Daerah

Vakum 4 Tahun, KMNU IPB Adakan IPB Bersholawat

Sen, 30 Mei 2016 | 07:37 WIB

Bogor, NU Online
Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga Ahad (29/5) pagi tampak berbeda. Ratusan jama’ah dari majelis ta’lim se-Bogor tampak memenuhi ruangan. Pasalnya, hari ini merupakan hari terselenggaranya acara IPB Bersholawat, sebuah acara yang bertujuan menggemakan shalawat di kampus pertanian terbaik se-Indonesia ini.

Acara yang bertema Gemakan Sholawat, Temukan Kembali Jati Diri Umat untuk NKRI yang Bermartababat ini juga dihelat dalam rangka peringatan harlah ke-9 KMNU IPB yang jatuh pada 26 Mei lalu. Acara dimulai pada pukul delapan pagi dengan penampilan hadrah KMNU IPB sebagai pembukanya.

Dalam sambutannya, ketua pelaksana IPB Bersholawat, ketua KMNU IPB, Pembina KMNU IPB, dan Presidium Nasional I KMNU Pusat sama-sama menyatakan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara shalawatan terbesar di kampus IPB ini. Mereka berharap acara ini dapat menarik lebih banyak lagi mahasiswa dan masyarakat yang rindu akan Rasulullah SAW.  

Hadir sebagai penyampai mauidhah hasanah, KH Choirul Anshori dari Yayasan Syahamah (Syabab Ahlussunnah wal Jama’ah) dan Syaikh Dr Muhammad Darwis asal Suriah yang merupakan dosen di Ma’had Aly Littafaqquh Fiddin Imam Syafi'i, Cianjur. Dalam ceramah Kiai Anshori menyampaikan bahwa pembacaan maulid adalah hal yang disukai Rasulullah SAW. Hal ini terbukti ketika Imam Al-Bushiri sakit keras karena terlalu rindunya terhadap Rasulullah, dalam suatu malam ia didatangi Rasulullah SAW dalam mimpinya. Rasulullah meminta Imam Al-Bushiri menulis maulid yang kemudian dikenal dengan Maulid Burdah. Setelah itu, Rasulullah mengusap Imam Al-Bushiri dan ketika terbangun dari tidurnya, Imam AL-Bushiri telah sembuh dari sakitnya.

Kiai Anshori menambahkan walau pembacaan maulid adalah bid’ah (perkara yang baru ada setelah Nabi wafat-red), namun hal ini termasuk bid’ah hasanah atau bid’ah yang baik. Kiai yang berasal dari Malang ini juga mengingatkan umat Islam akan bahaya bid’ah dhalalah (bid’ah yang buruk) seperti gerakan LGBT dan kampanye-kampanye menyesatkan lainnya. 

Mauidhoh hasanah kedua disampaikan oleh Syaikh Dr Muhammad Darwis dalam bahasa Arab dengan Ustadz Adhli Al-Karni sebagai penerjemahnya. Dalam ceramahnya, Syaikh Muhammad Darwis menerangkan tentang keutamaan shalawat dan kemuliaan Baginda Nabi SAW. Kisah yang menyentuh hati juga ia sampaikan, salah satunya kisah tentang Ummu Sulaim yang mengumpulkan tetesan keringat Rasulullah dalam sebuah botol saat Rasulullah tertidur. 

Pelantunan shalawat yang merupakan acara inti dari IPB Bersholawat ini dipimpin oleh Habib Mahdi bin Hamzah Assegaf beserta jama’ahnya yang tergabung dalam Majelis Syababul Kheir Bogor. 

“Sudah saatnya kaum Ahlussunnah wal Jama’ah menunjukkan identitasnya sebagai kaum Ahlussunnah wal Jama’ah, yaitu dengan bershalawat,” tegas Habib Mahdi di sela-sela pelantunan shalawat. Ke depan, acara yang diramaikan dengan hastag #IPBersholawat ini diharapkan dapat menjadi pemicu akan lahirnya lebih banyak majelis shalawat di kampus selanjutnya. (Kholilah DI/Mukafi Niam)