Daerah

Wakil Rektor III Undip, Budi Setyono Pimpin ISNU Jateng

NU Online  ·  Ahad, 15 April 2018 | 11:30 WIB

Semarang, NU Online
Wakil Rektor III Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Budi Setyono terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jawa Tengah masa khidmah 2018-2023 menggantikan HA Kholiq Arif yang berakhir masa khidmahnya. 

Pakar politik Undip yang muncul sebagai calon tunggal di arena Konferwil ISNU Jateng ini langsung ditetapkan sebagai ketua terpilih secara aklamasi atau tanpa melalui proses pemilihan dalam permusyawaratan yang berlangsung di Aula Fakulltas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (FK Unwahas) Semarang, Sabtu (14/4).

Agenda pemilihan pengurus dipimpin Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat ISNU, Cholid Saerozi setelah tata tertib konferwil disahkan, Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PW ISNU Jateng masa khidmah 2013-2018 diterima dan hasil sidang komisi-komisi disahkan dalam sidang pleno komisi.

Sebelum ditetapkan sebagai nahkoda baru PW ISNU Jateng Budi diminta kesediannya untuk dipilih dan menyampaikan kesiapannya memimpin organisasi yang menghimpun para sarjana di lingkungan jam'iyyah NU Jateng.

Mantan Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia ini di hadapan peserta konferwil ISNU Jateng mengatakan sebagai kader NU yang berkarir di dunia perguruan tinggi merasa cukup memiliki kawan yang dapat dimobilisir untuk membesarkan dan meningkatkan peran para sarjana NU yang kini mulai tumbuh subur tiap tahunnya.

“Setiap tahun puluhan ribu anak-anak NU di Jateng melanjutkan kuliah di berbagai perguruan tinggi diJateng maupun di luar Jateng, bahkan ada yang ke luar negeri. Demikian juga disiplin ilmu yang ditekuninya sangat beragam, tidak hanya ilmu-ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu di perguruan tinggi negeri umum,” ujar Budi.

Setiap tahun lanjutnya, anak-anak NU juga banyak yang berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi dan diwisuda sebagai sarjana strata satu, dua atau tiga bahkan satu demi satu para ilmuwan NU di berbagai perguruan tinggi mencapai gelar guru besar atau profesor di berbagai bidang keilmuan.

"Ini potensi besar yang dapat dijadikan modal bagi NU dalam meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada bangsa dan negara, atau setidaknya dapat menopang dan mendorong jam'iyyah NU dalam menjalankan program-programnya," ujar Budi ketua terpilih.

Menurutnya, besarnya sumber daya manusia (SDM) NU yang berlatar belakang sarjana ini akan lebih bermakna kalau dimaksimalkan potensinya. (Red: Muiz)