Internasional

Drama Jamal Khashoggi, Jurnalis Asal Saudi yang Hilang di Turki (Bagian VII)

NU Online  ·  Sabtu, 13 Oktober 2018 | 11:00 WIB

Drama Jamal Khashoggi, Jurnalis Asal Saudi yang Hilang di Turki (Bagian VII)

Foto: Middle East Monitor/Handout via REUTERS/File Photo

Istanbul, NU Online
Hilangnya Jamal Khashoggi (59) di gedung Konsulat Saudi di Istanbul Turki pada 2 Oktober membuat sejumlah negara mendesak Arab Saudi untuk mengungkap apa yang sebetulnya terjadi. Maklum, Jamal dikenal sebagai seorang jurnalis yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan Kerajaan Saudi. Sehingga mereka mengarahkan tuduhan kepada Saudi.

Turki misalnya. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menantang Saudi untuk membuka rekaman CCTV yang hilang bersamaan dengan kedatangan Jamal Khashoggi di gedung Konsulat. Ia meragukan pernyataan Saudi yang menyebutkan kalau kamera CCTV di Konsulat hilang.


“Jika burung atau nyamuk saja terlihat, pasti sistem kamera keamanan dapat merekam apa saja, dan mereka (Arab Saudi) memiliki sistem kamera pengamanan paling mutakhir," kata Erdogan, dikutip dari laman AFP, Jumat (12/10).

Erdogan mendesak Saudi untuk membuktikan bahwa Jamal Khashoggi masih hidup, sebagaimana pernyataan yang dikeluarkan pihak Saudi untuk membantah dugaan bahwa sang jurnalis telah dibunuh. 


“Kita harus mendapatkan hasil dari investigasi ini secepat mungkin. Pihak Konsulat Saudi tidak bisa dibiarkan karena telah mengatakan bahwa dia (Jamal) telah meninggalkan gedung Konsulat,” lanjutnya.

Amerika Serikat (AS) juga melakukan hal yang sama. Presiden AS Donald Trump juga mendesak Saudi untuk memberikan jawaban atas hilangnya Jamal Khashoggi, jurnalis asal Saudi yang mengungsi ke AS sejak setahun terakhir. 

“Kita menuntut semuanya," kata Trump, dilansir kantor berita AFP, Kamis (11/10).


Trump menambahkan, kejadian seperti tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ia mengaku sangat kecewa dengan kejadian ini. Trump juga berkomitmen untuk mengungkap kasus ini hingga ke akar-akarnya. Pun, para Senator AS. Sebanyak 22 Senator AS mendesak Trump untuk melakukan penyelidikan terkait hilangnya Jamal Khashoggi.


Begitu pun dengan Inggris. Otoritas Inggris menyebutkan bahwa kasus hilangnya Jamal Khashoggi adalah kasus serius. Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt memperingatkan bahwa Saudi akan menerima konsekuensi serius jika Jamal benar-benar dihabisi di Konsulat.

“Jika tuduhan-tuduhan itu benar, maka akan ada konsekuensi serius karena persahabatan dan kemitraan kami didasarkan pada nilai-nilai yang sama," kata Hunt, diberitakan AFP, Jumat (12/10). 


Desakan juga datang dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres  menyatakan, kebenaran atas hilangnya Jamal Khashoggi harus diungkap. Apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya Jamal Khashoggi harus diketahui secara pasti. Untuk itu, harus ada permintaan yang kuat agar kebenaran menjadi jelas. Dalam hal ini, akuntabilitas menjadi sesuatu yang penting.

Dia meyakini sistem hukum seharusnya mampu menjamin akuntabilitas, namun demikian ia mengaku khawatir kejadian seperti ini akan terulang kembali jika tidak terungkap.


“Saya harus mengatakan saya merasa khawatir, ini akan menjadi sesuatu yang ‘normal baru’,” katanya, dikutip laman bbc, Sabtu (13/10). (Red: Muchlishon)