Catatan Pendirian Cabang-Cabang Baru IPNU di Era 1960-an
NU Online · Ahad, 23 Februari 2020 | 12:00 WIB
Ajie Najmuddin
Kontributor
Kemudian, yang tidak kalah pentingnya, berupa update informasi peraturan organisasi yang tentu sangat dibutuhkan bagi para kader, baik di tingkat pusat maupun di daerah-daerah yang kala itu tengah bersemangat untuk menggiatkan cabang yang baru terbentuk, seperti yang diharapkan dalam tulisan di majalah tersebut:
Dari majalah ini pula, penulis dapat mengetahui secara sekilas, sejarah perjalanan cabang-cabang IPNU di berbagai daerah di Indonesia. Caswiyono Rusdie dkk dalam buku KH Moh Tolchah Mansoer, Biografi Profesor NU yang Terlupakan (Pustaka Pesantren, 2009) mencatat kemunculan cabang-cabang baru IPNU, tak lepas dari peran serta Tolchah Mansoer, sang ketua pimpinan pusat IPNU pertama, dalam melakukan konsolidasi dengan berkeliling ke banyak daerah.
Sejak IPNU didirikan pada tahun 1954, hingga dua tahun pertama, Tolchah mengkonsentrasikan programnya untuk konsolidasi dan penguatan kelembagaan internal, yang hasilnya kemudian kurang lebih 100 cabang berhasil didirikan.
Bermula dari tiga daerah (Solo/Surakarta, Semarang, Yogyakarta) yang menjadi pemrakarsa lahirnya organisasi pelajar, hingga akhirnya dalam kurun dua tahun, ratusan cabang dan beberapa wilayah baru berhasil didirikan.
2. Margoyoso
3. Surakarta
4. Pekalongan
5. Pamekasan
6. Menes Banten
7. Lamongan
8. Krapyak
9. Purbalingga
10. Madiun
11. Kota Bandung
12. Yogyakarta
13. Peterongan
14. Tulungagung
15. Kendal
16. Sampang
17. Kutaradja dan lain-lain
Sedangkan tiga cabang lainnya yang masih dipersiapkan yakni: Bukittinggi, Kabupaten Agam/Bukittinggi, dan Blambangan (Banyuwangi). Besar kemungkinan ketiga cabang persiapan tersebut, baru akan disahkan pada Kongres IPNU berikutnya di Purwokerto pada tahun 1963.
Di dalam majalah Risalah Organisasi IPNU ini, sebetulnya juga diterangkan secara lengkap mengenai nama-nama pengurus beserta alamat kesekretariatan/kantor di beberapa cabang, yang akan dipaparkan pada tulisan berikutnya. Nama-nama ini kiranya akan dapat semakin melengkapi kepingan puzzle informasi sejarah organisasi pelajar NU di daerah tersebut.
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua