Gara-gara Burung dan Semut, Rasulullah Tegur Para Sahabat
NU Online · Ahad, 23 Oktober 2016 | 10:00 WIB
Rasulullah yang saat itu sedang membuang hajat tak tahu apa yang dilakukan para sahabatnya. Ketika kembali, beliau pun seperti terkejut lalu berseru, “Siapa yang mengusik burung ini dengan mengambil anaknya? Kembalikan anak burung itu kepada induknya!”
Belum lama Nabi berhenti menasihati, beliau melihat lagi peristiwa ganjil: sebuah sarang semut hangus terbakar.
“Siapa yang telah membakar sarang ini?”
“Kami,” aku para sahabat Nabi.
“Sungguh, tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Tuhan pencipta api,” sabda Rasulullah. Demikian cerita yang termaktub dalam hadits riwayat Abu Dawud.
Para sahabat memang bukan orang-orang yang maksum atau terbebas dari dosa. Tapi, dari kekeliruan merekalah Rasulullah memberikan sejumlah pelajaran kepada umatnya. Tingkah para sahabat yang mengganggu induk burung dan anak-anaknya, serta menghanguskan kerajaan semut membuat Rasululah merasa perlu untuk menegur.
Peringatan Rasulullah kepada para sahabatnya adalah bukti betapa Islam sangat menghargai binatang dan kehidupannya. Islam mengizinkan manusia membela diri tatkala diserang binatang yang mengancam keselamatan fisik dan jiwanya. Namun, Islam melarang pemeluknya untuk berbuat semena-mena, baik untuk melampiaskan amarah ataupun keisengan belaka.
Binatang, sebagaimana manusia, adalah makhluk Allah rabbul ‘âlamîn. Bahkan, binatang-binatang dianugerahi kemampuan untuk bertasbih—dengan caranya sendiri. “Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Ash-Shaffat: 1). Jika terhadap binatang saja manusia dilarang keras berlaku lalim, apalagi terhadap sesama manusia? (Mahbib)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua