Donald Trump Akan Cabut Sanksi, Terbuka Peluang Pengembangan Ekonomi dan Investasi di Suriah
NU Online · Kamis, 15 Mei 2025 | 09:00 WIB

Presiden Suriah Ahmed Al-Shara, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dii Riyadh, Arab Saudi, Selasa (13/5/2025). (Foto: SANA)
Husnul Khotimah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan akan mencabut sanksi pada negara Suriah. Hal tersebut disampaikan dalam pidatonya saat berada di Forum Investasi Saudi-AS di Riyadh, pada Selasa (13/5/2025).
Trump mengatakan bahwa sanksi tersebut brutal dan dapat melumpuhkan Suriah. Ia juga menyampaikan bahwa sudah saatnya Suriah bangkit. "Saya akan memerintahkan pencabutan sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan tumbuh dan berkembang," ujarnya dari web Anadolu Agency yang dikutip oleh NU Online, Rabu (14/5/2025).Â
Trump mengaku bahwa ia membuat keputusan ini setelah mendiskusikannya dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Selanjutnya, Trump menyampaikan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, akan bertemu dengan mitranya dari Suriah di Turki.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Ekonomi Suriah, Nidal al-Shaar, menyampaikan penghargaan mendalam Damaskus atas dukungan signifikan Arab Saudi dalam upaya mencabut sanksi AS terhadap negaranya, sebagaimana dilansir melalui Al-Arabiya.net. Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut merupakan awal baru ekonomi Suriah.
"Pengumuman Trump dari Riyadh merupakan awal baru bagi ekonomi Suriah, dan langkah ini membuka pintu ke fase ekonomi yang menjanjikan yang akan meningkatkan peluang rekonstruksi dan menarik investasi," ungkapnya.Â
Sementara itu, pakar ekonomi dan akademisi Suriah, Ammar Youssef, mencatat bahwa pencabutan sanksi AS berarti membuka pintu bagi investor, terutama karena negara tersebut telah mengalami kerusakan parah dan kini menjadi lahan subur bagi berbagai proyek, seperti rekonstruksi dan investasi di sektor minyak, energi, pariwisata, dan pertanian.
"Ada kendala besar yang dihadapi ekonomi Suriah, tetapi pencabutan sanksi merupakan hal yang penting dan mutlak diperlukan. Hal ini akan membantu memulihkan apa yang hilang dari negara tersebut akibat perang melalui rekonstruksi dan pengembalian produksi lokal di berbagai sektor," ungkap Youssef.
Kabar pencabutan sanksi tersebut telah menyebar cepat di seluruh kota Suriah, rakyat Suriah lantas melakukan perayaan rakyat pada Selasa malam setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan niatnya untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan pada negara tersebut.
Dilansir dari kantor berita Suriah SANA, bahwa para pengusaha menantikan kebijakan tersebut guna dapat berbisnis dan investasi di Suriah. 'Ala' Umar al-Aliy, Kepala Persatuan Kamar Dagang Suriah, juga mengaku bersyukur karena kebijakan tersebut dapat mengembalikan para pebisnis Suriah untuk kembali ke negerinya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Suriah Ahmed Al-Shara pun bertemu di Riyadh dengan perantara Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua