Hikmah

Kisah Keajaiban Doa Sopir Antar-Jemput Sekolah

Kam, 6 Februari 2020 | 01:00 WIB

Kisah Keajaiban Doa Sopir Antar-Jemput Sekolah

(Ilustrasi: NU Online)

Kisah ini datang dari seorang ustadz dari biro umrah di Solo. Pernah ia didatangi salah satu jamaah masjid yang berprofesi sebagai sopir antar-jemput anak sekolah, sebut saja Pak B. B menceritakan bahwa selama ini ada program pemberangkatan umroh bagi jamaah masjid secara bergiliran. Setiap setahun sekali dilakukan undian siapa yang mendapatkan giliran berangkat umroh.

Ketika itu B berdoa, “Ya Allah semoga pada undian yang akan dilakukan ini Engkau berangkatkan Ibu X.” Ibu X adalah salah satu jamaah yang sering membantu bersih-bersih masjid. Seorang yang sudah tua dan tidak bersuami lagi. Menurut B, dia yang lebih pantas untuk segera mendapatkan giliran umroh terlebih dahulu.

Tiba saatnya hasil kotak amal dibuka, dan dilakukan undian, apa yang terjadi? Bukan Ibu X yang mendapatkan giliran umroh, tetapi justru nama B yang berhak mendapat giliran berangkat umroh tahun itu. B pun merasa bahwa doanya tidak dikabulkan oleh Allah. Padahal ia berharap Ibu X-lah yang lebih dulu berangkat.

Ketika semua jamaah dikumpulkan dan diumumkan bahwa jamaah masjid yang berhak berangkat umroh di tahun itu adalah Pak B, tiba-tiba ada seseorang berdiri dan mengajukan sebuah pernyataan. “Pak B biarlah saya yang membiayai umrohnya di tahun ini. Selanjutnya saya menawarkan kepada Pak B mau menunjuk siapa di antara jamaah yang bisa berangkat umroh bersama Pak B.” Demikian pernyataan salah satu jamaah yang berdiri tersebut.

Tanpa pikir panjang Pak B menunjuk Ibu X agar bisa bersama-sama menjalankan ibadah umroh di tahun tersebut. Subhanallah, begitu indahnya cara Allah menjawab doa-doa hamba-Nya. Demikianlah keajaiban mendoakan orang lain. Di samping Allah mengabulkan untuk yang didoakan, begitu juga untuk dirinya. Allah memberikan kebaikan kepada siapa saja sepadan dengan apa yang diberikan kepada orang lain. 
 
 
Kisah ini sesuai sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لِاَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ اِلَّا قَالَ المَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلِكَ رواه مسلم

"Tidaklah seorang Muslim mendoakan kepada saudaranya secara rahasia kecuali berkata kepadanya malaikat, dan bagimu kebaikan yang sama" (HR Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan:

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِاَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَاْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِاَخِيْهِ بِخَيْرٍ قَالَ اَلْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ اَمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِكَ رواه مسلم

"Doa seorang Muslim kepada saudaranya secara rahasia dikabulkan. Di atas kepalanya terdapat malaikat yang mengamini setiap doa kebaikan kepada saudaranya, ia juga berkata dan bagimu kebaikan yang sama" (HR Muslim).

Segala kebaikan untuk orang lain pada hakikatnya akan kembali pada diri sendiri juga. Begitu pun sebaliknya, keburukan yang diperbuat kepada orang lain pada saatnya akan kembali pada diri sendiri pula. Demikianlah kurang lebih pelajaran yang dapat dipetik dari kisah dan hadits tersebut.
 

Jaenuri, dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta