Opini

Tiga Persiapan Menemui Ramadhan

Sen, 12 April 2021 | 03:00 WIB

Tiga Persiapan Menemui Ramadhan

Ilustrasi bulan suci ramadhan. (Foto: NU Online)

Sya'ban di tahun 1442 H tak lama lagi berakhir. Ramadhan 1442 H pun sebentar lagi tiba. Dalam rangka menjumpainya, perlu persiapan yang cukup matang agar ibadah di bulan suci ini dapat berjalan secara maksimal.


Sebagaimana diketahui, puasa sebulan penuh menjadi satu kewajiban dalam Ramadhan. Dalam menjalaninya, kita harus mengetahui berbagai hal yang disyaratkan sebelum dan dalam pelaksanaannya.


Dari hal itu, langkah pertama mempersiapkan diri menemui Ramadhan adalah memperbaharui pengetahuan tentang puasa, meliputi kewajiban, kesunahan, kemakruhan, hingga larangan saat menjalaninya.


Kewajiban dan larangan penting diketahui mengingat erat kaitannya dengan sah tidaknya puasa yang dijalani. Satu kewajiban tidak dilaksanakan atau satu keharaman dilakukan dapat berdampak fatal, yakni puasa tidak sah dan harus diulang di hari lain di luar Ramadhan. Lebih dari itu, dalam kondisi tertentu juga harus membayar fidyah hingga kafarat. Tak pelak, soal hal-hal yang wajib dilakukan dan ditinggalkan saat puasa Ramadhan ini mutlak diketahui Muslim.


Berbagai kesunnahan dalam menjalaninya juga penting dipahami guna menambah pundi-pundi amal. Meskipun boleh saja hal tersebut tidak dilakukan, tetapi sungguh sangat disayangkan jika ditinggalkan begitu saja mengingat pahalanya dapat berlipat.


Misalnya, melaksanakan shalat tarawih yang hanya ada pada bulan Ramadhan, meningkatkan pembacaan Al-Qur'an, memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Ibadah-ibadah itu tentu sangat disayangkan jika tidak dilakukan.


Pun pengetahuan soal kemakruhan dalam menjalani puasa Ramadhan juga tidak kalah penting. Pasalnya, jika hal itu dilakukan akan mengurangi nilai puasa kita hingga hanya lapar dan dahaga saja yang diperolehnya.


Selain memperkuat pengetahuan perihal puasa, hal lain yang perlu disiapkan adalah meningkatkan daya spiritualitas (ruhaniyah). Penyakit-penyakit hati dan segala laku negatif harus banyak diperhatikan untuk sedikit demi sedikit dikurangi.


Langkah tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjaga diri agar puasa yang dijalani tidak sia-sia. Sebab, meskipun penyakit hati itu tidak membatalkan puasa secara syariat, akan tetapi dapat menggugurkan pahala puasa secara hakikat. Pasalnya, hal tersebut menunjukkan bahwa sejatinya manusia itu belum dapat menaklukkan nafsunya.


Fisik jasmani juga perlu dipersiapkan dalam menemui Ramadhan. Hal ini dilakukan dengan memperbaiki pola istirahat dan aktivitas. Sebab, stamina yang prima perlu dijaga selama menjalani ibadah puasa. Alih-alih sehat, kondisi fisik yang tak terjaga malah dapat membuat ibadah yang istimewa ini menjadi tidak lancar.


Syakir NF, alumnus Buntet Pesantren Cirebon