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar dan acara kemarin sangat memberikan dampak luar biasa diantaranya berupa berkah rezeki bagi saudara-saudara kita yang membuka stan yang berjumlah 89 bazar karena banyak jamaah yang hadir sehingga dagangannya banyak yang terjual," ujarnya.


"Keberkahan juga dirasakan oleh saudara kita penduduk Taiwan, di antaranya dirasakan oleh para pengemudi taksi di area stasiun Changhua yang bisa beberapa kali mengantarkan jamaah serta banyak penginapan dan hotel yang penuh menjelang hari pelaksanaan," ungkapnya.


Perkembangan PCINU Taiwan Ranting Changhua

Sementara itu, Ketua Ranting NU Changhua Robert Tri Sasongko mengatakan bahwa pihaknya mengucapkan permohonan maaf dan ribuan terima kasih atas partisipasi seluruh jamaah yang hadir dalam mensukseskan acara tersebut.


"Peringatan Hari Lahir ke-7 ini sangat bermakna bagi kami karena awal pendirian ranting Changhua ini jamaah yang rutin datang ke mushala hanya beberapa orang saja dan kita hanya mampu menyewa tempat untuk dijadikan mushala dengan ukuran kecil,” jelas Robert. 


“Namun kini mampu menyewa gedung 5 lantai di pusat kota Changhua. Saat ini juga kita sedang ikhtiar untuk melakukan pembangunan masjid dengan bermodalkan partisipasi gotong royong jamaah untuk melakukan penggalangan dana dalam bentuk sedekah koin," imbuhnya.


Sejak awal pendiriannya, Robert mengaku telah membuat visi Changhua dengan sebutan Kota Cinta. Ia bertekad menjadikan Perkumpulan NU di sana menjadi rumah bagi semua kalangan yang ingin mendalami Islam. 


“Karena cinta sangat identik dengan perasaan kasih sayang. Cinta tidak hanya membahas persoalan pasangan, namun di dalam sahabat dan keluarga juga terdapat cinta begitupun juga dengan rasa cinta kita terhadap Nahdlatul Ulama," tuturnya.


Robert juga menambahkan bahwa saat ini ranting NU Changhua menjadi ranting paling banyak dalam hal membimbing mualaf, yakni sebanyak 72 dari 222 orang mualaf di seluruh Taiwan sejak April 2022 hingga Januari 2024. 


“Bahkan pada saat tabligh akbar, Gus Iqdam membimbing lima orang untuk menjadi mualaf satu di antaranya adalah penduduk asli Taiwan,” jelas Robert. 


Selain Gus Iqdam, Pengajian Akbar dalam rangka Harlah Ke-7 Ranting NU Changhua, Taiwan, tersebut juga dihadiri oleh Habib Ahmad El Hadar.


Kontributor: Khaira Malaika