Ketika Sayyidina Umar Mencium Istrinya saat Berpuasa
NU Online · Senin, 10 Oktober 2016 | 05:00 WIB
Rasulullah kalem menanggapi Umar, beliau SAW balik bertanya, "Bagaimana pendapatmu jika kamu berpuasa kemudian berkumur-kumur?" Umar menjawab, "Seperti itu tidak mengapa." Kemudian Rasulullah bersabda, "Lalu apa masalahnya?" (HR Ahmad)
Saya terpesona membaca riwayat ini. Rasulullah menjawab dengan sekaligus mengajarkan logika. Mencium dianalogikan dengan kumur-kumur. Artinya, tidak sampai meminum air kan? Mencium tidak sama dengan menggauli isteri. Nabi bisa saja menjawab dengan mengatakan, "Tidak apa-apa" secara tegas. Tapi tidak! Kakek Hasan dan Husain ini memilih memberi jawaban dengan logika.
Kelak madzhab Umar yang sering bertumpu pada ra'yu (pertimbangan akal, red) mempengaruhi pandangan para ulama di Kufah (Iraq), termasuk Imam Abu Hanifah. Jadi, menggunakan ra'yu bukanlah sesuatu yang tercela. Bahkan Rasul sendiri yang mengajarkannya.
Kedudukan Umar di sisi Rasul memang istimewa. Dalam riwayat Bukhari-Muslim diceritakan mimpi Rasulullah sebagai berikut: "Ketika tidur, aku bermimpi bahwasanya aku diberi segelas susu. Setelah itu, aku pun langsung meminum sebagian susu tersebut, hingga aku merasakan kesegaran sampai ke ujung kuku. Kemudian aku berikan sisa susu tersebut kepada Umar bin Khattab." Para sahabat bertanya, "Ya Rasul, apa arti mimpi tersebut?" Rasulullah menjawab, "Ilmu".
Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School
Terpopuler
1
Paus Fransiskus, Ia yang Mengurai Simpul Kehidupan dan Menyembuhkan Luka-luka Dunia
2
Jadwal Pemberangkatan Jamaah Haji Embarkasi Surabaya 2025
3
Hilal Teramati, LF PBNU Umumkan Awal Dzulqa'dah 1446 H Jatuh Esok
4
Data Hilal Rukyatul Hilal Awal Dzulqa'dah 1446 H
5
209 Orang Calon Jamaah Haji Asal Bungo Mulai Masuk Asrama pada 20 Mei
6
LPBI PWNU Jateng Terjunkan Tim Bantu Korban Bencana Tanah Gerak di Brebes
Terkini
Lihat Semua