Seorang seniman ditanya temannya dengan penuh keheranan; “Kenapa seorang budayawan sepertimu masuk NU, organisasi yang konservatif, semantara sebagai budayawan kita ini butuh kebebasan mutlak?,”
“Wah itu tak perlu diceritakan sejarahnya panjang, lagian ini kan bukan soal pilihan tetapi soal kultur dan warisan”, jawabnya dengan tenang.
<>“Saya sekedar memperingatkan, apakah anda bisa menjadi seniman besar kalau semua eksperimen diharamkan;” tegasnya.
“Sebentar” sergahnya “walau ber NU saya tetap bebas bereksperimen, kalau mau tahu kenapa saya jatuh hati pada NU, karena pada saat itu NU itu lebih hebat dari Islam, lebih terkenal dan lebih dirasa kehadirannya, setiap ada orang kesusahan NU datang menolong, orang sakit diobati, orang kelaparan dikasih makan orang terlantar ditampung. Sementara Islam baru gugusan nilai. Melihat kenyataan itu sebagai orang Islam saya merasa wajib masuk NU karena dengan berNU keislaman saya lebih sempurna” jawabnya dengan yakin.
“Oh gitu! Hebat ya, kalau sekarang apa masih begitu ?“ tanyanya dengan hormat
“Sekarang sih enggak, tetapi prestasi itu perlu dibangkitkan lagi, karena itu saya tidak mau keluar dari NU”
“Ya baguslah kalau pendirianmu seperti itu. (kun)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
Terkini
Lihat Semua