Internasional

Hadapi Tantangan Masa Depan, NU Harus Tingkatkan Tiga Aspek

Jum, 9 Agustus 2019 | 07:00 WIB

Hadapi Tantangan Masa Depan, NU Harus Tingkatkan Tiga Aspek

Silaturahim NU Se-Dunia XVIII. (Foto: Faizin/NUO)

Jakarta, NU Online
Wakil Rais Syuriyah Penguru Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur asal Sidoarjo, KH Agus Ali Masyhuri, mengatakan, NU harus meningkatkan tiga aspek untuk menghadapi tantangan masa depan.

“Pertama, intensifikasi internalisasi ideologi Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah. Basis ideologi adalah pondasi yang harus ditanam kokoh sehingga ada ketahanan dan militansi perjuangan, tidak pragmatis dan oportunis. Visi perjuangan ditentukan oleh basis ideologi yang kuat,” kata Kiai Agus, dalam acara Silaturahmi NU se-Dunia XVII di Hotel Taisir Makkah, Kamis (8/8).

Kedua, pengembangan potensi ekonomi warga NU. Dikatakan Kiai Agus, dalam konteks ekonomi ini NU harus banyak berbenah dan belajar supaya tidak selalu menjadi obyek pasar (maf'ul), tapi berkembang menjadi pelaku pasar (fa'il). Hal ini membutuhkan perjuangan panjang, konsistensi, dan komitmen dari semua generasi penerus. 

Ketiga, mengokohkan bangunan budaya lokal yang dirintis Wali Songo. Dia menyebut, acara tahlilan, manaqiban, selametan, dan barzanjian harus dilestarikan karena bisa menguatkan basis kultural NU dengan warganya. 

Dia menambahkan, kaderisasi harus diprogramkan secara serius dan disiplin, tidak dilakukan secara sepele. Sehingga NU bisa meraih prestasi dalam berbagai aspek kehidupan di masa depan. 

“Dalam konteks ini, kaderisasi menjadi keniscayaan yang tidak bisa disepelekan, tapi Harus diprogram secara disiplin,” tegasnya.

Senada dengan Kiai Agus, A’wan PBNU KH Abun Bunyamin Tuhiyat mendorong, kader-kader muda NU harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kompleks. Mereka harus mampu meneruskan tanggungjawab keilmuan dan perjuangan sosial yang diwariskan para ulama. 

“Mereka harus mampu merebut panggung keilmuan dan kenegaraan sehingga tidak dikuasai orang-orang yang tidak berilmu yang memberikan fatwa sesat dan menyesatkan,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin menilai, NU memiliki potensi yang besar di semua bidang. Menurutnya, potensi besar NU harus digerakkan secara optimal supaya mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, bangsa, dan dunia. 

“Islam moderat yang toleran, progresif, dan inklusif menjadi karakteristik utama NU yang harus dikembangkan di tengah masyarakat sehingga benih-benih radikal-intoleran bisa diminimalisir dengan baik,” paparnya. (Muhammad Faizin/Muchlishon)