Daerah

Usai Menang Soal Tambang, Warga Silo Diharap Bersatu

NU Online  ·  Rabu, 9 Januari 2019 | 14:00 WIB

Usai Menang Soal Tambang, Warga Silo Diharap Bersatu

Wakil Rais PCNU Jembet, KIai Imam Habibul Haromain (nomor 3 dari kiri) ikut hadir di sidang Nonlitigasi

Jember, NU Online
Perjuangan  tak kenal lelah warga Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur untuk menolak tambang emas, akhirnya terbayar setelah sidang Nonlitigasi di kantor Kemenhum HAM di Jakarta, Rabu (9/1) merekomendasikan agar izin penambangan Blok Silo dicabut.  

Kabar gembira tersebut bagaikan angin semilir yang berhembus menyejukkan warga Silo dan para aktifis penolak tambang. Sebab selama sekian tahun, kabar eksploitasi tambang emas Blok Silo selalu timbul tenggelam, dan sempat menimbulkan pro kontra di kalangan warga Silo. Bahkan terakhir, rencana  eksploitasi itu semakin nyata menyusul terbitnya Keputusan Menteri Energi Sumberdaya  Mineral (ESDM) Nomor 180/30/MEM/2018, yang membolehkan Blok Silo ditambang.

Namun dengan putusan sidang Nonlitigasi itu, kandas sudah harapan investor untuk mengeksploitasi tambang emas di ujung timur wilayah Kabupaten Jember itu.

Tak kurang dari Katib Syuriyah PCNU Jember, MN Harisudin turut merasa gembira atas putusan sidang Nonlitigasi tersebut. Apalagi PCNU Jember juga maksimal memberikan pendampingan penolakan tambang emas Blok Silo.

Menurutnya, saat ini  warga Silo  tak  perlu waswas atau disibukkan dengan urusan tambang lagi. Ia berharap, kedepan warga Silo tinggal fokus membangun daerahnya dengan potensi yang ada.

“Yang juga penting adalah menjalin  kebersamaan dan kerukunan sesama warga Silo. Kalau selama ini mungkin sudah terjadi friksi, maka kini saatnya warga Silo bersatu,” harapnya kepada NU Online di kantor PCNU Jember.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Barikade Gus Dur Kabupaten Jember, H Abdul Hadi berharap agar warga Silo melupakan pro-konta yang pernah terjadi diantara mereka gara-gara tambang emas. Rektor Universitas Islam Jember (UIJ) itu berharap  agar warga Silo mengawal daerahnya agar tetap steril dari tambang emas.

“Jadi yang menentukan nasib warga Silo adalah mereka sendiri,” ujarnya (Red: Aryudi AR)