Cerdasnya Abu Yazid al-Busthami saat Masih Kanak-kanak
NU Online · Selasa, 14 Februari 2017 | 05:30 WIB
“Siapakah yang Allah perintah untuk sembahyang malam?” tanya Tayfur.
“Wahai anakku, itu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Dengan lugu, si bocah kecil itu bertanya, “Kenapa Ayah tidak shalat malam sebagaimana Nabi Muhammad?”
“Perintah itu merupakan cara Allah memuliakan Nabi Muhammad,” jawab sang ayah.
Abu Yazid kecil meneruskan membaca surat tersebut. Hingga sampai pada kalimat wa thâifatum minal ladzîna ma‘aka (dan orang-orang yang bersamamu) yang tercantum dalam ayat terakhir, ia bertanya kembali. “Siapa ‘orang-orang’ yang bersama Nabi itu?”
“Para sahabat Nabi Muhammad.” Ayat itu menunjukkan bahwa selain Rasulullah, shalat malam juga dilakukan para sahabat beliau.
Pertanyaan penasaran pun kembali meluncur, “Kenapa Ayah tak shalat malam sebagaimana mereka lakukan?”
“Allah memberi kekuatan kepada mereka untuk menunaikan ibadah itu,” sahut sang ayah.
“Wahai ayahku, tak ada kebaikan selain meneladani Nabi Muhammad dan para sahabatnya,” kata Tayfur.
Setelah mendengar “nasihat” dari anaknya itu, ia lantas menunaikan shalat malam.
“Wahai ayah, ajarkan aku shalat malam,” pinta Tayfur.
“Anakku, kamu masih kecil!” kata sang ayah yang tak ingin anaknya repot-repot begadang tengah malam.
Bukannya surut, Abu Yazid kecil malah menunjukkan tanda-tanda kecerdasannya. “Baiklah, jika kelak Allah mengumpulkan makhluk-makhluknya di hari kiamat lalu memerintahkan para ahli surga untuk masuk surga, aku akan katakan bahwa aku pernah hendak shalat malam tapi ayahku melarangnya.”
“Baiklah, berdiri dan shalat malamlah!”
Demikian diceritakan dalam kitab Kifâyatul Atqiyâ’ wa Minhâjul Ashfiyâ’ karya Sayyid Bakri al-Makki. Abu Yazid al-Busthami beberapa puluh tahun kemudian menjadi orang yang sangat zahid dan dihormati banyak ulama di zamannya. Ia mendapat julukan sebagai sulthânul 'ârifîn yang berarti rajanya orang-orang yang 'ârif. Wallâhu a‘lam bish shawâb. (Mahbib)
(Baca juga: Ketika Abu Yazid al-Busthami Tak Merasakan Manisnya Ibadah)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua