Daerah

Yayasan Bintang Sembilan Terima Hibah Kelola STAI Brebes

Jum, 31 Juli 2020 | 12:00 WIB

Yayasan Bintang Sembilan Terima Hibah Kelola STAI Brebes

Pengelola Yayasan Islamic Center Brebes serahkan pengelolaan Kampus STAI ke Yayasan Bintang Sembilan (Foto: NU Online/Wasdiun)

Brebes, NU Online
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes kini telah berpindah tangan pengelolaannya dari Yayasan Islamic Center (YIC) Brebes ke Yayasan Bintang Sembilan (YBS) Brebes. 

 

Serah terima ditandai dengan penandatangan berita acara di hadapan Notaris Filda Vitalia saat tumpengan di rumah Pembina Yayasan Bintang Sembilan H Kholid, Desa Pesantunan, Wanasari, Brebes, Senin (27/7) lalu. 

 

Ketua YIC Djoko Gunawan menjelaskan, serah terima ini sebagai tindak lanjut dari persetujuan bersama pada rapat lengkap dengan pembina dan seluruh pengurus Yayasan Islamic Centre. Dalam rapat tersebut, telah disepakati hijrahnya STAI Brebes dari YIC ke YBS. 

 

“Selaku Ketua Yayasan Islamic Centre sebenarnya saya nggondeli, namun dengan berbagai pertimbangan melihat situasi dan kondisi dan demi kemajuan STAI ke depan, maka kita semua sepakat untuk melepas STAI hijrah ke Yayasan Bintang Sembilan,” ujar Djoko.

 

Djoko yakin, Insyaallah setelah dikelola Yayasan Bintang Sembilan, STAI akan lebih maju dan menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Brebes. 

 

Perjalanan waktu selama lima belas tahun STAI dikelola YIC lanjutnya, masih ada beberapa persoalan tentang serah terima asset. Antara lain masih menyisakan persoalan terhadap bangunan yang dulu sejarahnnya adalah bersumber dari iuran mahasiswa dan juga kompensasi kepindahan ke tempat baru. 

 

“Mohon dukungan dan doa restu agar penyelesaian di kemudian hari tidak ada masalah,” harap Djoko yang juga Sekda Brebes. 

 

Secara kelembagaan lanjut Djoko, pengelolaan Islamic Centre sedang digodok berupa Lembaga Pengelola Islamic Centre dan juga akan dibuatkan Peraturan Bupati untuk menindaklanjuti langkah-langkah tersebut.

 

Syukuran atas proses serah terima pengelolaan STAI Brebes dari YIC ke Yayasan Bintang Sembilan (Foto: Wasdiun)

 

Ketua Yayasan Bintang Sembilan H Edy Setyawan menerangkan, berdirinya YBS tidak lepas dari dukungan para kiai terutama KH Subkhan Ma’mun. Untuk itu, pihaknya mohon doa restu agar YBS bisa kuat menerima amanat dan bisa berjuang di lini pendidikan, berupa STAI. 

 

"Yakni dalam ikhtiar meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di wilayah Kabupaten Brebes dan sekitarnya," ujarnya. 

 

YBS kata Edy Setyawan, telah mendapatkan aset wakaf seluas 4.557 meter persegi dari keluarga H Kholid Pesantunan. Ketika itu yayasan belum berdiri tapi sudah menerima wakaf, berkahnya para kiai serta doa dari para pengurus yayasan Islamic Centre. 

 

“Alhamdulillah ada seorang aghniya yang bernama H Kholid sekeluarga menyerahkan aset tanah seluas 4.557 meter persegi, tentunya menjadi amanat berat bagi kami,” ungkap Edy. 

 

Pembina Yayasan Islamic Center Brebes KH Subkhan Makmun kepada NU Online,Kamis (30/7) mengatakan, hijrah bila diartikan secara lughotan maka pindah dari tempat ke tempat. Tapi kalau hijrah secara istilah, maka diartikan meninggalkan maksiat pindah ke taat. 

 

"Dalam hal serah terima STAI, maka harus diartikan secara lughotan yakni hijrahnya dari kebaikan menuju kebaikan dari satu tempat ke tempat yang lain. 

 

Pengasuh Pesantren Assalafiyah I dan II Brebes itu menilai kepindahan pengelolaan STAI demi kebaikan STAI sendiri. Karena kalau masih tetap di pegang Yayasan Islamic Center banyak yang kurang setuju. Agar tidak ada yang iri, maka STAI harus dipindahtangankan ke Yayasan yang bukan milik pemerintah.

 

“Saya langsung menyetujui ketika pengurus YIC berkonsultasi mengenai serah terima STAI,” ujar Kiai Subhan yang juga Rais Syuriyah PBNU.

 

Tetapi kata Kiai Subkhan, bukan berati YIC lepas tidak punya hak untuk memberi harapan atau memberikan pengawasan kepada STAI setelah di pegang YBS. Sebab walau bagaimanapun cikal bakalnya STAI itu dari Islamic Center. 

 

“Intinya, kita harus menyampaikan khikmah melayani masyarakat untuk mendatangkan keberkahan. STAI telah menjadi ladang berkah bila para dosen dan civitas akademika STAI mengabdikan diri, jangan niat ngasab,” ajak Kiai.

 

Dia berseloroh, kalau niatnya ngasab ya berdagang atau tanam bawang seperti Haji Kholid. Tetapi kalau di STAI mau dapat apa wong ngajar per jam mata kuliahnya sudah dapat dihitung. Niatilah berkhidmat kepada masyarakat untuk mendorong kecerdasan bangsa. 

 

“Kalau kita punya ilmu, harus kita berikan kepada orang lain agar terus sambung menyambung nilai manfaat dari ilmu tersebut,” pungkasnya. 

 

Kontributor: Wasdiun
Editor: Abdul Muiz