Internasional

Drama Jamal Khashoggi, Jurnalis Asal Saudi yang Hilang di Turki (Bagian V)

NU Online  ·  Kamis, 11 Oktober 2018 | 16:00 WIB

Drama Jamal Khashoggi, Jurnalis Asal Saudi yang Hilang di Turki (Bagian V)

Foto: Middle East Monitor/Handout via REUTERS/File Photo

Istanbul, NU Online
Belum ada titik terang terkait dengan keberadaan Jamal Khashoggi (59), jurnalis asal Saudi yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan Kerajaan. Ia hilang pada 2 Oktober lalu setelah memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul Turki untuk mengurus surat pernikahannya. 

Semenjak itu, tidak ada kabar tentang Jamal. Berbagai macam spekulasi pun muncul. Pihak Saudi menyatakan kalau Jamal sudah keluar gedung Kedutaan beberapa jam setelah masuk. Tunangannya Jamal, Hatice Cengiz, yang menunggu di luar Konsulat –karena tidak diperkenankan masuk- mengemukakan kalau tidak ada tanda-tanda Jamal keluar. Sementara itu, pihak Turki menuduh Jamal telah dibunuh di dalam Konsulat.

Untuk mengungkap keberadaan Jamal Khashoggi, Turki terus melakukan investigasi. Pihak Turki kini fokus melakukan penyelidikan terhadap jam tangan pintar (smart watch) yang dikenakan Jamal ketika memasuki Konsulat Saudi. 

Diketahui bahwa jam tangan pintar yang dipakai Jamal terhubung dengan salah telepon genggamnya yang dibawa Hatice di depan Konsulat. Ketika hendak memasuki gedung Konsulat, Jamal tidak diperkenankan membawa telepon genggamnya karena prosedur peraturan. Kemudian ia menitipkannya ke Hatice. 

Seperti dilansir Reuters, Kamis (11/10), pihak Turki berharap, jam tangan pintar bisa memberikan petunjuk penting terkait keberadaan dan kondisi Jamal. Seorang pejabat Turki yang tidak dapat disebutkan namanya menyebut, jam tangan pintar yang terhubung dengan telepon genggam Jamal tersebut menjadi kunci dalam proses penyelidikan hilangnya Jamal. Sebelumnya Saudi mengatakan kalau kamera perekam tidak berfungsi pada saat Jamal masuk ke dalam.

Disebutkan bahwa jam tangan pintar bisa memberikan data tentang keberadaan dan detak jantung pemakai ke telepon genggam yang tersambung dengannya. Namun demikian, itu semua tergantung pada jenis jam tangan pintar dipakai dan kedekatan jam tangan pintar tersebut dengan telepon. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, dalam hal ini Turki tidak boleh diam. Mengapa? Karena baginya ini bukan lah peristiwa biasa. Dan ini terjadi di negara yang dipimpinnya.

“Kita tengah menyelidiki semua aspek peristiwa ini. Tidak mungkin bagi kita untuk tetap diam terhadap peristiwa seperti ini, karena ini bukan peristiwa yang biasa terjadi," kata Erdogan, dilansir Reuters, Kamis (11/10).

Kontra narasi

Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz, menilai, beberapa pernyataan yang dikeluarkan pihak Saudi tidak meyakinkan dirinya. Seperti Saudi mengemukakan kalau Jamal sudah keluar gedung Konsulat, namun mereka tidak mampu menghadirkan buktinya dari rekaman video.    

Hatice menyayangkan, pihak Saudi yang menyebut kalau kamera perekam di gedung Konsulat tidak berfungsi pada saat Jamal berada di dalam gedung. Dia menilai, penjelasan Saudi tidak konsisten dan tidak meyakinkan.

Tidak hanya itu, Hatice mengaku heran dengan kontra narasi yang berkembang terkait kasus Jamal Khashoggi. Misalnya narasi yang meragukan kalau Jamal Khashoggi benar-benar masuk gedung Konsulat Saudi di Istanbul. 

Hatice menuduh, kontra narasi dan fitnah yang dialamatkan kepada dirinya dilakukan oleh media-media yang didukung Kerajaan Saudi. 

“Hal ini tentu sangat menyedihkan. Respons seperti ini sendiri menunjukkan bahwa ada banyak kecurigaan soal kasus ini,” kata Hatice, kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (11/10). (Red: Muchlishon)