Mahbib Khoiron
Penulis
Perjalanan haji Abdullah bin Mubarak ke Tanah Suci terhenti kala ia sampai di kota Kufah. Dia melihat seorang perempuan sedang mencabuti bulu itik dan Abdullah seperti tahu, itik itu adalah bangkai.
Â
"Ini bangkai atau hasil sembelihan yang halal?" tanya Abdullah memastikan.
Â
"Bangkai, dan aku akan memakannya bersama keluargaku."
Â
Ulama hadits yang zuhud ini heran, di negeri Kufah bangkai ternyata menjadi santapan keluarga. Ia pun mengingatkan perempuan tersebut bahwa tindakannya adalah haram. Si perempuan menjawab dengan pengusiran.
Â
Abdullah pun pergi tapi selalu datang lagi dengan nasihat serupa. Berkali-kali. Hingga suatu hari perempuan itu menjelaskan perihal keadaannya.
Â
"Aku memiliki beberapa anak. Selama tiga hari ini aku tak mendapatkan makanan untuk menghidupi mereka."
Â
Hati Abdullah bergetar. Segera ia pergi dan kembali lagi bersama keledainya dengan membawa makanan, pakaian, dan sejumlah bekal.
Â
"Ambilah keledai ini berikut barang-barang bawaannya. Semua untukmu."
Â
Tak terasa, musim haji berlalu dan Abdullah bin Mubarak masih berada di Kufah. Artinya, ia gagal menunaikan ibadah haji tahun itu. Dia pun memutuskan bermukim sementara di sana sampai para jamaah haji pulang ke negeri asal dan ikut bersama rombongan.
Â
Begitu tiba di kampung halaman, Abdullah disambut antusias masyarakat. Mereka beramai-ramai memberi ucapan selamat atas ibadah hajinya. Abdullah malu. Keadaan tak seperti yang disangkakan orang-orang. "Sungguh aku tidak menunaikan haji tahun ini," katanya meyakinkan para penyambutnya.
Â
Sementara itu, kawan-kawannya yang berhaji menyuguhkan cerita lain. "Subhanallah, bukankah kami menitipkan bekal kepadamu saat kami pergi kemudian mengambilnya lagi saat kau di Arafah?"
Â
Yang lain ikut menanggapi, "Bukankah kau yang memberi minum kami di suatu tempat sana?"
Â
"Bukankah kau yang membelikan sejumlah barang untukku," kata satunya lagi.
Â
Abdullah bin Mubarak semakin bingung. "Aku tak paham dengan apa yang kalian katakan. Aku tak melaksanakan haji tahun ini."
Â
Hingga malam harinya, dalam mimpi Abdullah mendengar suara, "Hai Abdullah, Allah telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu, menggantikanmu menunaikan ibadah haji." Demikian diceritakan kitab An-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi. (Mahbib Khoiron)
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025, Jamaah Mulai Berangkat 2 Mei
3
AS Kritik Aturan Sertifikasi Halal di Indonesia, Gus Yahya: Kami Punya Kepentingan Lindungi Masyarakat
4
Beasiswa Garuda Buka Kuliah Gratis di Luar Negeri Jenjang S1, Berikut Persyaratan dan Jadwalnya
5
Paus Fransiskus Meninggal Dunia dalam Usia 88 Tahun
6
Presiden Prabowo Dijadwalkan Lepas Pemberangkatan Jamaah Haji Gelombang Pertama
Terkini
Lihat Semua