Doa

Doa Menjaga Lisan

Sen, 5 November 2018 | 11:30 WIB

Menjaga lisan merupakan kewajban yang mesti dipelihara oleh seorang mukmin. Ia merupakan wasilah yang menyampaikan apa yang ada dalam hati kita. Jika lisan ini tidak dijaga, maka bisa jadi akan banyak orang yang tersakiti karena ucapan kita.

Imam al-Muhâsibi dalam kitabnya Risâlah al-Mustarsyidîn menjelaskan tentang apa yang wajib lisan jalankan:

وَفَرْضُ اللِّسَانِ الصِّدْقُ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَكَفِّ الْأَذَى فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ وَتَرْكُ التَّزَيُّدِ بِالْخَيْرِ وَالشَّرِّ 

“Dan kewajiban lisan yaitu jujur dalam keadaan senang maupun marah, menahan dari menyakiti dalam keadaan sendirian maupun ramai, dan meninggalkan berlebihan dalam perkataan baik maupun buruk.” (al-Hârits al-Muhasiby, Risâlah al-Mustarsyidîn, Dar el-Salam, halaman 116)

Membaca penjelasan Imam al-Muhasibi, banyak dari kita yang masih jauh dari ketentuan-ketentuan di atas. Oleh karena itu, seraya memperbaiki diri, kita mesti melatih untuk menjaga lisan kita. 

Setelah berusaha dan berikhtiar, jangan lupa untuk meminta pada Sang Khaliq agar memberikan kita hidayah dan kekuatan untuk menjaga lisan. Sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam komentar kitab Risâlah al-Mustarsyidîn:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَمْتِي فِكْراً وَنُطْقِي ذِكْراً

Allâhumma-j‘al shamtî fikran wa nuthqî dzikran

“Wahai Allah, jadikanlah diamku berpikir, dan bicaraku berdzikir.”

Semoga dengan doa ini kita terjaga dari keburukan lisan kita dan semakin dekat dengan Allah ﷻ dengan wasilah ucapan-ucapan baik yang kita lontarkan kepada seluruh manusia di muka bumi. Amiin…

(Amien Nurhakim)