Internasional

Gigi Hadid Geram Israel Anggap Warga Palestina sebagai Teroris

Sab, 25 November 2023 | 22:00 WIB

Gigi Hadid Geram Israel Anggap Warga Palestina sebagai Teroris

Bendera Palestina. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online
 
Model berdarah Palestina Jelena Noura Hadid atau Gigi Hadid dengan tegas menyuarakan keprihatinannya terhadap perlakuan yang merugikan rakyat Palestina, yakni anggapan Israel secara umum sebagai teroris.


"Israel menganggap setiap orang Palestina sebagai ‘teroris’,” kata Gigi dalam unggahan cerita Instagramnya, dikutip Sabtu (25/11/2023).


Gigi juga menggambarkan betapa sulitnya bagi siapa pun yang berbicara untuk hak-hak Palestina, karena kerap kali dengan segera dicap sebagai antisemit oleh pihak Israel.


“Setiap orang yang mendukung hak-hak Palestina sebagai ‘antisemit’ dan setiap orang Yahudi yang menentang tindakan pemerintah sebagai ‘membenci diri sendiri’ bahkan menyuruh mereka untuk mengecam Yudaisme,” kata Gigi.


“Jadi, semua orang berbohong dan salah, kecuali Israel?!” imbuh super model yang kini tinggal di Amerika Serikat itu.


Hal tersebut merupakan respons Gigi terhadap pernyataan Israel yang mengatakan bahwa beberapa tahanan anak-anak dan perempuan Palestina yang dibebaskan pada masa gencatan senjata empat hari termasuk dalam kelompok teroris.


Hal itu dibahas dalam wawancara Sky News dengan Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zomlot pada Kamis (23/11/2023).


“Anak-anak kita adalah anak-anak. Mereka berhak mendapatkan cinta, perlindungan. Mereka berhak mendapatkan masa depan yang berbeda,” terang Zomlot.


“Tidak pernah ada dalam sejarah kita melihat anak-anak ditangkap tanpa tuduhan, tanpa pengadilan, tanpa akses kepada orang tua atau bahkan pengacara mereka. Ini adalah kebiadaban,” sambungnya.


Zomlot menegaskan, apa yang Israel lakukan terhadap Palestina sejatinya telah menghancurkan semua aturan dan kesepakatan internasional yang telah dibangun bersama setelah Perang Dunia II.


“Setelah kengerian perang dunia kedua dan sistem internasional. Sistem internasional yang berbasis aturan,” ungkapnya.


Menurutnya, kesepakatan yang dibangun dalam sistem internasional didasarkan pada dua hal. “Pertama, perang tidak boleh menjadi pilihan utama. Dan ini adalah perang pilihan Netanyahu karena dia berperang melawan rakyat kita, anak-anak kita, rumah sakit kita, sekolah kita. Perang pilihan. Ini bukanlah perang antara Netanyahu dan Hamas. Ini merupakan agresi Israel terhadap rakyat kami,” jabar dia.