Internasional

Dipaksa Mengungsi ke Selatan Gaza oleh Israel, Dokter RS Al-Shifa: Warga Palestina Dibiarkan Mati

Selasa, 14 November 2023 | 18:30 WIB

Dipaksa Mengungsi ke Selatan Gaza oleh Israel, Dokter RS Al-Shifa: Warga Palestina Dibiarkan Mati

Tentara Israel melancarkan serangan lain terhadap Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza pada Minggu sore, menyebabkan kerusakan signifikan pada unit perawatan intensif. (Foto: Anadolu Ajansi)

Jakarta, NU Online

Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, Palestina telah berada di bawah kepungan Israel sejak Kamis (9/11/2023). Para dokter dan tenaga kesehatan dari fasilitas tersebut harus berjuang merawat pasien dengan fasilitas yang mengkhawatirkan.


Ahli bedah RS Al-Shifa, Dokter Haya al-Sheikh Khalil adalah salah satunya. Ia telah berada di rumah sakit lebih dari sebulan lalu, sejak awal serangan Israel di Jalur Gaza hingga Jumat (10/11/2023). 


Terlepas dari risiko kematian, ia menyebut bahwa sejumlah besar dokter menolak untuk meninggalkan pasien terluka yang tidak dapat mengevakuasi rumah sakit karena kondisi kritis mereka.


"Saya tidak dapat memahami kekejaman yang dilakukan oleh pendudukan Israel di RS Al-Shifa, sebuah fasilitas yang menampung banyak orang yang terluka dan dokter sipil yang telah meninggalkan rumah dan keluarga mereka untuk memberikan perawatan," kata Khalil, dikutip NU Online dari Middle East Eye, Selasa (14/11/2023). 


"Sebagian besar kasus yang saya tangani adalah anak-anak, yang sekarang dibiarkan tanpa staf medis yang memadai, tidak ada alat medis, tidak ada listrik, dan tidak ada bahan bakar. Mereka benar-benar dibiarkan mati," imbuh Khalil.


Namun, setelah adanya ultimatum Israel untuk mengungsi pada Jumat (10/11/2023) lalu, ia bersama sejumlah dokter lainnya dan warga sipil terpaksa meninggalkan rumah sakit dan mengungsi ke wilayah Gaza selatan.


Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Munir al-Borsh, mengatakan bahwa sekitar 40 pasien yang terlantar di rumah sakit berusaha untuk pergi melalui gerbang utama, tetapi justru ditembaki oleh tank Israel telah mengepung wilayah tersebut.


Ia menyebut, jenazah pasien tersebut tidak dapat dievakuasi, karena ambulans dan staf, yang berjarak kurang dari 100 meter, tidak dapat mencapai mereka saat pasukan Israel menembak siapa pun yang bergerak.


Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam kekejaman yang terjadi di Gaza, Palestina. Ia menggambarkan kondisi mengerikan yang terjadi di pusat medis Palestina, khususnya di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza.


"WHO telah berhasil menghubungi profesional kesehatan di RS Al-Shifa. Situasi di RS Al-Shifa sangat mengerikan dan berbahaya," ungkap Tedros melalui akun X-nya @DrTedros, dikutip Selasa (14/11/2023).


Ia melaporkan bahwa sudah tiga hari rumah sakit terbesar di Gaza itu tanpa listrik, tanpa air, dan dengan keterbatasan internet.


Tedros menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak serangan dan pengeboman yang terus-menerus terjadi di daerah tersebut. Militer Israel bahkan terang-terangan menargetkan rumah sakit, fasilitas umum yang seharusnya menjadi tempat aman bagi para pasien dan pengungsi.


"Tragisnya, jumlah kematian pasien telah meningkat secara signifikan. Rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman, saat ini tidak berfungsi sebagai rumah sakit lagi," tuturnya.


Rumah sakit, sambungnya, kini tidak berfungsi sebagai layaknya rumah sakit lagi. Rumah sakit telah berubah menjadi tempat yang penuh dengan kematian, kehancuran, dan keputusasaan. Dia menekankan urgensi gencatan senjata dan menyerukan agar tindakan tersebut segera diambil.


"Dunia tidak bisa diam sementara rumah sakit diubah menjadi adegan kematian, kehancuran, dan keputusasaan. Gencatan senjata harus menjadi prioritas utama untuk menyelamatkan nyawa dan memastikan akses terhadap perawatan kesehatan yang mendesak," tambahnya.

 

Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU PBNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan via rekening BSI 7015 654 583 a/n PP LAZIS NU Non Zakat atau rekening BCA 0680 1926 77 a/n Yayasan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU. Bantuan juga dapat disalurkan melalui tautan https://nucare.id/program/pedulipalestina.